Dinding penghalang bukan lagi antara kasta dan takhta, akan tetapi antara sujud dan Atheis.
Min Yoon-gi Diandre, artis ternama yang tidak percaya akan Tuhan tiba-tiba jatuh cinta kepada salah satu gadis muslimah. Gadis yang mampu membuatnya jatuh cinta saat pertama kali bertemu. Di saat semua wanita tergila-gila dan lberhalusinasi menjadi pasangannya, gadis itu malah tidak meliriknya sama sekali.
Mampukah Yoon-gi meluluhkan hati gadis itu? Di saat dinding penghalang yang begitu tinggi telah menjadi jarak di antara mereka.
"Aku tidak ingin kamu mengganut agamaku karena diriku. Tapi jika kau ingin menjadi salah satu dari umat nabiku, maka tetapkanlah hatimu kepadanya, bukan kepadaku." Cheesy Ajhiwinata
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Elprida Wati Tarigan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 27
17 tahun lalu.
Terlihat seorang wanita berambut panjang sedang duduk sambil menikmati secangkir teh hangat. Dia duduk menyilangkan kaki, sambil menatap layar televisi di hadapannya. Terlihat senyuman kecil menghiasi wajahnya, senyuman yang begitu indah dan juga memenangkan bagi setiap orang yang melihat.
Suasana begitu tenang, sehingga membuat dirinya bisa menikmati sinema kesukaannya tanpa gangguan. Tubuhnya terasa lelah karena harus melakukan tugasnya sebagai seorang ibu dan juga istri.
Setelah suami dan putranya pergi, sekarang dia memanjakan dirinya sendiri. Namun, tiba-tiba dia mendengar suara ponsel yang berbunyi. Tanpa menunggu lama, dia langsung meraih ponsel yang terletak di meja sambil mengerutkan keningnya bingung.
"Wali kelas Yoon-gi. Kenapa tiba-tiba dia menelpon?" Batin wanita itu bingung.
"Hallo, selamat pagi." Tanpa banyak berpikir, wanita itu langsung menekan tombol hijau lalu meletakkan benda pipih itu di dekat telinganya.
"Selamat, pagi. Ini dengan mommy Yoon-gi?" Tanya seorang wanita terdengar begitu panik dari ponsel itu.
"Ia! Saya mommy Yoon-gi. Ada apa dengan putra saya? Apa ada masalah?" Tanya Mommy Yoon-gi mencoba untuk tetap tenang.
"Apa bisa nyonya segera datang? Yoon-gi jatuh dari tangga. Kami membawanya ke rumah sakit, saya akan mengirimkan alamatnya kepada Anda."
Degh....
Jantung wanita itu langsung berdetak dengan hebat, air matanya langsung mengalir dengan bebas membasahi wajahnya. Tangannya bergetar dengan hebat, hampir saja ponsel yang dia pegang terjatuh dari genggamannya.
Namun, dia mencoba untuk menenangkan pikirannya. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu mengusap air matanya mengunakan tangan secara asal. Dia dengan cepat bangkit dari duduknya lalu meraih kunci yang tersimpan di laci tepat dibawah televisi.
"Nyonya! Ada apa?" Tanya seorang wanita yang usianya sama dengannya.
"Yoon-gi jatuh dari tangga. Aku akan pergi ke rumah sakit," Ucap Mommy Yoon-gi melangkahkan kakinya menjauh.
"Tania. Jika Tuan menghubungimu, tolong katakan kepadanya. Aku sudah mencoba mengubunginya, tapi ngak di angkat," ucap Mommy Yoon-gi terus mencoba menghubungi suaminya.
"Baik, Nyonya. Anda pergi saja. Nanti saya akan mengabari, Tuan." Tania mengangguk patuh sambil tersenyum di dalam hati.
Walaupun merasa ada yang aneh dengan ucapan pembantunya itu, Mommy Yoon-gi mencoba untuk menepisnya. Dia dengan cepat melangkahkan kakinya menuju mobilnya.
Tanpa banyak pikir, dia melajukan mobil itu dengan kecepatan tinggi, sambil terus berdoa agar putranya baik-baik saja. Namun, saat ingin menginjak rem, tiba-tiba...
"Astaga! Kenapa ini?" Gumam Mommy Yoon-gi panik karena ternyata remnya blong.
Tiiinn...
Brukk....
Arghhhh....
Di sebuah perempatan, sebuah truk besar menghantam mobil itu hingga terguling beberapa kali. Dengan seketika, semua pengendara yang melihat itu langsung berhenti dan mencoba menolong wanita yang ada di dalam mobil itu.
*****
Sedangkan di kediaman Diandre, Tania terlihat tertawa puas. Dia duduk menyilangkan kaki di sofa sambil menatap sinema yang di tonton majikannya tadi, tidak lupa, dia juga meminum teh yang tersisa dengan begitu anggun.
"Akhirnya, aku bisa menjadi Nyonya Diandre. Yoga, putraku, kamu memang bisa di andalkan." Tania tersenyum puas membayangkan masa depannya bersama Diandre, majikan yang telah dia layani layaknya seorang suami.
