NovelToon NovelToon
CARA YANG SALAH

CARA YANG SALAH

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Playboy / Selingkuh / Cinta Terlarang / Romansa
Popularitas:5k
Nilai: 5
Nama Author: syahri musdalipah tarigan

**(anak kecil di larang mampir)**

Di tengah kepedihan yang membungkus hidupnya, Nadra mulai menjalani hari-hari barunya. Tak disangka, di balik luka, ia justru dipertemukan dengan tiga pria yang perlahan mengisi ruang kosong dalam hidupnya.

Arven, teman kerja yang selalu ada dan diam-diam mencintainya. Agra, pria dewasa berusia 40 tahun yang bersikap lembut, dewasa, dan penuh perhatian. Seorang duda yang rupanya menyimpan trauma masa lalu.

Dan Nayaka, adik Agra, pria dewasa dengan kepribadian yang unik dan sulit ditebak. Kadang terlihat seperti anak-anak, tapi menyimpan luka dan rasa yang dalam.

Seiring berjalannya waktu, kedekatan antara Nadra dan ketiga pria itu berubah menjadi lingkaran rumit perasaan. Mereka saling bersaing, saling cemburu, saling menjaga namun, hati Nadra hanya condong pada satu orang: Agra.

Keputusan Nadra mengejutkan semuanya. Terutama bagi Nayaka, yang merasa dikhianati oleh dua orang terdekatnya, kakaknya sendiri dan wanita yang ia cintai diam-diam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syahri musdalipah tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

27. Flashback on/off(Gadis kecil penjual balon)

Sementara itu, di sebuah kamar yang cukup besar, dinding-dindingnya dihiasi cat kelabu tua dengan aksen hitam pekat. Tak ada satu pun perabot yang tampak hidup. Hanya furnitur minimalis dari besi hitam dan kayu tua. Lampu gantung di tengah ruangan memancarkan cahaya temaram, menambah suasana dingin dan kosong. Di sudut ruangan, terdapat rak berisi pisau-pisau kecil berjejer rapi, dan sebuah pelat baja tergantung, penuh bekas goresan. Tempat tidur besar dengan sprei abu-abu tak pernah tampak benar-benar tertata.

Di depan cermin besar, Arven berdiri diam, tubuhnya basah karena hujan yang mengguyur perjalanan pulangnya. Ia menatap pantulan dirinya sendiri, lalu perlahan melepas baju seragam kafe yang menempel di kulitnya.

Otot-otot dadanya tampak jelas. Tapi yang mencuri perhatian adalah tato besar yang melintang dari bahu kanan hingga ke tulang rusuk kiri. Sebuah gambar burung gagak yang mencengkeram tengkorak bayi, dengan percikan darah yang menyebar seperti tinta, seolah tato itu hidup. Di sekelilingnya tertulis dalam aksara Latin yang suram, 'Nihil Amoris (Hanya yang Mati Tak Akan Mengkhianati.)'

Arven mengusap permukaan tatonya dengan tangan, seolah ingin mengingatkan diri bahwa hatinya harus tetap dingin. Tapi pikirannya memberontak. "Aku harus menyingkirkan perasaanku pada Nadra," hatinya. "Aku tak boleh punya kelemahan." Namun pikirannya mengkhianati dirinya sendiri.

Wajah Nadra terlintas. Senyumnya, matanya yang teduh, caranya menatap dengan ketulusan yang tak pernah ia miliki dalam hidupnya. Dan seketika itu juga, ia terlempar ke delapan tahun lalu.

∆∆∆∆∆

~FLASHBACK (DELAPAN TAHUN LALU)~

Langit siang itu mendung. Arven, yang kala itu berusia tujuh belas tahun, baru saja keluar dari ruang kelas sambil menggenggam amplop putih dari sekolahnya, surat kelulusan. Beberapa teman bersorak, tertawa, ada yang menangis bahagia.

Ia berdiri di bawah pohon besar di halaman belakang sekolah, tersenyum tipis. Untuk pertama kalinya, ia merasa sedikit ringan. Ia berpikir akan pulang dan memeluk sang Mama. Wanita itu selalu bilang, "Kau harus lulus, Ven. Buktikan bahwa kau bukan hanya anak dari pria itu."

Namun harapannya runtuh hanya dalam hitungan menit. Seorang staf guru berlari tergesa dari arah kantor, memanggilnya dengan panik. "Arven! Arven! Cepat ke kantor! Ada kabar darurat!"

