Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Siapa ayahnya?
Malam hari
Sepasang suami istri sedang menikmati indah dan manisnya pengantin baru, walaupun sebenarnya sudah tidak baru lagi. Zevan tumbang disamping istrinya dengan tubuh berkeringat setelah menyelesaikan kegiatan panasnya.
"Sayang!" panggil Zevan pada istrinya yang sudah tak bertenaga akibat perbuatannya beberapa saat lalu. Lalu menarik selimut untuk menutupi hasil karyanya di dada mulus Shela.
"Hemm" hanya gumaman yang terdengar dari bibir mungilnya, dia benar-benar lelah menghadapi serangan bertubi-tubi suaminya.
"Aku ingin kita pergi berbulan madu."
"Bulan madu?" Shela mengangkat tubuhnya melihat wajah suaminya.
"Iya. Kamu mau bulan madu kemana? Apa ada tempat yang ingin kamu kunjungi?"
"Aku tidak tau, aku tidak pernah memikirkan bulan madu sebelumnya" Kata bulan madu sangat jauh dari pikirannya mengingat awal pernikahannya dengan Zevan. Yang ada di kepalanya hanya perceraian yang akan dia terima setelah satu tahun pernikahannya.
"Maafkan aku" suaranya terdengar lirih, hatinya berdenyut tiap kali mengingat berapa banyak luka yang ia torehkan dihati istrinya. 'Jangan berharap apa-apa dari pernikahan ini' kalimat yang dia ucapkan dimalam pernikahannya terus terngiang di telinganya.
"Kenapa minta maaf?" Shela membelai rambut hitam suaminya
"Seharusnya bulan madu ini kita lakukan empat bulan yang lalu"
"Semua ini bukan kesalahanmu, aku yang seharusnya meminta maaf karena datang secara tiba-tiba di kehidupan kamu."
"Terimakasih sudah bertahan, tidak meninggalkan ku disaat aku terus membuatmu menangis" Zevan menghujani kecupan di seluruh wajah istrinya.
Ada kehangatan dihati Shela mendengar penuturan suaminya. Dia tidak menyangka hubungannya dengan Zevan bisa seperti sekarang ini. "Terimakasih sudah mencintaiku"
"Jadi kita mau honeymoon kemana?" tanyanya lagi
"Kemanapun aku mau yang asal selalu sama kamu" jawaban Shela membuat Zeva tergelak.
"Cieee udah pinter gombal sekarang hahaha"
"Apa sih? aku gak lagi gombal" satu cubitan mendarat diperut Zevan membuatnya meringis menahan sakit.
"Awwww.... Sakit yang, main cubit-cubit aja"
"Makanya jangan ngeledekin"
"KDRT kamu sama suami tampan kamu ini"
"Udah ah aku ngantuk, badan aku juga sakit semua" Shela merebahkan badannya.
"Besok gak usah kerja kalau kamu capek"
"Ntar aku dipecat"
"Ya biarin aja, kamu cukup kerja di ranjang, aku gaji seratus kali lipat dari gaji kamu. Gimana?" Zevan menaik turunkan alisnya memberi penawaran.
"Ternyata istilah 'orang kaya mah bebas' beneran ada ya?" Shela malah tertawa mendengar penawaran suaminya.
Zevan yang tidak paham maksud istrinya hanya bengong. "Maksud nya apa?" tanyanya namun tak mendapatkan jawaban. Ternyata sang istri sudah berada di alam mimpi.
☘️☘️☘️
"Aku berangkat ya!" satu kecupan mendarat di kening Shela.
"Iya hati-hati" jawab Shela yang masih bergelung di bawah selimut. Dia benar-benar tidak sanggup untuk bangun. Seluruh tubuhnya seperti remuk dan begitu banyak tanda kepemilikan di leher dan dadanya. Jadi dia memutuskan untuk tidak bekerja.
"Sarapan kamu udah aku siapin, jangan lupa dimakan" Zevan berangkat ke kantor sudah telat satu jam dari jadwal biasanya.
"Makasih" Shela tersenyum dengan perubahan sikap Zevan yang luar biasa.
Zevan tiba di perusahaan
Belum sempat masuk ke ruangannya, Dimas sang asisten langsung menahan langkah kakinya.
"Tumben lu datang telat?"
"Suka-suka gue lah, kan gue bosnya"
"Iya juga ya" Dimas menertawakan kebodohannya.
"Mau apa Lu ngikutin gue?" Tanya Zevan sambil terus berjalan memasuki ruangannya.
