Terlahir menjadi anak yang terbuang tak membuatnya berkecil hati. Semangat yang dimilikinya kembali berkobar kala melihat banyaknya orang yang menyayanginya.
Namun dunianya berubah kala dirinya memutuskan untuk menikah. Meski harus merasakan kepahitan akan cinta pertamanya. Denisa tetap bisa bertahan meski pada akhirnya dia memilih mematikan hatinya demi membuang rasa sakitnya.
~Kau tak pernah tahu perihnya luka yang tak nampak namun terasa sangat menyayat jiwa. Jika luka gores itu akan hilang dengan sendirinya namun tidak dengan luka hati, sampai kapanpun dia akan tetap kekal abadi.... Denisa
~ Kuakui aku bodoh. Seharusnya aku menggunakan akal dan hatiku bukan menggunakan emosiku... Raka.
Bagaimana kisah mereka mengarungi biduk rumah tangga dengan bayang bayang cinta lain yang masih melekat di hati Raka.
Mampukah Denisa kembali merasakan cinta dalam hatinya yang telah mati?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Serra R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27 Luka
Citra menatap lurus ke depan. Hamparan laut nampak dari tempatnya berdiri, deburan ombak pelan mengalun bersama desiran angin malam. Mata lentiknya terus menerawang menembus awan. Helaan nafas kasar terdengar mengisyaratkan bagaimana sesak dalam hatinya.
Berdiri sendiri disini membuat jiwanya sedikit tenang. Tak ada kesal, tak ada sedih apalagi amarah. Citra hanya ingin meleburkan diri barang sejenak dengan alam. Menikmati ketenangannya dan juga rasa damai yang tercipta.
Lama berpikir membuat dadanya yang sesak sedikit lapang. Banyak hal didunia ini yang tak mungkin bisa digapainya. Tak hanya cinta karena pada kenyataannya dia pun tak bisa merasakan bagaimana bahagianya hidup di tengah-tengah keluarga yang hangat.
"Aku mungkin memang mencintainya, akan tetapi bukan berarti aku harus egois dengan memaksanya untuk mencintaiku juga. Seharusnya aku bersyukur, karena masih ada yang mau menganggap ku sebagai saudara meski kenyataannya tak pernah ada hubungan apa apa antara kami. Seharusnya aku tahu diri dan cukup sampai disini rasa ini ada. Karena memang tak seharusnya aku mempunyai perasaan yang berbeda." Lirihnya pada diri sendiri.
Beberapa waktu yang lalu.
Radit yang baru saja keluar dari kamar Rena menutup pintu itu dengan perlahan, tak ingin mengganggu tidur gadis cantik yang mengusik hari harinya kini.
Dengan langkah gontai Radit melangkah menuju lantai 1. Disana nampak Denisa sudah menunggunya.
"Kakak ingin bicara denganmu, bisa?"
"Tentu, kak. Disini?"
"Tidak. Sebaiknya kita cari tempat yang nyaman untuk berbicara."
"Apa ini hal serius?"
"Tidak juga. Tapi yang jelas kakak ingin tahu sesuatu."
Denisa menarik tangan adik angkatnya itu untuk mengikutinya. Tubuh mungilnya seolah tak kasat mata bila sejajar dengan tubuh jangkung nan atletis milik Radit. Pemuda yang dulunya hanya menjadi pekerja bengkel itu kini sudah menjadi seorang supervisor restoran tempat Denisa kini bekerja. Tentu saja semua itu tak lepas dari peran serta Rico yang memang membidiknya untuk bergabung.
Tak tanggung tanggung, putra ke dua Nyonya Yenni itu bahkan mengajak Radit untuk meneruskan pendidikannya sambil bekerja. Karena hal itu jugalah yang menjadi pertimbangan Radit sehingga memilih memendam perasaannya pada Rena yang tak lain adalah adik kembar Rico sendiri.
"Ada apa kak?"
Bukannya menjawab, Denisa malah menatap lekat wajah Radit. Ditatap sedemikian rupa membuat pemuda itu salah tingkah.
"Kamu sedang jatuh cinta?"
Ha!!
Pertanyaan Denisa membuat Radit melongo untuk beberapa saat. Dia kehilangan kata kata, meski ingin mengelak namun dia yakin jika Denisa dapat melihat semuanya. Radit memilih menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan.
Dan anggukan kepala sebagai pertanda bahwa apa yang dikatakan sang kakak adalah benar adanya.
"Sama siapa?"
Radit tak menjawab, dia memilih bungkam untuk yang satu ini. Hingga celetukan Denisa membuatnya mendongak seketika.
"Bagaimana mungkin kak Nisa memiliki pemikiran seperti itu? bukankah selama ini kakak tahu bagaimana perasaanku padanya? tak lebih dari seorang kakak. Radit telah menganggap Citra sebagai adikku kak, jadi tak mungkin buatku untuk menyimpan rasa padanya."
"Kenapa tidak? toh tak akan ada yang melarang untuk itu."