Ia terkejut. Tanpa tanya lebih jauh, ia berlari. Napasnya memburu ketika sampai di kantor guru. Seorang pria berbaju safari, polisi, berdiri di sana, wajahnya serius. "Kamu Arven Al Ghazali?"

"Iya, kenapa? Ada apa?"

Pria itu menatapnya dalam. Lalu berkata pelan, "Ibumu ditemukan meninggal. Di rumah."

Dunia Arven runtuh seketika. Lututnya lemas, amplop kelulusan terjatuh ke lantai. Ia menatap kosong. "Tidak, itu tidak mungkin. Mama janji mau masak malam ini."

Tapi kenyataannya terlalu kejam. Sang Mama ditemukan tewas di ruang makan, dengan tangan terikat dan mulut dilakban, diduga overdosis, tapi banyak kejanggalan.

###

Setelah pemakaman Mamanya, Arven tak tahu harus pergi ke mana. Kepalanya penuh dengan kenangan dan amarah. Ia melajukan sepeda motornya tanpa arah, hingga berakhir di sebuah taman kota yang sepi.

Senja menggantung kelabu di langit, daun-daun kering beterbangan tertiup angin. Ia duduk di bangku taman dengan tatapan kosong, seolah dunia telah menghancurkannya. Ia menarik napas dalam-dalam, mengenang wajah lembut sang Mama. Suara tawa Mama yang hangat, pelukan yang selalu membuatnya merasa aman, semuanya kini hanya bayangan yang tak bisa disentuh.

Namun, di tengah hening itu, langkah kaki kecil terdengar mendekat. Arven menoleh, seorang gadis kecil, mungkin berusia delapan tahun, berdiri di hadapannya. Wajahnya bersih, rambut hitam panjangnya diikat dua, dan tangan kecilnya menggenggam beberapa balon warna-warni.

"Ibu bilang," ucap gadis kecil itu ceria, "kalau kita melihat orang yang sedih, kita harus temani dan hibur dia." Senyumnya menampilkan gigi depannya yang ompong. "Ini untuk kakak." Ia mengulurkan satu balon berwarna biru.

Arven mendengus. "Ck. Anak kecil banyak bacot," ujarnya dingin. Ia berdiri dan melangkah pergi.

Gadis itu menunduk. Balon yang dipegangnya jatuh ke tanah. Namun baru beberapa langkah Arven menjauh, segerombolan anak punk datang. Mereka mendekati gadis kecil itu, merampas tas kecil di pinggangnya, lalu mendorong tubuh mungil itu hingga jatuh. Gadis itu menangis keras, "Ayah! Ayah!"

Arven menoleh. Matanya membulat ketika melihat gadis itu tergeletak dengan darah mengalir dari lutut dan telapak tangannya. Tapi belum sempat ia bergerak, seorang pria berusia sekitar tiga puluhan berlari menghampiri, wajahnya pucat ketakutan. "Maaf, maafkan anak saya," ucap pria itu terbata-bata pada anak punk yang kini tertawa sembari pergi.

Sementara itu, si gadis menangis tersedu. "Uang jualanku diambil semua, Ayah."

Pria itu berjongkok, membersihkan luka putrinya dengan hati-hati. "Sudah, Nadra jangan menangis. Yang penting kamu tidak apa-apa. Soal uang, nanti Ayah cari lagi. Ayah akan kerja lebih giat, ya?"

Arven berdiri mematung, menyaksikan semuanya. Ada perasaan bersalah yang menyeruak dari hatinya. Ia mengeraskan rahangnya dan segera pergi menyusul kawanan anak punk itu. Senja itu, mereka semua babak belur di tangan Arven.

#Beberapa Hari Kemudian, Taman Kota#

Arven kembali ke taman itu. Hari-harinya kosong, tapi wajah anak kecil itu terpatri di ingatannya. Ia menyusuri tiap sudut, dan akhirnya melihat Nadra duduk sendiri di bangku taman, menikmati es krim. Ia mendekat, langkah kakinya mantap. "Aku borong balonmu, boleh?"

Nadra langsung menoleh, matanya bersinar. Ia berdiri, begitu ceria hingga es krim di tangannya terjatuh. Arven terkekeh. Dari situlah semuanya bermula. Hari demi hari ia kembali ke taman itu, menanti Nadra, hanya untuk melihat senyumnya. Nadra kecil yang suka makanan manis dan minuman segar menjadi alasan Arven bertahan hidup setelah ditinggal Mamanya.

