NovelToon NovelToon
Pengantin Pengganti

Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Pengantin Pengganti / Pelakor / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: my name si phoo

Nayla mendapatkan kabar dari Tante Ida agar pulang ke Indonesia dimana ia harus menghadiri pernikahan Anita.
Tepat sebelum acara pernikahan berlangsung ia mendapatkan kabar kalau Anita meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah kepergian Anita, orang tua Anita meminta Nayla untuk menikah dengan calon suami Anita yang bernama Rangga.
Apakah pernikahan Rangga dan Nayla akan langgeng atau mereka memutuskan untuk berpisah?
Dan masih banyak lagi kejutan yang disembunyikan oleh Anita dan keluarganya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 22

Keesokan paginya, Nayla baru saja membuka matanya dan mendapati Jati tidak ada di dalam kamar.

Ia bangkit dari tempat tidur. Begitu membuka pintu, aroma harum langsung menyapanya.

Ia melihat Jati sedang memasak bubur ayam kesukaannya di dapur.

"Selamat pagi, Nay. Kenapa sudah bangun?" tanya Jati sambil menoleh ke arahnya.

Nayla tersenyum kecil, masih mengenakan piyama dan rambutnya sedikit berantakan.

"Aku mencarimu Mas, ternyata Mas di dapur masak bubur." jawab Nayla sambil berjalan pelan ke arah dapur.

Jati tertawa pelan. "Iya dong. Kamu semalam ngeluh perutmu nggak enak, jadi kupikir pagi ini kamu butuh sesuatu yang hangat."

Nayla mendekat, menyandarkan tubuhnya di dinding sambil mengamati gerakan Jati yang luwes di dapur.

Ada rasa nyaman yang mengisi dadanya, hal kecil seperti ini membuat pagi jadi istimewa.

"Terima kasih ya, Mas. Aku nggak tahu harus bilang apa."

Jati menoleh sambil tersenyum. "Cukup makan buburnya sampai habis. Itu aja udah cukup buatku."

Nayla hanya mengangguk, menahan senyum malu.

Beberapa menit kemudian, bubur ayam hangat tersaji dalam mangkuk putih bergaris biru.

Jati membawanya ke meja makan, lalu menepuk kursi di sampingnya.

"Sini, duduk. Aku suapin," katanya sambil mengambil sendok.

Nayla tertawa kecil, setengah malu. "Kayak anak kecil aja."

"Emang kenapa? Sesekali dimanja nggak apa-apa, kan?" Jati menatapnya dengan senyum lebar.

Nayla akhirnya duduk, menyandarkan tubuhnya dan membuka mulut perlahan saat suapan pertama datang.

Bubur itu lembut, hangat, dan kaya rasa—persis seperti yang selalu ia suka.

"Enak?" tanya Jati, matanya memperhatikan setiap ekspresi Nayla.

Nayla mengangguk sambil mengunyah. "Banget. Kamu makin jago masak, ya?"

Jati tertawa. "Mungkin karena kamu yang jadi inspirasinya."

Nayla menunduk, pipinya memerah. Untuk beberapa saat, tak ada yang terdengar selain suara sendok yang beradu pelan dengan mangkuk dan desir angin pagi dari jendela yang terbuka.

"Nay, bagaimana kalau kita ke pantai. " ajak Jati yang tidak ingin membuat Nayla bosan.

"Mas Jati nggak kerja?" tanya Nayla.

Jati menggelengkan kepalanya karena ia sudah mendapatkan ijin dari manager untuk libur selama dua hari.

Nayla menganggukkan kepala dan tersenyum kecil.

"Boleh. Kayaknya asik juga jalan-jalan pagi ke pantai."

Jati tersenyum lega. "Sip. Setelah ini aku siapin semuanya, kamu tinggal ganti baju yang nyaman."

Setelah selesai menyuapi Nayla, Jati lekas menyiapkan pakaian ganti untuk nanti.

Ia sangat tahu kalau Nayla suka sekali bermain air laut.

"Semuanya sudah siap sekarang waktunya berangkat."

Jati meminta Nayla masuk ke dalam mobil yang sudah ia sewa.

