Amora Jane,,,, adalah gadis berusia 19 tahun yang rela menikah kontrak dengan pria yang koma yang berusia 24 tahun.
Amora terpaksa meninggalkan bayinya karena itu salah satu syarat dari pernikahan kontrak mereka.
Beberapa tahun berlalu, akankah Amora bertemu kembali dengan bayinya,,,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adirbas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Interogasi keluarga
Setelah pesta pernikahan selesai di adakan. Charlie dan Shofia langsung berangkat berbulan madu ke Swiss. Sedangkan Alex kembali ke rumah tepat pada jam 08:00 pagi. Dia lagi-lagi di tinggal oleh Amora di kamar hotel.
"Selamat datang tuan Alexander Lemos, kau dari mana saja,,,?" tanya Maria saat melihat putranya itu baru pulang.
"Ada apa mom,,," jawab Alex sambil membaringkan tubuhnya di atas sofa.
"Kau dari mana saja,,,?" tanya Maria sekali lagi.
"Aku memiliki beberapa urusan,,," jawab Alex.
"Urusan apa,,,?" tanya Maria.
"Mom,,,,tolonglah,,,," rengek Alex yang mulai merasa bosan.
"Selamat pagi semuanya,,," sapa Bella sambil melambaikan tangannya kepada beberapa orang yang di ruang tamu.
"Kenapa pakaianmu seperti itu. Apa kau tidak bekerja hari ini dokter Bella,,,?" tanya nenek Lean.
"Tidak,,, aku akan memasak beberapa hidangan untuk kita semua,,," jawab Bella.
"Tapi, kenapa pakaian mu sedikit terbuka begitu,,,?" tanya Robert karena dia risih melihat wanita-wanita di depannya memakai pakaian yang memperlihatkan banyak lekuk tubuh mereka.
"Kenapa,,,?" kesal Bella.
"Aku tidak senang melihatnya,,," ketus Robert.
"Bibi Bella, cepat masak untuk ku,,," pinta Alana sambil tangan menarik-narik baju Bella.
"Baiklah-baiklah bibi Bella masak dulu ya,,," jawabnya sambil mengelus pipi Alana.
"Kembali ke kamu Alex, kau belum menjawab pertanyaan Mommy,,,," kesal Maria.
"Aku menghabiskan malam dengan seorang wanita semalam,,,," jawab Alex membuat semua orang sangat terkejut.
"Kau sedang apa,,,?" tanya Robert.
"Aku sedang menghabiskan waktu bersama seorang wanita semalam,,," jawab Alex sekali lagi membuat beberapa orang senang dan beberapa merasa kesal.
"Apa dia cantik,,,?" tanya Robert.
"Sangat cantik,,," jawab Alex dengan tangannya berada di atas keningnya yang dirinya masih berbaring di sofa.
"Apa dia hebat,,,?" tanya Marsya.
"Yang dimata ku dia sangat hebat,,," jawab Alex dengan sedikit tersenyum.
"Apa dia wanita baik-baik,,,?" tanya Wiliam.
"Tidak biasanya kau tertarik dengan urusan ku,,," celetuk Alex saat William juga ikut-ikutan. Alex segera duduk dan melihat ke arah mereka semua satu persatu.
"Jadi, apa dia baik,,,?" tanya Wiliam sekali lagi.
"Dia baik,,,," jawab Alex.
"Dia bukan wanita malam kan,,,?" tanya kakak tertuanya Alex.
"Bukan,,," jawab Alex.
"Dia bukan istri orang lain,,,?" tanya kakak kedua Alex.
"Sudah aku bilang dia wanita baik-baik, kenapa kalian malah menanyakan banyak hal,,,," kesal Alex sambil menatap serius ke arah semua anggota keluarganya.
"Kami penasaran karena kau belum pernah mendekati satu wanita manapun. Bahkan saat kami memberikan obat perangsang, entah bagaimana kau selalu bisa menetralkannya,,,," kesal Robert.
"Karena aku bermain sendiri sambil membayangkan wajah wanita ku itu,,," senyum Alex yang membayangkan wajah Amora.
"Siapa dia,,,?" tanya nenek Lemos.
