Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
Safira dan yang lain sedang menikmati makan malam bersama. Mereka menikmati makan malam sambil bercengkrama sesekali bersenda gurau. Zayyan sudah bertemu dengan papa juga kakak Safira sedari tadi, dan mereka cepat mengakrabkan diri.
Selesai makan Fira dan Nafisah kembali ke kamar Nafisah untuk melihat baby Fatih sedangkan mama dan para lelaki sedang berkumpul di ruang tengah bercengkrama, entah apa yang mereka bicarakan tidak membuat Fira kepo, dia hanya sibuk dengan baby Fatih.
"Gimana pernikahan mu dengan Gus Zayyan fir?" tanya Nafisah, saat ini Nafisah sudah tidak mengenakan cadar karena di dalam kamar.
"Biasa aja kk" jawab Fira santai.
"Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri fir, kamu tau kan tugas seorang istri?" sambung Nafisah.
"Gak mau tau aku kak, siapa juga yang mau nikah." Jawab nya santai.
"Astaghfirullah fir, gak boleh begitu. Kamu tau, saat seseorang sudah mengucapkan ikrar ijab Qabul nya Arasy langsung ber goncang. Tidak hanya manusia sebagai saksinya, melainkan Allah dan malaikat juga menjadi saksi. Saat itu juga tanggungjawab orang tua nya berpindah pada suami, suami yang wajib pada istrinya juga akan menanggung dosa sang istri jika istri nya berbuat dosa, jadi sepatutnya nya kita berbakti pada suami karena ridho Allah terdapat pada ridho suami." jelas Nafisah panjang lebar memberi nasihat.
Fira hanya diam mendengar, nasihat Nafisah menyentil hati nya, selama ini ia sudah sangat berdosa dengan suaminya.
"Tapi kan kak pernikahan ini karena terpaksa." sahut Fira.
"Selepas terpaksa atau tidak nya pernikahan tetaplah pernikahan fir. Terima atau tidak nya kamu tetaplah seorang istri." sambung Nafisah.
**
Sholatunbisalamil mubin linugthotitta'yii ni ya ghoroomii
Sholatunbisalamil mubin linugthotitta'yii ni ya ghoroomii
Nabiyyun kaana ashlattakwiini min ahdi kun fayakuun yaa ghoroomii.
Safira bersandar di headboard tempat tidurnya sambil bersholawat, ia memejamkan matanya sambil melantunkan sholawat. Tanpa ia sadari Zayyan dari tadi memperhatikannya.
Zayyan berdiri di depan pintu bersandar ke dinding melihat dan menikmati suara Fira yang sedang melantunkan sholawat nabi yang membuat hati nya sejuk. Suara merdu Fira membuat hati nya bergetar.
"Mas" kaget Fira saat membuka mata sudah ada Zayyan dikamar dan memperhatikannya.
"Kenapa berhenti?" tanya Zayyan sembari berjalan menghampiri Fira, Zayyan ikut duduk di sisi ranjang.
"Sejak kapan mas di situ?" bukannya menjawab Fira malah melayangkan pertanyaan.
"Sejak tadi" jawab Zayyan tersenyum. "Suara kamu sangat bagus, ternyata istri mas suaranya sangat bagus yah." ujar Zayyan sambil mengelus pucuk kepala Fira.
Fira yang mendapatkan pujian wajahnya langsung memerah. Kemudian Zayyan menyusul Fira duduk dan bersandar di headboard samping Fira.
"M_mas mau apa?" ucap Fira gugup karena Zayyan tepat disampingnya, lengan mereka saling menempel membuat Fira seperti tersengat listrik.
"Jangan tegang begitu, mas cuma mau duduk dekat kamu saja". sahut Zayyan lalu melingkarkan tangannya ke bahu Fira.
"Mas."
"Udah, mas gak akan ngapa-ngapain juga kok."
Safira hanya diam tak berani bergerak.
"Ternyata mas tidak tahu banyak yah tentang istri mas ini. Selain balapan, berkuda dan memanah dan sekarang sholawat dengan suara yang sangat merdu. Apa lagi yang mas tidak tahu?" tanya Zayyan menautkan alisnya.
"Balapan? mas tau dari mana aku suka balapan?" tanya Fira menyelidik.
"Sudah, gak penting mas tau dari mana, yang pasti istri mas ini sangat hebat." puji Zayyan sambil menyandarkan kepala Fira di dada nya.
"Biasa aja, gak baik memuji seperti itu mas. Pujian hanya untuk sang khalik mas." sahut Fira, ia tidak mau di puji secara berlebihan seperti itu.
"Masyaallah zaujati" Zayyan mengecup ujung kepala Fira, ia merasa kagum dengan istrinya, yang tidak sombong juga haus akan pujian. Memang selama ini ia melihat Fira gadis yang baik, tidak sombong terhadap sesama, ia hanya bertindak jika tidak sesuai jalannya.
"Apalagi yang mas tidak ketahui tentang kamu?" tanya Zayyan lagi.
"Tidak ada mas, ya seperti yang mas lihat seperti inilah aku. Tidak ada yang spesial dari aku." Jawab Fira tertawa kecil.
"Kalau makanan? minuman? apa saja yang kamu sukai dan tidak sukai?"
"Kenapa nanya itu?" Fira mendongak menatap Zayyan kemudian kembali menunduk. Ia tidak kuat menatap mata Zayyan.
"Mas hanya ingin tahu tentang istri mas, apa yang disukai dan tidak disukai nya, mas ingin lebih mengenal mu." ucap Zayyan.
Hati Fira berbunga mendengarnya, entah kenapa ia jadi sangat suka bila Zayyan bercerita panjang pada nya. Mereka berdua saling bercerita apa saja kesukaan, ke tidak kesukaan, hobi, favorit dan sebagainya.
"Satu lagi, aku gak bisa berenang." ucap Fira.
"Benarkah? apa benar istriku ini tidak bisa berenang, secara dia wanita yang sangat hebat." sahut Zayyan.
"Bisa sih bisa, cuma aku kalo berenang suka kram kaki nya". Balas Safira dan Zayyan manggut-manggut. "Oh ya, mana hadiah untukku? mas sudah janji kemarin saat aku berkuda." Safira menagih janjinya.
"Perasaan mas gak sedang berjanji deh, kamu nya aja yang minta." Zayyan menarik hidung Fira. "Tapi baiklah, mas akan beri hadiah yang spesial untuk istri mas ini." sambung nya.
Zayyan merogoh saku nya dan mengeluarkan sebuah tasbih. "Ini" Zayyan memberikan tasbih pada Fira.
Fira mengernyit melihat tasbih di tangannya kemudian mendongak menatap Zayyan. "Ini mas bilang hadiah spesial?" tanya nya bingung.
"Iya, tasbih ini sangat berharga dan spesial bagi mas, tasbih ini pemberian seseorang yang sangat mas hargai juga hormati, tasbih ini selalu mas bawa kemana-mana, mas mendapatkannya sangat beruntung, dan mas hanya akan memberikannya pada seseorang yang mas sayangi.
"Ini sesuatu yang berharga bagi mas?" Tanya Fira heran.
"He'em."
"Apa mas mencintai ku?" Tanya Fira sedikit tertawa.
"Kenapa tertawa? sejak mas mengucapkan ijab dengan papa mu, maka saat itulah mas mas akan mencurahkan cinta mas, hanya untuk istri mas." Sahut Zayyan dan itu membuat Safira bersemu.
Stay tune terus ya gays😊
Dan jangan lupa tinggalkan jejak kalian 🥰 dan satu lagi mohon jangan di skip/ loncat baca nya yah🙏
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