Ia rela mengeluarkan uang untuk mengajak Nayla ke pantai.

Nayla menatap wajah Jati yang akan melajukan mobilnya.

"Mas, terima kasih atas semuanya." ucap Nayla.

"Iya Nay. Dan mulai sekarang aku tidak mau melihat kamu menangis lagi." ujar Jati sambil menggenggam tangan Nayla yang duduk disampingnya.

Langit pagi masih berwarna biru muda, dihiasi awan tipis yang bergerak pelan.

Jalanan belum terlalu ramai, hanya suara roda mobil yang bergulir dan semilir angin dari jendela yang sedikit terbuka menemani perjalanan mereka.

Di dalam mobil, Nayla memandangi luar jendela. Sesekali matanya terpejam, menikmati hembusan udara pagi yang segar.

Sesuatu dalam hatinya terasa damai—rasa yang sudah lama tak ia rasakan.

"Mas," panggil Nayla pelan.

"Hmm?" sahut Jati tanpa mengalihkan pandangan dari jalan.

"Aku senang banget bisa pergi kayak gini. Rasanya kayak… aku bukan orang sakit."

Jati menoleh sekilas, lalu kembali fokus menyetir.

"Kamu bukan orang sakit, Nay. Kamu cuma lagi diuji. Tapi kamu tetap Nayla yang kuat, yang aku kenal dari dulu."

Nayla tersenyum tipis, lalu memejamkan mata lagi. Mobil terus melaju, menyusuri jalanan menuju pantai.

Sementara itu Rangga sudah mengetahui dimana keberadaan istrinya.

Ia pun bergegas untuk menyusul Nayla dan akan mengajaknya pulang .

Ia merasa menyesal karena sudah menuduh dan berkata kasar kepada Nayla.

Setelah hampir satu jam, hamparan laut mulai terlihat dari kejauhan.

Warna birunya berpadu dengan cahaya matahari yang mulai naik tinggi.

Angin laut membawa aroma khas yang langsung menyapa mereka begitu jendela dibuka lebih lebar.

"Wah..." Nayla tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

"Sudah lama aku nggak lihat laut sejernih ini."

Jati memarkir mobil di dekat bibir pantai, lalu turun dan membukakan pintu untuk Nayla.

"Pelan-pelan ya. Kalau lelah, bilang."

Nayla mengangguk. Kakinya menyentuh pasir yang hangat.

Langkahnya masih ragu, tapi senyumnya mulai melebar.

Suara ombak yang bergulung-gulung seolah memanggil-manggil namanya.

"Aku pengin nyentuh airnya," ucap Nayla.

"Ayo, aku temenin," kata Jati sambil memegang tangannya.

Mereka berjalan pelan ke tepi air. Ketika kaki Nayla akhirnya terkena cipratan ombak kecil, tawanya pecah.

Jati ikut tertawa, lega melihat kebahagiaan itu kembali hadir di wajahnya.

Di tengah ombak kecil dan sinar matahari pagi, dua orang itu berdiri berdampingan diam, tapi hati mereka penuh. Tak ada kata-kata yang lebih kuat dari kehadiran.

Disaat sedang asyik bermain air tiba-tiba ada suara yang memanggil Nayla.

"Nay... "

Nayla menoleh ke arah suara yang memanggilnya dan ia melihat Rangga yang berdiri di kejauhan, menatap ke arahnya dengan sorot mata yang sulit ditebak antara ragu dan harap.

Langkah Rangga pelan, seolah menimbang tiap jejak yang ia tinggalkan di pasir. Jati ikut menoleh, pandangannya langsung berubah waspada, tapi ia tetap tenang di sisi Nayla.

“Nayla…” suara Rangga kembali terdengar, kali ini lebih dekat.

Nayla terpaku. Ada banyak hal yang ingin ia katakan, tapi semuanya tertahan di tenggorokan.

Ombak kecil tetap berkejaran di antara kaki mereka, seolah tak peduli dengan kisah yang sedang terbuka kembali di tepi pantai itu.

"Kenapa kamu di sini, Mas Rangga?" tanya Nayla akhirnya, pelan tapi tegas.

