Hasna Aulia Zahrani seorang remaja yang cantik, pintar, ceria dan manja. Ia adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses dan keluarga harmonis, pada awalnya. Hingga tanpa kesengajaan, orang ketiga masuk kedalam rumah tangga orang tuanya dan mengakibatkan perceraian.
karena merasa di khiantai orang tuanya, maka setelah perceraian orang tuanya, kehidupan Hasna berubah menjadi seorang pemberontak, nakal, pembangkang dan lebih banyak menghabiskan waktu di luar dalam arena balap liar, clubbing serta perkumpulan remaja bebas lainnya. Walaupun hati kecilnya menolak itu semua.
Masa SMA, ia memilih hidup bersama pengasuhnya sedari kecil. Hingga suatu ketika, ia memutuskan untuk tinggal bersama kakek dan neneknya di kota kelahiran sang Ibu.
Karena merasa khawatir dengan kelakuan Hasna, maka kakek serta neneknya memutuskan untuk menikahkan Hasna dengan Afnan Al-jaris, seorang Businessman yang bergelar Ustaz dan putra bungsu dari sahabat kakeknya yang merupakan seorang Kyai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rose noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Saung Ambu bag -1-
Lima hari setelah pertunangan.
Pagi itu Hasna tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Semenjak malam pertunangan, Hasna tidak pernah bertemu lagi dengan Afnan.
Tok ... tok ... tok ...
Suara ketukan di pintu kamar Hasna, sepertinya itu Bi Rumi. "Neng, sarapan sudah siap di bawah!" betul saja itu suara Bik Rumi di depan pintu Kamar Hasna.
"Iya Bi, sebentar lagi Nana turun!" sahut Hasna
Triiiingg...
Notifikasi Pesan masuk di WhatsApp-nya Hasna.
"Assalamua'laikum bidadari ku, calon makmumnya aku, apa kabar?" isi pesan pada ponsel Hasna.
"Ustaz Afnan. Heh ... Bidadari, kalau kamu tau, manusia macam apa aku yang sesungguhnya. Apa masih kau panggil aku bidadari?" gumam Hasna dalam hati.
"Wa'alaikum Salam. Bidadara, calon Imam yang maksa! calon makmum yang terpaksa ini, Alhamdulillah baik!" balas pesan Hasna
"kok, bidadara?" balas Afnan.
"Mm ...Ustaz 'kan panggil aku bidadari, itu 'kan buat cewek, nah kalo untuk cowok-nya aku gak tau, kalo aku perkirakan mungkin bidadara. Ahahah." balas pesan Hasna pada Afnan dengan tertawa di ujung ketikkan.
"Baiklah, sungguh kah menerima ku Karena terpaksa? balas pesan Afnan.
"Gak tahu! sudah ya, aku mau berangkat ke sekolah dulu. Bye! Assalamu'alaikum."Hasna mengakhiri chat dari Afnan.
"Wa'alaikum Salam," Pesan terakhir Afnan tanpa di baca oleh Hasna.
***
"Ninen, Kiki, Nana berangkat dulu ya," pamit Hasna pada kakek dn Nenek-nya setelah ia sarapan.
"Iya Sayang, hati hati! belajar yang rajin," ucap Ninen nya.
"Ingat! kamu sudah menerima Afnan, satu minggu lagi kalian menikah, jangan dekat-dekat dengan laki-laki lain, pokoknya harus jaga jarak," pesan Kiki nya pada Hasna.
"Iya Kiki, Nana tau itu!" Hasna mengiayakan pesan sang Kiki dengan mimik muka yang kurang senang. Lebih tepatnya berkata ketus.
Di kantor Afnan, yaitu di sebuah restoran ternama di kota itu.
"Dek Sob! Hasna bilang terpaksa menerima lamaran Ana." tutur Afnan pada Ubaydillah.
"Memangnya yakin ya A'a bro begitu? perasaan dia cukup tenang waktu khitbah itu, bahkan jawaban dia bisa se-detail itu," ujar Ubaydillah.
"Mungkin! apakah Ana terlalu memaksakan dia untuk menerima perjodohan ini ya sob?" tanya Afnan kembali.