Karena ingin membahagiakan Nadra, Arven bahkan nekat mengikuti kursus memasak ke luar negeri. Ia ingin suatu hari membuat kue dan makanan manis untuk gadis kecil itu. Namun saat ia kembali, Nadra telah tumbuh menjadi remaja cantik. Dan ia, ia sudah tak mengenalnya.

#FLASHBACK OFF #

Malam itu, di dalam kamar Arven. Ia berdiri di depan cermin besar yang menempel di dinding kamarnya. Pandangan matanya merah. Penuh dendam terhadap dirinya sendiri. Tangannya mengepal. Napasnya memburu. Dan tiba-tiba, "ARGGHHH!!"

Teriakannya menggema, memantul di seisi ruangan. Urat-urat di wajahnya menegang, rahangnya mengeras, dan dadanya naik turun cepat seperti menahan amarah yang terlalu besar untuk ditampung tubuhnya. Suara itu seperti raungan binatang terluka yang kehilangan arah.

Matanya memelototi bayangannya sendiri di cermin. "Bodoh! Bodoh!" Arven memukul dadanya sendiri. Lalu memalingkan wajahnya, seakan tak sanggup lagi melihat sosok yang ia benci itu, dirinya sendiri. "Kenapa harus lagi-lagi seperti ini, hah?" gumamnya parau, suaranya nyaris patah.

Ia melangkah menjauh, tangannya membentur dinding. Kepalanya menunduk, rambutnya berantakan menutupi sebagian wajahnya. "Pertama Mama, sekarang Nadra. Aku selalu gagal!" Kakinya melemas, dan ia jatuh terduduk di lantai. Matanya kosong menatap ubin. "Aku memalingkan diri saat dia masih kecil. Aku juga yang memilih pergi. Dan sekarang, ketika aku ingin mendekatinya kembali, dia bahkan tak ingat aku."

Ia menahan napas, lalu mengatupkan rahangnya kuat-kuat. "Aku harus merelakan lagi, seseorang yang berarti buatku. Untuk yang kedua kalinya." Tangan Arven mengepal. Kali ini bukan hanya rasa kehilangan yang membunuhnya perlahan. Tapi rasa tak berdaya yang memuakkan. "Sialan, semua ini menyakitkan, terlalu menyakitkan," bisiknya hampir tak terdengar, seolah dunia pun tak perlu tahu seberapa hancurnya hatinya malam itu.

...BERSAMBUNG ...

1
Pengagum Rahasia
/Sob//Sob//Sob/
Pengagum Rahasia
Agra begitu sayang sama adeknya, ya
Syhr Syhr: Sangat sayang. Tapi kadang adeknya nyerandu
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Oh, jadi asisten ingin genit genit biar lirik Agra. Eh, rupanya Agra gak suka.
Syhr Syhr: Iya, mana level Agra sama wanita seperti itu 😁
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Apakah ada skandal?
Syhr Syhr: Tidak
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Agra sedetail itu menyiapkan semua untuk Nadra. /Scream/
Pengagum Rahasia
hahah, karyawannya kepo
Syhr Syhr: Iya, hebring
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Kapoklah, Nadra merajok
Syhr Syhr: Ayo, sih Om jadi bingung 😂
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Yakin khawatir, nanti ada hal lain.
Pengagum Rahasia
Ayo, nanti marah Pak dion
Syhr Syhr: Udah kembut Nadra, pusing dia
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Abang sama adek benar benar sudah memiliki perusahaan sendiri.
Pengagum Rahasia
Kalau orang kaya memang gitu Nad, biar harta turun temurun
Syhr Syhr: Biar gak miskin kata orang².
Syhr Syhr: Biar gak miskin kata orang².
total 2 replies
Pengagum Rahasia
Haha, jelas marah. Orang baru jadian di suruh menjauh/Facepalm/
Pengagum Rahasia
Udah Om, pakek Duda lagi/Facepalm/
Syhr Syhr: Paket lengkap
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Kekeh/Curse//Curse//Curse/
Pengagum Rahasia
Mantab, jujur, polos, dan tegas
Syhr Syhr: Terlalu semuanya Nadra
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Cepat kali.
Pengagum Rahasia
Agra memang bijak
Pengagum Rahasia
Agra type pria yang peka. Keren
Syhr Syhr: Jarang ada, kan
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Sok tahu. Arven ada urusan keluarga, dia mau jadi penerus.
Syhr Syhr: Biasalah
total 1 replies
Pengagum Rahasia
Udah pergi baru nyariin
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!