Awalnya dia hanyalah asisten rumah tangga yang ingin mencari nafkah untuk putranya. Namun, karena sifatnya yang tidak pernah puas, dia mencoba untuk mengoda majikannya itu. Siapa sangka dia berhasil, majikannya itu malah tergoda dengan mudah kepadanya.
*****
Sekarang...
Diandre menatap tajam Tania, dia mencoba untuk memperhatikan ekspresi sang istri untuk mencari sesuatu kejanggalan dari sana. Namun, Tania mencoba untuk terlihat tenang dan mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya lidahnya itu keseleo tidak tepat pada waktunya.
"Kecelakaan itu. Seharusnya Yoon-gi juga ikut mati. Bukan hanya Nyonya yang meninggal karena kecelakaan itu. Bukankah Nyonya kecelakaan karena dirinya." Tania mencoba mencari alasan agar tidak di curigai oleh Diandre.
Dia sudah menyimpan rahasia ini dengan sangat rapi selama bertahun-tahun. Namun, lidahnya yang tidak tau aturan malah hampir menghancurkan rencananya.
Tania memang sangat pintar bersilat lidah. Dia jugalah yang membuat Diandre membenci Yoon-gi. Diandre merasa jika Yoon-gilah yang menyebabkan istrinya meninggal dunia. Jika anak itu tidak berkelahi dan jatuh dari tangga, mungkin kecelakaan itu tidak akan terjadi kepada istrinya.
Walaupun Diandre bermain api di belakang mommy Yoon-gi, tetapi pria itu juga merasa hancur saat istrinya itu meninggal. Namun, Tania sangat pintar mengambil hatinya, sehingga membuatnya buta dan memilih untuk menikahi wanita itu setelah pemakaman istrinya.
"Dad! Kenapa Paman Rayyan tidak menyukaiku? Bukankah aku sudah melakukan yang terbaik untuk perusahaan kita?" Tanya Yoga mencoba untuk mengalihkan pembicaraan.
Dia juga tidak mau kejahatan mereka terbongkar karena lidah sang mama yang tidak punya aturan. Jika sampai sang daddy tau, mungkin saja mereka akan di tendang dari rumah ini tanpa mendapatkan sepeserpun harta Diandre. Itu hanyalah hukuman kecil, bagaimana jika sampai di lemparkan kedalam penjara.
"Mungkin mereka lebih mendukung Yoon-gi. Tapi, dari mana mereka mengenal Yoon-gi dan tau jika dia putraku? Bukankah aku tidak pernah memperkenalkan Yoon-gi kepada mereka?" Tanya Diandre bingung.
Dia memang sudah lama bekerjasama dengan Rayyan. Bahkan saat dia masih merintis perusahaannya itu. Namun, dia tidak pernah memperkenalkan Yoon-gi kepada mereka.
Yoga dan Tania hanya bisa melempar pandangan mendengar ucapan Diandre. Tentu saat menolong Yoon-gi saat kecelakaan, mereka langsung mencari tahu informasi tentang Yoon-gi.
Rayyan bukanlah orang sembarangan yang bisa menolong orang lain tanpa alasan. Memang sahabatnya Dirga telah menabrak Yoon-gi, akan tetapi pria itu memberikan dukungan yang begitu kuat untuk Yoon-gi bisa bangkit dari keterpurukannya di masa lalu.
"Bukankah di pesta Aulia putri Paman Rayyan, Yoon-gi datang sebagai bintang tamu? Mereka juga terlihat sangat dekat. Bahkan Paman Rayyan dan para sahabatnya mendatangi Yoon-gi dengan penuh kebanggaan." Yoga langsung mengingat kejadian saat mereka pertama kali melihat Yoon-gi setelah tujuh tahun menghilang.
"Mungkin mereka pernah bertemu, lalu Yoon-gi mengatakan jika dia putramu dengan mendiang. Jangan-jangan Yoon-gi menceritakan hal yang buruk tentang Yoga kepada mereka. Jadi, mereka membenci Yoga karena Yoon-gi. Bukankah selama ini Rayyan bersikap biasa saja kepada putra kita? Tapi ...."
"Sudahlah! Kita pikirkan saja ini lain kali. Aku lelah, aku mau istirahat dulu." Diandre melepaskan kancing bajunya lalu melangkahkan kakinya menuju kamar.
"Baiklah! Ayo kita istirahat. Tapi ...." Tania tersenyum kecil sambil mencolek dada bidang Diandre.
Melihat kelakuan nakal istrinya itu, Diandre hanya bisa terkekeh kecil. Dia melirik Yoga yang berdiri di menatap mereka sambil menggeleng kecil.
"Kamu jangan nakal. Putra kita ada di sini."
"Memang kenapa? Putra kita sudah dewasa. Dia juga nanti akan melakukan hal yang sama dengan istrinya."
"Baiklah!"
Arghhh...
Diandre dengan cepat membawa tubuh Tania ke dalam gendongannya. Melihat tingkah keduanya, Yoga hanya tersenyum kecil lalu mencoba memikirkan sesuatu.
"Aku tidak akan pernah membiarkan kebahagiaan mama berubah jadi penderitaan."
Bersambung....