NovelToon NovelToon
Imamku Ternyata Bos Mafia

Imamku Ternyata Bos Mafia

Status: tamat
Genre:Dikelilingi wanita cantik / Mafia / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:248k
Nilai: 5
Nama Author: Saidah_noor

Semua wanita pasti menginginkan suami yang bisa menjadi imam dalam rumah tangganya, dan sebaik-baiknya imam, adalah lelaki yang sholeh dan bertanggung jawab, namun apa jadinya? Jika lelaki yang menjadi takdir kita bukanlah imam yang kita harapkan.
Seperti Syahla adzkia, yang terpaksa menikah dengan Aditya gala askara, karena sebuah kesalahpahaman yang terjadi di Mesjid.
Akankah syahla bisa menerima gala sebagai imamnya? ataukah ia memilih berpisah, setelah tahu siapa sebenarnya gala?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Syahga 27.

"Gandi, aku harus bagaimana?" tanya Syahla ditengah isakannya.

Dunia yang baru saja ia bangun dengan indahnya malah runtuh dalam sekejap, setelah ini apa ia bisa kuat?

Pertanyaan yang ada dalam pikirannya semua terasa buntu.

Syahla menatap laki-laki remaja itu, ia mengerutkan keningnya dan pikirannya merasakan ada yang aneh dengan sikap gandi, bukankah seharusnya ada raut kesedihan mendapat kabar buruk tentang saudara kandung, loh ini malah biasa saja kan aneh jadinya.

"Kenapa ia begitu tenang dengan kabar kakaknya?" pikir Syahla.

"Hei, bagaimana keadaan mas gala?" tanya Syahla mengulang pertanyaannya.

Syahla menghapus air matanya, berusaha tegar dan sekuat seperti sedia kala.

"Baik, dia baru selesai di operasi dari tadi sore," jawab Gandi dengan singkat.

Tak ada raut penyesalan yang terlukis di muka lelaki itu, dia malah enjoy memainkan game-nya yang membuat syahla menganga.

Syahla merasa ditipu oleh drama kampungan ala adik iparnya, darahnya mendadak mendidih menguap keluar masuk dalam dadanya yang sudah kembang kempis.

"Gandi!" teriak Syahla.

Gadis itu bangkit, lalu melangkahkan kakinya mendekati gandi yang tak jauh darinya. Ia rebut ponsel milik lelaki itu dan menyembunyikannya dibelakang tubuhnya, syahla bahkan tak peduli infusan-nya lepas begitu saja lantaran ia bertindak cepat, hingga darahnya menetes lewat jarum yang masih tertancap dipunggung tangannya.

Kaget barangnya diambil gandi mulai protes, ia berdiri didepan syahla yang bahkan lebih pendek darinya.

"Balikin," pinta Gandi melambaikan tangannya meminta hp-nya kembali.

"Gak mau, jawab dulu pertanyaanku dengan benar," tolak Syahla memanyunkan bibirnya sebal.

"Heee, malah ngelunjak ini orang. Katanya mau ketemu bang gala, cepet balikin!" ujar Gandi membujuk.

"Janji dulu, kalo enggak aku lempar keluar," ujar Syahla berjalan kearah jendela dan menggoyangkan benda pipih itu diambang pintu angin tersebut.

Diluar gelap karena hari sudah malam, jadi dunia sudah mulai sunyi karena mereka istirahat.

"Hei! Ok, ok. Tapi jangan lempar itu, gue bisa diamuk mama, elo juga tuh infusan‐nya lepas," ujar Gandi membujuk syahla.

Syahla melempar ponsel milik gandi dengan asalnya dan lelaki itu menangkapnya seperti menangkap bola yang disepak ke dalam gawang.

Gadis itu memasukkan kembali ujung jarum yang meneteskan darahnya dengan ujung infusan, tak ada rasa ngilu ia sudah terbiasa didunia medis, malah si gandi yang melihatnya langsung mengangkat sebelah bibirnya keatas dan saking ngilunya pundaknya langsung bergidik.

"Pantes bang gala mau menikah sama kamu, kamu cewek aneh dari yang teraneh," ledek Gandi yang langsung duduk kembali di sofa yang ada di kamar inap tersebut.

