NovelToon NovelToon
Rahim Nayra Untuk Naura

Rahim Nayra Untuk Naura

Status: tamat
Genre:Ibu Pengganti / Cinta Terlarang / Pengganti / Tamat
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.9
Nama Author: SkySal

Karena sebuah kecelakaan yang di sebabkan oleh Nayra, Naura yang merupakan suadara kembar Nayra harus kehilangan janin dalam kandungannya. Tak hanya itu, rahim Naura juga terpaksa di angkat sehingga ia tak mungkin lagi mengandung. Sedangkan suami Naura yang bernama Raka sangat mendambakan lahirnya seorang anak dari sang istri, karena Raka adalah anak tunggal dan ia butuh pewaris dalam keluarganya yang merupakan pengusaha kaya raya.
Naura yang tak mau kehilangan posisi sebagai menantu dan istri yang sempurna memaksa Nayra untuk bertukar peran dengannya sampai Nayra hamil dan melahirkan anak Raka. Namun, tentu saja tak boleh ada yang mengetahui hal itu. Jika Nayra menolak, Nuara mengancam akan bunuh diri.

Namun, apakah Nayra akan setuju berperan sebagai saudara kembarnya sementara Nayra sendiri sudah memiliki tunangan?
Sanggupkah Nayra menjalankan perannya sebagai istri Raka bahkan harus melayani Raka di ranjang demi lahirnya anak impian Nuara dan Raka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SkySal, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 - Manja?

Raka hanya bisa membisu meyaksikan Nayra yang saat ini makan bakso pedas yang masih panas dengan begitu lahapnya. Wanita itu bahkan seperti seseorang yang tak makan selama beberapa hari.

"Kamu nggak mau?" tawar Nayra sembari menyodorkan satu biji bakso ke mulut Raka, dan tentu saja pria itu menolak. "Kenapa? Enak loh, mumpung masih panas," ujar Nayra.

"Nanti aku sakit perut." Jawaban Raka itu membuat Nayra langsung berdecak kesal.

"Dasar anak mami," dengus Nayra dengan sinis yang membuat Raka menganga.

"Kamu bisa juga ngedumel, Nay?" kekeh Raka. "Aku fikir kamu cuma bisa tersenyum lembut atau menangis sedih," godanya yang lagi-lagi membuat Nayra mendelik dan ia juga enggan menanggapi godaan pria itu.

Keduanya kembali terdiam, Nayra begitu fokus pada bakso di depannya sementara Raka fokus menatap Nayra. Binar di mata wanita itu kini telah berubah, tak lagi penuh luka seperti kemarin. Raka berjanji pada dirinya sendiri, dia akan membuat Nayra menjadi wanita yang selalu bahagia.

"Pelan-pelan," kata Raka sembari menyelipkan anak rambut ke telinga Nayra. "Seharusnya kamu mengikat rambutmu, Sayang, biar nggak ganggu kalau lagi makan begini begini."

"Lupa," jawab Nayra singkat.

Raka pun memegang rambut Nayra agar tak mengganggu saat wanita itu sedang makan, dan kali ini Nayra tak mencoba mencegah atau menghindari Raka.

Setelah menghabiskan satu mangkuk bakso, Nayra meminta tambah satu mangkuk lagi yang membuat Raka melongo. "Udah, Nay, nanti kamu sakit perut," tegur Raka cemas.

"Nggak akan, aku masih lapar," jawab Nayra yang seketika membuat Raka meringis.

"Kamu sudah makan satu mangkuk penuh lho, Nay, masa masih lapar?" ringis Raka. Namun, Nayra hanya melirik pria itu sekilas, dia enggan menanggapi ucapan Raka, membuat ayah dari bayinya itu kembali bungkam.

Setelah identitas aslinya terbongkar, Raka merasa Nayra menunjukan sikap yang benar-benar berbeda dan tak pernah dia bayangkan sebelumnya. Namun, justru hal itu yang sangat dia sukai.

"Baksonya, Bu," kata penjual sambil menyajikan satu mangkuk bakso lagi untuk Nayra.