Rangga menatapnya dalam. "Aku harus bicara. Ada sesuatu yang belum selesai di antara kita."

Nayla menggandeng tangan Jati dan mengajak pergi dari tempat ini.

"Nay, tolong kasih aku satu kesempatan lagi." ucap Rangga sambil memegang pintu mobil yang akan ditutup oleh Nayla.

Nayla yang masih marah denganku ucapan Rangga langsung mendorongnya.

"Ayo Mas, kita pergi saja dari sini."

Jati menganggukkan kepalanya dan segera melajukan mobilnya.

"Nay, lebih baik kamu bicarakan baik-baik dengan Rangga." ucap Jati yang akhirnya mengetahui wajah suami Nayla.

Nayla menggeleng cepat, matanya masih berkaca-kaca.

“Mas, tolong percepat mobilnya,” pintanya dengan suara bergetar.

Jati tak membantah. Ia menekan pedal gas lebih dalam, membuat mobil melaju kencang di jalan yang mulai lengang.

“Aku nggak mau kalau dia tiba-tiba nekat dan mencegat kita lagi,” lanjut Nayla, memalingkan wajah ke jendela, berusaha menyembunyikan air mata yang mulai jatuh.

Di belakang mereka, bayangan Rangga perlahan menghilang dari pandangan, namun tidak dari pikirannya.

Namun, tiba-tiba segalanya berubah dalam sekejap. Dari arah berlawanan, sebuah truk besar melaju dengan kecepatan tinggi, membunyikan klakson panjang berkali-kali.

Jati hanya sempat melirik sekejap sebelum menyadari sesuatu yang mengerikan—rem truk itu blong.

“Nayla, pegangan!” teriak Jati panik.

Tapi semuanya terlambat.

Dentuman keras mengguncang udara ketika truk itu menghantam sisi depan mobil mereka.

Mobil terpental, berputar beberapa kali sebelum akhirnya terbalik di pinggir jalan.

Tubuh Nayla terlempar keluar dari jendela yang pecah, menghantam keras ke aspal.

Kepalanya membentur jalan dengan suara yang memekakkan, dan tubuhnya tergeletak tak bergerak di antara serpihan kaca dan puing-puing.

Sementara itu, Jati masih terjebak di balik kemudi, darah mengalir dari pelipisnya.

Suara orang-orang mulai berteriak, mendekat, dan beberapa mencoba menelepon ambulans.

Dari kejauhan, Rangga yang masih berdiri terpaku tiba-tiba mendengar suara benturan keras yang menggema di udara.

Ia segera mempercepat ke arah suara itu dan jantungnya seperti berhenti berdetak saat melihat truk besar dan mobil yang baru saja ditumpangi Nayla terguling di sisi jalan.

Tanpa pikir panjang, Rangga berlari ke arah mobilnya dan segera menyalakan mesin.

“Ya Tuhan, jangan sampai...” gumamnya panik sambil menginjak pedal gas sekuat mungkin.

Mobilnya melaju kencang, melewati kendaraan lain di jalanan yang kini mulai dipenuhi suara klakson dan teriakan orang-orang.

Begitu sampai di lokasi kecelakaan, Rangga menginjak rem mendadak dan keluar dari mobil sambil berteriak:

“NAYLA!”

Matanya langsung tertuju pada tubuh yang tergeletak tak bergerak di pinggir jalan.

Nayla, bersimbah darah, dengan kepala yang menghadap aspal.

Beberapa orang mulai mengerubungi tempat kejadian, namun Rangga menerobos mereka, lututnya lemas saat sampai di sisi Nayla.

“Nay... kamu dengar aku? Nayla! Tolong... jangan tinggalin aku...,” suaranya parau, mengguncang tubuh Nayla yang sudah dingin dan tak memberi respons.

Ambulans mulai terdengar di kejauhan, tapi bagi Rangga... semuanya sudah seperti hampa.

1
seftiningseh@gmail.com
hai kak semangat yaa bust update selanjutnya aku tunggu oh ya jangan lupa baca chat story aku judul nya love after marriage
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: Minimal di like lah... kalau punya request kek gitu./Smug/
my name is pho: ok kak
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!