"Ya, beginilah kakak iparmu ini hidup. Bahkan abangmu rela‐in nyawanya demi cewek aneh ini," balas Syahla yang langsung merebahkan tubuhnya kembali dengan posisi miring menghadap pada gandi.

"Tapi benerkan mas gala baik-baik aja, Gan? Aku belom siap jadi janda," tanya Syahla berkeluh kesah.

Gandi tersenyum nakal, "Kalo kamu jadi janda, ya tinggal turun ranjang. Aku siap tanggung jawab, asal kamu belom di anu sama abang," ujar Gandi menggoda syahla sembari nyengir dan juga menaik turunkan kedua alisnya.

Syahla yang menatapnya langsung memasang wajah jijik dan segera mengubah posisinya menjadi telentang.

Suara pintu terdengar terbuka, mereka berdua menoleh ke arah sana. Terlihat kursi roda berjalan masuk kedalam yang diatasnya ada gala dengan wajah pucat, didorong oleh arhan dan ari.

Wajah syahla berubah senang melihat suaminya datang ke kamarnya, padahal dialah yang paling terluka tapi malah datang duluan.

"Mas gala," panggil Syahla yang secepatnya bangun dan duduk ditepi ranjang untuk menyambutnya.

Gala melirik syahla dan gandi secara bergantian, mata elangnya seolah menyelidiki ada hubungan apa antara istri dan adiknya itu.

Sebelum masuk ia sudah mendengar percakapan mereka yang begitu akrab, hatinya serasa dilanda kemarau panjang yang mengakibatkan rasa panas menjalar dari ujung rambut hingga ke ulu hatinya—yang biasa orang gaul katakan jealous, seperti itulah keadaan gala sekarang.

"Siapa yang suruh istriku turun ranjang?" tanya Gala dengan suara menggelegar bak petir disiang bolong.

Suasana di kamar itu terasa mencekam, jika didalam film horor mungkin ada setan atau apalah itu tapi disini aura menyeramkan datang dari seorang mafia.

Gandi menelan salivanya, ia mulai ketar-ketir bertemu abang sulungnya yang datang tiba-tiba, ia merasakan jantungnya menegang bukan karena debaran cinta lagi tapi logat kemarahan gala yang sangat kentara dari nada suaranya saja.

"Gandi, Mas. Hiks, hiks hiks. Dia juga bilang kalo kamu—" Syahla sengaja menggantung ucapannya lalu ia menutup wajahnya dengan telapak tangannya, berdrama boleh juga anggap saja balas dendam.

Syahla berpura-pura menangis, ia terisak mengingat ucapan gandi yang mengganggu mentalnya.

Gandi merasa terpojok mendengar pengakuan dari syahla, ia seolah akan di hukum gantung oleh abangnya sendiri.

Sementara syahla, gadis itu hanya tersenyum dalam diam sambil pura-pura menangis merasa tersakiti.

"Makan tuh, Derita. Siapa suruh ngomong turun ranjang?" ujar Syahla pelan.

"Pergi dari sini! Sebelum abang pangkas habis pisang kau," usir Gala dengan mengancam.

Gandi segera beranjak dari tempat duduknya, berjalan melewati gala, arhan dan ari. Sedangkan syahla merasa puas dengan drama yang dilakoninya, ia membuka tangannya lalu menatap gala yang mendekat ke arahnya didorong oleh arhan.

"Kalian juga, pergilah," titah Gala menengok kebelakang.

Ari dan arhan hanya menurut saja, mereka paham gala ingin berduaan dengan syahla tapi itu tak ada jaminan mereka untuk patuh seutuhnya. Yap, dua pria itu mulai kepo apa yang dibicarakan oleh pasutri dadakan itu.

Mereka ingin tahu bagaimana seorang bos mafia dalam meluluhkan hati seorang wanita berhijab.

Setelah terdengar suara pintu tertutup, kini hanya ada mereka berdua didalam kamar tersebut. Gala meraih tangan syahla.

"Elo baik-baik saja, kan?" tanya Gala menatap lekat syahla dengan penuh damba.

"Baik aja, kok mas. Kamu yang tertembak keadaan kamu bagaimana?" jawab Syahla sembari bertanya balik.

"Seperti yang elo lihat, gue fine aja kok," sahut Gala dengan tersenyum lembut.