"Tapi, dia itu lucu bro, dengan kelakuan dia yang aneh, dia berusaha menyembunyikan wajahnya. Inget :kan waktu hari khitbah, dia gak bersedia memperlihatkan wajahnya, malah ia memakai gamis bercadar rapih sebagai penutup wajah. Padahal sebelumnya, pakaian kurang bahan ia kenakan, hihi," kekeh Ubaydillah merasa lucu.
"Iya, bahkan waktu malam itu, dia mirip ninja pakai kain sarung. Ninja kain sarung Hehe ... Hasna-Hasna
... Menarik!" ucap Afnan menimpali Ubaydillah.
"Ahahahah iya," Ubaydillah tertawa ingat malam itu. "Selanjutnya, A'a bro?" tanya Ubaydillah.
"Ikuti saja, kalau memang dia jodohnya Ana, pasti di permudah, Aamiin," ucap Afnan.
"Aamiin," timpal Ubaydillah.
"Hm, oke scedul hari ini, tinjau Saung Ambu A'a bro, selesai dari sana, terus tinjau ternak ikan di waduk xxxxx," Ubaydillah mengalihkan pembicaraan.
"Jam berapa, kita kesana?" tanya Afnan
"Ba'da Dzuhur," sahut Ubaydillah.
***
Di sekolah Hasna..
"Na, pulang sekolah makan yuk! tenang gue yang traktir," ajak Adrian.
"Halah, keren lo! pasti lagi tajir nih? tapi gue bawa mobil Yan, kita jalan sendiri-sendiri, gak apa-apa 'kan?" tanya Hasna.
"Gak tajir sih! dapat bonus dari Bos-nya bokap. Kemarin, gue bantu bokap ngetik berkas buat Hotelnya. Oke, yang penting makannya gak sendiri- sendiri 'kan?" tanya Adrian bermaksud berkelakar.
"Wah keren Bos-nya Bokap lo, hanya bantu ngetik di kasih bonus. Ah dasar lo, ya gak lah! kalau sendiri makan saja di rumah, ahahah," canda Hasna.
"Hooh orang nya baik! loh memangnya motor lo kemana, Na?" tanya Adrian, memang biasa nya Hasna membawa motor, tapi hari ini ia malah membawa Mobil.
"Ada! lagi gue pingit, hihi ...." ucap Hasna asal
"Memangnya kenapa? Si Valentino, mau lo kawinkan paksa sama siapa pakai di pingit segala?" tanya Adrian lagi dengan nada candaan.
"Sssstt ... gue habis nyerempet kaca spion mobil orang Yan dan kayaknya dia tau nopol motor gue, cause gue tau Mobil jenis itu ada dashboard came-nya," tutur Hasna.
"Ooohh ... si Valentino jadi buronan dong? ahahha ...." timpal Adrian sambil tertawa.
Motor Hasna dinamai Valentino bukan karena nge fans sama valentino Rossi. Akan tetapi motor itu, ia dapatkan dari Roy berbarengan dengan malam Valentine. Karena warna motornya hitam, jadi ia kasih nama Valentino, kalau motor yang di sita papanya Ia beri nama kitty pink.
"Hed, jangan ketawain kenapa! nanti ada yang denger! enak saja, gak buron tuh. Dia lagi gue pingit saja, hihi.." ucap Hasna lagi.
Teettt ... teetttt ... Bel tanda pulang sekolah berbunyi. Karena sudah masuk waktu Zhuhur. Maka Hasna memutuskan untuk Salat dahulu di Musholla Sekolah.
***
Kini Hasna dan Adrian berada di sebuah tempat makan terapung, bernama 'SAUNG AMBU' kata Adrian ini tempat makan pavoritenya. Tempat makan ini terdiri dari saung-saung bambu dan saung-saung itu berdiri di atas kolam ikan yang sangat luas. Tempat yang asri, suara gemercik air. Lalu lalang ikan berwarna-warni membuat suasana nyaman bikin betah. Di tambah menu makanan yang banyak pilihan dan lezat, ekonomis, membuat si pelanggan ingin kembali.
"Masya Allah, keren Yan tempatnya." Decak kagum dari Hasna. Adrian mengiyakan sembari mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat asri dan indah tersebut.
***
Bersambung ...