"Wah, terima kasih." Nayra langsung tersenyum lebar, bahkan dia menelan ludah nya saat melihat bakso itu, membuat Raka kembali meringis.

"Ya Tuhan, semoga ini terkahir kalinya Nayra mengidam makanan di pinggir jalan."

🦋

Keesokan harinya, Naura kembali ke butik seperti biasa. Ia menyibukan dan melayani beberapa pembeli langganan butiknya yang memang berlangganan cukup lama di butiknya, hal itu berhasil membuat kesedihan Naura sedikit berkurang.

Tak berselang lama, Naura kedatangan Nita. Wanita itu langsung menyapa Naura dengan wajah sumringah. "Aku fikir kamu nggak ke butik lho, Ra, ini bari jam setengah 9," kata Nita.

"Aku bosan di rumah," jawab Naura.

"Ah, istri bos sih sudah pasti bosan di rumah, ya. Kan nggak ngapa-ngapain, beda sama istri-istri lain yang sibuk ngurus ini dan itu," kekeh Nita yang hanya ditanggapi dengan senyum tipis oleh Naura. Tak mungkin dia bilang pada temannya itu kalau saat ini rumah tangganya dengan sang bos besar itu tengah berada di ujung tanduk.

"Oh ya, kamu mau cari apa, Nit? Aku banyak baju premium lho, dari Paris langsung," kata Naura.

"Boleh, aku lagi cari sepatu juga, minggu depan mau ke puncak sama teman-teman. Kamu mau ikut nggak?" tanya Nita sambil mencari beberapa barang yang dia inginkan.

"Nggak, Nit, aku lagi malas ke mana-mana," jawab Naura. "Oh ya, aku punya sepatu yang baru datang kemarin sore, cuma ada beberapa aja lho, bagus banget deh pokoknya."

"Tapi bisa kasih diskon dong?" tawar Nita sambil melemparkan senyum manisnya pada Naura, sementara Naura hanya terkekeh kemudian mengangguk. "Terima kasih banyak, Ra, kamu memang terbaik deh," seru Nita girang.

"Asal belanja yang banyak, minimal 10 juta, aku kasih diskon."

"HAH, itu mah sama saja, Naura."

...🦋...

Nayra melenguh lirih dalam tidurnya, ia menggeliat malas setelah itu Nayra menarik selimut hingga menutupi tubuhnya. Hari memang sudah siang, bahkan matahari sudah sangat tinggi. Namun, Nayra masih terlelap dibalik selimutnya.

Sementara itu, Raka saat ini sedang mandi karena hari ini ia juga bangun kesiangan gara-gara tengah malam tadi dia kurang tidur. Setelah mandi, Raka keluar dari kamar dan ia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat Nayra yang masih tidur.

Setelah makan bakso, Nayra yang kekenyangan tertidur di mobil. Tentu saja Raka mengambil kesempatan itu untuk membawa Nayra ke kamarnya. Dan di sinilah wanita itu sekarang.

Saat Raka mencari pakaian di lemari, ponselnya berdering dan hal itu rupanya mengganggu tidur Nayra. Perlahan wanita itu terbangun, dia mengucek matanya yang masih terasa sangat berat.

"Selamat pagi, Sayang," sapa Raka sembari mengambil ponselnya yang ada di atas meja.

Mendengar suara pria itu, seketika Nayra membuka matanya lebar-lebar, dia langsung mengedarkan pandangannya dan emosi kembali terpancing dalam jiwanya saat menyadari dia ada di kamar Raka.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" Nayra bertanya dengan ketus.

"Karena aku bawa kamu ke sini." Raka justru menjawab pertanyaan itu sambil tersenyum manis. "Halo, Siksa?" sapa nya kemudian pada sang sekretaris yang menghubunginya.

"Halo, selamat pagi, Pak Raka. Apa Bapak akan ke kantor hari ini?" tanya Siska dengan sopan.

Namun, Raka tak langsung menjawab pertanyaan sekretarisnya itu. Ia justru menatap Nayra dan bertanya, "Sayang, aku boleh ke kantor hari ini?"

"Terserah!" Nayra menjawab dengan ketus sembari menyingkap selimut nya, dia hendak turun dari ranjang tetapi tiba-tiba Nayra meringis sambil memegang perutnya.