Syahla tersenyum bersyukur mendengar ucapan lelaki itu, sekarang mungkinkah saatnya ia bertanya siapa sebenarnya rian dan angel itu tapi sasa tetap takut akan sesuatu, ia takut gala marah padanya karena bertanya soal masa lalunya.

"Elo pasti penasaran, kan. Siapa itu rian dan angel?" ucap Gala memulai kembali percakapan mereka.

"Memangnya mereka siapa?" tanya Syahla mulai berani bertanya.

Gala menghela nafas panjang sebelum bercerita, "Rian itu teman kuliah gue saat di Oxford," ucapnya.

Syahla terkejut bukan lagi main-main, matanya terbelalak mendengar tempat awal mula kebencian itu.

"Apa! Oxford, universitas no.1 di dunia. Suamiku kuliah disana, berarti dia pinter dong," gumam Syahla dalam hati.

Syahla menghela nafas panjang, rasanya seperti mimpi dan pikirannya mulai melayang kemana-mana tapi ia segera tersadar kala gala memulai ceritanya.

"Jadi ... Waktu itu pas setelah kelulusan kita ngerayain itu di hotel. Gue gak tahu angel pacaran sama rian, dia bilangnya cinta sama gue dan udah beberapa kali ngatain cinta tapi gue tolak, terus ...." tutur Gala memulai cerita.

Lelaki itu diam, ia menghela nafas berat setelah mengatakan cerita yang tak pernah ia ungkapkan pada orang lain. Selama ini ia pendam sendirian masalah itu, tapi kini setelah kejadian yang tak pernah diduga oleh mantan sahabat rasanya syahla harus tahu.

Ia tak ingin syahla salah paham lagi seperti dugaan dirinya pacaran sama jena, ia juga beberapa kali memikirkan problem yang mungkin akan terjadi jika masalah ini diungkapkan ke publik.

"Terus, apa mas?" tanya syahla setelah gala cukup lama diam

"Malam itu mereka mabuk hanya gue yang enggak, angel—" ungkap Gala mendadak menggantungkan ceritanya, saat kenangan itu satu-persatu terlintas begitu saja dikepalanya.

Seolah baru terjadi kemarin, kenangan itu terasa masih segar dan begitu jelas.

"Apa selanjutnya, mas?" kepo Syahla menatap lekat suaminya.

Pikiran Gala melayang ke masa lalunya, dimana semua masalah berawal dan menjadikannya pria yang tak suka disentuh wanita, dimata orang dia dinilai lebih suka sesama jenis lantaran selalu menolak dan menyiksa lawan jenis saat berduaan.

Padahal sesungguhnya dia hanya pasien paranoid, yang tak ingin melakukan hal konyol yang merusak harga dirinya sebagai pria. Jika ada yang bertanya mafia yang tak suka wanita tentulah gala orangnya, lucunya lelaki itu bahkan mengatakan pada semua keluarganya tak ingin menikah seumur hidup.

Ia memilih menjadi pria jomblo seumur hidupnya.

Beberapa tahun lalu ...

.

.

"Ga, you like me?" Angel bertanya saat mereka sudah berduaan dikamar milik Angel.

Gadis yang memiliki paras rupawan dengan perpaduan antara jepang dan amerika, memiliki tubuh yang aduhai menggoda iman para lelaki disekitarnya, ia pintar dalam segi manapun termasuk menggoda pria.

Ruangan yang begitu mewah ala sultan itu begitu wangi dengan aroma lavender, juga lampu temaram yang syahdu mengikutinya seakan menarik kisah romantis antara dua manusia berbeda jenis.

Tak jauh dari sana ranjang yang sudah dihias indah dengan taburan kelopak mawar merah yang berbentuk love ditengahnya, seakan sudah terencana niat yang ingin diabadikan oleh angel.

"Yes," jawab Gala singkat tanpa menoleh.

Angel tersenyum pada lelaki itu, sudah lama ia menginginkan sesuatu bersama gala. Fantasi liarnya mulai tampak secara perlahan, mengubah aura manis menjadi panas membara.

Mereka duduk berdampingan disofa panjang, malam ini terakhir pertemuan mereka karena esok atau lusa gala akan pulang ke negaranya.

Angel meraih tangan lelaki itu dengan begitu lembut, gadis muda yang berusia masih 20-an itu semakin penasaran bagaimana hal yang akan terjadi, ia begitu antusias.