"Itu,,,?" ucap Alex bingung mau menjelaskan bagaimana.
Alex sama sekali tidak menjawab sepatah katapun. Dia hanya berjalan ke kamarnya karena dia pusing meladeni mereka semua.
°°°°°°°°°°°°°°°°
Sedangkan Amora, dia pergi meninggalkan Alex yang masih tertidur pada jam 04:20. Amora kembali ke kamar hotel yang telah di kirim Diana melalui jam tangan miliknya yang dikhususkan hanya untuk berhubungan dengan semua anggota keluarga mereka. Jadi, tak masalah bila mereka meninggalkan ponsel.
Amora sengaja cepat pergi karena kebiasaan kedua putra kecilnya itu bangun tepat pada jam 05:00. Mereka akan mencari Amora dan tertidur kembali sambil memeluknya.
Jadi, selama dua tahun lebih yang lalu, Amora selalu tidur di tengah-tengah sambil memeluk kiri dan kanan anak-anaknya.
Pernah dua hari Amora tak ada di samping anak-anaknya saat mereka bangun jam lima, kedua jagoan itu menangis hingga demam tinggi.
Jadi, sejak saat itu Amora tak pernah lagi meninggalkan mereka pada jam lima pagi.
Cklek,,,,
Amora membuka kamar hotel, dia masuk tanpa menghidupkan lampu kamar hotel yang sebagian di matikan oleh Diana.
"Eh,,,,, pantas saja Diana tak menelepon ku karena kewalahan. Ternyata karena ada Emy di sini,,," gumam Amora sambil menyelimuti tubuh Emy dengan selimut.
"Kau sibuk dengan apa, hingga tidur di lantai,,,?" gumam Amora ketika dia melihat Diana tertidur di lantai dengan beberapa berkas yang berserakan.
Hap,,,,,,
"Kakak,,,," ucap Diana saat tangannya menghadang tangan Amora yang mengangkat kepala Diana untuk memberikan bantal padanya.
"Bangunlah, tidurlah di kasur. Bagaimana jika Emy melihat semua berkas mu ini,,," celetuk lembut Amora sambil menarik adiknya itu agar duduk. Lalu, Amora menumpuk semua berkas yang berserakan itu.
"Aku ngantuk kak,,," rengek Diana sambil menyandar tidur di punggung Amora yang sibuk mengumpulkan berkas
"Kakak tahu, jadi tidurlah di samping Emy,,," pinta Amora sambil membantu adiknya itu bangun.
Amora menuntun Diana berjalan ke kasur. Amora mendudukkan adiknya pelan-pelan di kasur agar tak membangunkan Emy. Lalu, dia menidurkan kepalanya ke bantal, dan juga menaikkan kedua kaki Diana ke kasur.
Diana pasrah saja saat kakaknya itu melakukan itu. Karena selama ini memang hal itu yang sering di lakukan Amora untuk dia dan juga yang lainnya.
"Engggggg,,,,," kompak celoteh kedua bayi laki-laki itu sambil menggerak kan badan mereka.
"Cup,,,,cup,,,cup,,, mommy disini sayang,,,," ucap Amora menenangkan kedua jagoan kecilnya itu.
Pertama dia mengambil Alan dari tengah-tengah kasur agar Amora letakkan di samping Diana di samping kasur. Lalu, Amora memindahkan Alden langsung ke gendongannya. Setelah itu Amora juga menggendong Alan di dalam dekapannya.
Mereka kembali tenang saat mereka melihat Amora saat mereka membuka mata. Lalu, keduanya kembali memejamkan mata.
"Sekarang sudah Aman,,," batin Amora setelah menyembunyikan berkas-berkas yang di kerjakan oleh Diana.
Amora berjalan ke arah Sofa setelah dia mendorong pelan-pelan berkas yang di tumpuknya itu ke bawah kasur agar tak menimbulkan suara yang keras.
"Kalian benar-benar mirip dengan ayah kalian. Sebaiknya mommy juga tidur,,,,," gumam Amora sambil mencium kening Alan dan Alden.
Amora juga memejamkan matanya sambil duduk di atas sofa dengan dua putranya yang berada di dekapannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...