"Ada apa? Kamu sakit perut?" Raka langsung terlihat cemas saat melihat Nayra yang merintih kesakitan.

"Perutku perih," rengek Nayra.

"Sudah aku bilang, bakso itu pasti akan membuat kamu sakit perut!" seru Raka antara kesal dan panik. "Siska, handle semua jadwalku hari ini, aku ngga bisa ke kantor lagi," seru Raka kemudian.

"Tapi ada berkas yang harus Bapak tandatangani hari ini juga," ujar Siska.

"Memangnya kamu nggak bisa antar ke rumah?" geram Raka. Bahkan, setelah itu dia langsung memutuskan sambungan telponnya.

"Nayra, kita ke rumah sakit, ya. Aku takut kamu keracunan makanan," ujar Raka kemudian.

"Bukan," jawab Nayra sambil menggeleng lemah.

"Terus apa? Kamu sakit perut, kan? Sudah aku ingatkan berkali-kali supaya kita cari bakso di tempat yang bersih, tapi kamu ngeyel," gerutu Raka.

"Aku lapar lagi."

"Hah?"

"Aku beneran lapar, sampai perutku perih lagi." Nayra berkata dengan sangat manja, bahkan tatapan wanita itu juga manja membuat hati Raka berdesir. Namun, dia merasa heran dengan segala perubahan sikap Nayra yang benar-benar tiba-tiba dan berbanding terbalik dari sikapnya kemarin.

Raka menatap wanita mungil di depannya ini. Apakah dia benar-benar Nayra yang selama ini dia kenal?

"Raka, aku beneran lapar," rengek Nayra lagi sambil melirik jam dinding. "Astaga, sudah mau jam 9, pantesan aku lapar," gumamnya.

"Mau makan apa, Sayang?" tanya Raka dengan lembut.

Yeah, mumpung Nayra manja jadi dia pun harus bersikap lembut agar sikap manja wanita itu bertahan lama.

"Nggak usah sok mesra, Raka, aku cuma lapar." Tiba-tiba Nayra kembali ke mood judesnya yang membuat Raka melongo. "Aku lapar sate."

1
ayu cantik
suka
Surati
bagus ceritanya 👍🙏🏻 menguras emosi dan air mata, dan akhirnya happy ending🥰🥰 semangat thor 💪
JanJi ◡̈⋆ⒽⒶⓅⓅⓎ😊
play victim, penyakit yg d cari sendiri, sbb tu org tua² selalu pesan sebelum buat sesuatu fikir dulu banyak kali sblm menyesal kemudian hari, 🤭🤭🤭
Anaknya Baba: coba baca novel Poppen kak, siapa tahu sesuai selera kakak.
total 1 replies
Yukeu Nadhira
gila baby Al bayi sultan
Anaknya Baba: coba baca novel Poppen kak, siapa tahu sesuai selera kakak.
total 1 replies
Jessica
Luar biasa
Lilo Stitch
makanya klu lg hamil trs dilarang sama suami jgn keluar rumah ya di dengerin, jgn keras kepala. suami melarang pasti kek ada firasat.
Mira Hastati
bagus
Adi Saputra
Luar biasa
Bojone pak Lee
mampir thor
Sunarti Sunarti
bagus
Nesya Yanuar
gmn sih si naura ini, kl proses hamil scr alami, sdh tentu raka hrs bersetubuh sm nayra, dan dgn begitu apa raka gk malah curiga kl yg dia tiduri itu bkn istrinya, krn faktanya si nay masih perawan. raka jg pasti bkn org bodoh yg tdk bs membedakan rasa nya kan.
Vtree Only
Luar biasa
Vtree Only
makan siang jadi makan sayang /Smug/
Vtree Only
gak kebalik ya ma?!?!
situ pernah gak mikirin perasaan Nayra dari sejak kecil hingga detik ini
Vtree Only
pasti mampir kak
Ajwan Syah
Luar biasa
marti 123
Biasa
marti 123
Kecewa
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
kalea rizuky
bian woy lu kn uda tidur ma Naura jangan nyalain nay aja donk munafik
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!