Dia memeluk gala tanpa rasa malu, mungkin sudah terbiasa karena ia berasal dari negara liberal tapi tidak bagi gala, lelaki itu menolak keras dengan mendorongnya pelan.

"Please, angel. Don't touch me!" Gala beranjak dari tempat duduknya menjauhkan dirinya dari sofa itu.

"Don't be hypocritical! Aku tahu you menginginkanku, you bilang menyukaiku. Then, apa salahnya kita melakukan itu?" sentak Angel dengan songongnya.

Ia tak suka ditolak, jika angel menginginkannya ia harus mendapatkannya termasuk gala.

Sekarang gala paham apa yang angel ingin bicarakan dengannya, bukan bicara, tepatnya melakukan hal intim layaknya suami istri. Baginya ini gila, wanita dihadapannya bukanlah gadis cupu yang biasa ia lihat kesehariannya tetapi lebih ke suhu.

Ia mendekati gala dan kembali merayunya tapi gala kukuh pada pendiriannya, ia tak mau melakukan hal tersebut hingga gala tak sengaja mendorong kasar wanita itu sampai ambruk kesofa.

"Tidak! Aku tak suka angel yang seperti ini," tolak Gala dengan keras.

Gala membalikkan badannya lalu melangkah pergi ke arah pintu, saat memutar knopnya ia kesulitan pintunya ternyata dikunci, lelaki itu membalikkan badannya melirik pada gadis yang sudah membara matanya.

Angel tersenyum sambil menunjukkan kunci pintu kamarnya, merasa puas dan sudah menang. Yakin bahwa gala akan memberinya kepuasan yang berbeda, ya, lelaki mana yang mau menolak dipuaskan secara gratis, itu yang ada dalam pikiran angel.

"You ingin ini?" tanya angel yakin lalu memasukkan kunci itu kedalam baju kaosnya yang tipis tepat didalam buah melonnya yang menyembul hampir keluar.

Sebelah bibir gala terangkat, matanya menyala melihat perlakuan gadis yang lebih tua darinya, ia masih muda—masih 19 tahun usianya kala itu—masih polos-polosnya soal begituan.

Lalu apa yang terjadi?

1
Febby fadila
ya Allah sungguh 😭😭😭😭 semoga Sasa selamat
Febby fadila
hadeee kenapa musti muter² Mulu siiii pusing juga bacax
Febby fadila
hadeee kenapa musti muter² Mulu siiii pusing juga bacax
Febby fadila
ciiihhh si Ilham pengecut brensek, maunya yg manis² doang setelah Alesia terpuruk mau membuangx, biadap JD suami 😡😡😡
Febby fadila
kenapa waktu di kamar nggak lumpuhin aja si bandot tua itu
Febby fadila
tegang juga aku bacanya 🤣
Febby fadila
weeee sadar woi nuduh orang tanpa bukti
Febby fadila
gimana nasibx Alesia kan JD kasihan masa Ilham sebagai suami nggak ada manis²nya siii,setidakx peduli karna istri blom balik ke rumah
Febby fadila
nggak ada yg nolongin Alesia gitu thor
Febby fadila
waduuu siapa lagi pemuda itu,, heran dee banyak amat si musuhx gala
Febby fadila
iri aja ni Bu Luna, makax punya anak tu kudu ngajarin yg benar
Febby fadila
astaga si Ilham cari mati,, semoga Sasa nggak apa²
Febby fadila
🤣🤣🤣🤣🤣 nur kamu itu kompor banget,, ini si Ilham mau rayu Sasa lagi
Febby fadila
biarkan anak buahmu yg mencari Jena atau tlpon sama papa jendral biar papa Jen yg urus jena
Febby fadila
🤣🤣🤣🤣 terciduk kau gala
Febby fadila
suruh para tuyul² yg ikut itu terutama cari 🤣
Febby fadila
waaa si Alesia ngak ada kapoknya
Febby fadila
pengorbananmu dan perjuanganmu masih panjang gala semangat
Febby fadila
aku senyum² sendiri kek ABG yg lagi kasmaran 🤣🤣
Febby fadila
bodoh kau Jena sdah tau hamil Mala nggak kasih tau Evan, obsesimu JD bumerang buatmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!