Radit menggeleng kuat. " Tidak kak, seandainya mungkin pun Radit tak akan mau. Bukan berarti Citra jelek atau gimana, namun rasa sayang Radit padanya tulus hanya sebagai seorang kakak tak lebih. Sampai kapanpun rasa itu akan tetap sama dan Radit pastikan tak akan pernah merubahnya."
"Lalu kamu jatuh cinta pada siapa kalau begitu?" Denisa memicingkan matanya penuh selidik.
Radit kembali diam, namun pemuda itu merubah duduknya dan memilih merebahkan kepalanya dipangkuan Denisa. Dengan penuh kasih tangan Denisa mengusap lembut kepala pemuda yang telah dianggapnya adik tersebut.
"Aku jatuh cinta sejatuh jatuhnya pada seseorang yang tak mungkin bisa ku gapai. Sejak awal rasa ini timbul, aku sudah ingin mengelaknya. Dengan susah paya ku coba membuangnya jauh jauh. Namun lagi dan lagi aku tak pernah mampu. Semakin aku mencoba maka semakin aku merindukannya. Pada akhirnya aku memilih menyerah dan membiarkan rasa ini tumbuh subur meski tak akan pernah bersambut. Aku hanya menunggu hatiku lelah dengan sendirinya dan pasti nanti rasa itupun akan ikut menghilang seiring dengan waktu."
"Kak, apa memang orang seperti kita ini tak patut untuk bahagia?"
"Tidak!! siapa bilang kita tak berhak bahagia? semua orang yang hidup didunia ini berhak untuk bahagia termasuk kita. Jadi, kakak harap kamu tak akan pernah menyerah dengan apa yang kamu yakini. Teruslah berjuang dan berusaha, namun satu pesan kakak. Jangan pernah merubah apapun yang ada dalam diri kamu hanya demi orang lain meski kamu sangat mencintainya dengan begitu kamu bisa yakin jika memang dia patut kamu pertahankan."
"Tapi aku merasa tak pantas untuknya, kak. Dia begitu sempurna dan aku tak pernah ada seujung kuku pun baginya. Aku hanya takut kehadiranku akan membuat hidupnya semakin berantakan."
Tak bisa dipungkiri, rasa kurang percaya diri benar-benar membuat Radit tak mampu meski hanya memberi kode dan mengungkapkan perasaanya lewat perhatian.
Sementara tanpa sepengetahuan keduanya. Citra berdiri disana dengan hati dan perasaan yang hancur. Gadis itu memilih untuk menjauh demi menyembunyikan sakit hatinya.
Dengan langkah yang pelan Citra memilih berdiri di ujung villa yang sepi demi mendapatkan ketenangan batinnya.
.
.
.
Frans menatap wajah Raka yang nampak cerah. Tak seperti biasanya. Kali ini Raka tampil lebih fress dengan senyum tipis di ujung bibirnya. Wajah tampannya nampak sangat berbeda dengan hari hari sebelumnya. Semangat Raka yang sempat patah kini telah tumbuh kembali.
"Tumben kamu bersemangat begini? ada apa?"
"Tak ada, hanya saja aku merasa punya semacam energi baru untuk bangkit. Aku akan bekerja keras untuk itu."
"Baguslah. Aku ikut senang mendengarnya. Oh iya, Aku kesini karena ada hal penting yang harus aku katakan padamu."
"Soal apa?"
"Pertemuan dengan Nona Nisa mengenai perkembangan pembangunan hotel di kota A. Apa kau mau turut hadir disana atau..?"
"Sebaiknya aku tak ikut, tolong kamu urus saja semaunya. Karena aku punya rencana sendiri untuk bertemu dengan istriku. Yang pastinya tak akan melibatkan masalah pekerjaan. Aku tak ingin mencampur aduk semuanya. Aku menginginkan quality time dengan istriku tanpa ada gangguan pekerjaan atau lainnya."
"Baiklah, aku selalu mendukungmu untuk itu. Ingatlah untuk cepat bertindak sebelum terlambat."
"Tentu, aku tak ingin menyesal untuk ke dua kalinya. Dan aku pastikan semua tak akan pernah terjadi lagi."
Frans tersenyum, dia ikut merasa bahagia dengan perubahan yang terjadi pada diri Raka. Frans yang merupakan salah seorang yang tahu pasti tentang kemelut yang dihadapi oleh lelaki itu sejak hubungannya merenggang dengan keluarganya dan juga dengan masalah masalah yang ditimbulkan oleh Laras dan juga Talita ibunya. Frans berharap jika semua ini benar-benar adalah akhir dari segala kesakitan yang Raka alami.
tpi rayyan udah sama jennie kan thor di kota B..
selamat ya ren
jangan menunda momongan lah.. biar kan berjalan sesuai kehendak yg kuasa.. kalian cukup ngadon aja 🤭
mau liat live streaming ini 🤣🤣
gass yok
ibu telat 🤭🤭
akhirnya rencana berjalan lancar.
selamat untuk rena dan radit