"Kemaren gue liat Viona"
"Terus?" Zevan mendaratkan punggungnya di kursi kebesarannya.
"Dia ketemuan sama cowok, tapi gue liat kayak bukan orang lagi kencan" Jelas Dimas
"Maksudnya?"
"Gue mantau cukup jauh jadi gak denger apa yang mereka obrolin. Coba lu liat ini?" Dimas menyerahkan ponselnya yang menampilkan video Viona sedang memberikan amplop coklat kepada seorang pria yang memakai Hoodie berwarna hitam yang menutup hingga kepalanya dan wajahnya juga tertutup masker.
"Siapa laki-laki ini? Gue jadi khawatir Shela sendirian di apartemen" Ada perasaan cemas menghantuinya mengingat ancaman Viona.
"Shela gak kerja?" tanya Dimas
"Dia gak sanggup bangun"
"What??? Gila Lu sampe berapa ronde?" jawab Dimas yang langsung paham kemana arah pembicaraan bos nya.
"Gak tau lupa, dari kemaren pagi" ucapnya santai
"Buseettttt.... Pantes aja bini Lu sampe gempor begitu" Sahut si jomblo
"Nyesel gue kenapa gak dari dulu"
"Gue kata juga apa? Semua kesepakatan yang Lu buat berbanding terbalik sama hati Lu sekarang. Untung Shela gak kabur sama Aldo ha..ha..ha.." Dimas terkekeh menertawakan bos yang wajahnya sudah seperti ingin menerkam mangsanya.
"Diem gak Lu? Syukur Lu masih sahabat gue, kalo gak udah gue kirim lu ke kutub jualan seblak disana" kesal Zevan
"Wihhh serem banget ancaman Lu" Dimas langsung merinding membayangkan jadi kang seblak di kutub Utara.
"Kirim dua pengawal dari tim keamanan perusahaan untuk ngawasin apartemen" Zevan memberi perintah, tergambar raut cemas diwajahnya.
"Lu yakin? Kita gak tau apa yang sebenernya Viona lakukan cuma liat dari video itu"
"Buat jaga-jaga"
"Apa gak sebaiknya pulang kerumah nyokap Lu aja, biar Shela aman disana." Dimas memberi saran.
"Nanti gue pikirin, untuk sekarang kirim dua pengawal sampai kita bisa pastiin kalau Viona gak bakal macem-macem."
"Oke. Gue bakal kirim dua pengawal ke apartemen Lu"
"Jangan sampai Shela tau kalau ada yang ngawasin dia, takut dia gak nyaman."
"Beres" Dimas keluar dari ruangan Zevan.
Ada kekhawatiran yang tiba-tiba mengganggu pikirannya. Zevan mengambil ponselnya mencari kontak Shela. Tak menunggu lama Shela menjawab panggilannya.
"Iya sayang, ada apa?" suara Shela diseberang telepon
"Udah sarapan?"
"Ini lagi sarapan, masakan kamu enak" Shela memuji masakan suaminya.
"Pasti lah, aku masaknya pake cinta. Kamu masih pules banget aku udah bangun buatin sarapan"
"Aku baru tau kamu bisa masak"
"Aku ini suami idaman, serba bisa" Ucapnya bangga.
"Iya deh aku percaya hehehe... makasih sayang"
"Sama-sama. Oh ya kamu jangan kemana-mana sebelum aku pulang" Pesannya pada Shela.
"Iya aku gak akan kemana-mana"
"Ya udah, aku kerja dulu. Byee..."
"Byee" Panggilan terputus
Setelah mendengar suara istrinya, terasa sedikit berkurang kekhawatirannya.
***
"Hoek... Hoek..."
Seorang perempuan sedang mengeluarkan seluruh isi perutnya akibat dari rasa mual yang menyiksa. Tubuhnya lemas, kepalanya seperti berputar-putar, wajahnya pucat. Tangannya meremas ujung bajunya.
"Bodoh" makinya pada diri sendiri. "Aku tidak mau anak ini ada dalam perutku, pergi kamu!! Pergi dari perutku!!! Teriaknya disela tangisan sambil memukul-mukul perutnya yang masih rata.
"Kamu jangan menyiksa diri kamu seperti itu? Anak itu tidak bersalah!" Sahut seorang perempuan yang ternyata kakak Viona.
"Aku gak mau anak ini kak!" jerit Viona yang masih terus memukul-mukul perutnya.
"Katakan pada kakak siapa ayah dari anak kamu?"
.
.
.
.
Bersambung
Waduhhh anak siapa ya gaes 😳
mampir
thor