SILAHKAN MAMPIR BAGI YG SUDAH CUKUP UMUR, BOCIL HARAP MELIPIR!!!!!
Tidak sengaja menabrak seorang Dosen tampan bernama Alexander membuatnya harus dihukum menjadi seorang asisten pribadi selama satu bulan!
Dia dituntut bisa memenuhi semua kebutuhan Alex dan harus tunggal serumah dengan nya.
Namun rupanya, Jenni yang terlalu bodoh tak mengetahui maksud dari kalimat "memenuhi semua kebutuhan" pria itu. Dimana dirinya juga harus memenuhi kebutuhan ranjang sang Dosen casanova.
Bagaimanakah jadinya bila Jennifer benar-benar mengikuti kemauan Alexander?
Simak terus kelanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ana Azzura, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pert 26
Happy reading ☺️💖
🍁🍁🍁
"Aarrgghhh" Alex mengerang panjang saat bisa memuntahkan lahar keramat miliknya dengan tangannya sendiri.
Ia keluar dengan tubuh lebih segar dari sebelumnya. Walaupun sedikit kurang nyaman saat menuntaskannya sendiri, tapi ia harus terbiasa seperti ini, supaya tidak menyakiti orang yang dicintainya.
Alex sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur empuknya, ia merasakan matanya mulai berat. Berulang kali ia menguap, akhirnya tak berselang waktu lama ia sudah terlelap begitu pulas.
.
.
Sedangkan di kamar lain, terlihat Jenni tidak bisa memejamkan mata. Berulang kali ia membolak-balikkan tubuhnya mencari tempat nyaman, tetapi tetap saja tidak bisa mengantuk. Jenni merasa tidak nyaman dengan dirinya.
Akhirnya memutuskan ke dapur untuk sekedar mengambil air putih. Saat melewati tangga ia mendengar suara suara aneh berasal dari kamar.
Jenni sempat berfikir yang tidak tidak tetapi segera ia tepis. Ia kembali melanjutkan langkahnya menuju dapur.
Saat di dapur ia melamun memikirkan suara tadi seperti orang yang sedang making love, tapi langsung ia tepis. Ia tidak ingin berprasangka buruk sebelum mengetahui kebenarannya.
Setelah dirasa cukup, Jenni kembali ke kamarnya. Namun saat melewati kamar itu, ia kembali mendengar suara yang bahkan begitu jelas di telinga.
"aahh yes faster ahhh.." Jenni terpaku di tempatnya.
Langkahnya sekita terhenti, matanya membola, kerongkongannya sesak, lidahnya begitu kelu untuk berkata.
"Ahh..ahh.. ouuhh..ini sangat penuh ahh"
"Uhhh kau hebat sayang ahhh.." Suara itu begitu jelas di telinga Jenni.
"Suara itu ah-.. ya ampun.." Jenni langsung membekap mulutnya sendiri, ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar oleh telinganya.
Sekali lagi! Jenni ingin memastikan!
Ia mendekati kamar itu yang menjadi sumber suara laknat itu, suara itu terdengar begitu nyaring saat berada di depan pintu.
"Ouuhh kau sangat nikmat ahh.." Jenni menutup telinga begitu erat ketika suara itu begitu menggema di telinga nya. Dadanya begitu sesak saat mendengar suara era*ng*an dari dalam sana.
Jenni memutar handle pintu beberapa kali ternyata tidak bisa. Itu artinya kamar itu di kunci dari dalam. Sekuat tenaga Jenni menjauh dari tempat laknat itu, lagi pula untuk mencegah pun sudah tidak bisa, Jenni hanya bisa pasrah walaupun rasanya ini seperti mimpi.
Ia kembali ke kamar dengan pandangan kosong. Saat memasuki kamar, ia langsung merebahkan tubuhnya namun tetap saja pikirannya masih dipenuhi tanda tanya dengan kejadian tadi.
Sekelebat bayangan itu terus menghantui dirinya.
"Bagaimana jika mereka benar benar sedang bercinta? "
"AAAHHH TIDAK MUNGKIN!!!" Jenni berteriak keras sambil menutup kedua telinganya. Ia masih saja tidak percaya walaupun kenyataannya seperti itu, ia berusaha menyangkalnya.
Begitu banyak pertanyaan yang ada di dalam benaknya. Ia terus berperang melawan pikirannya sendiri. Lama kelamaan ia mulai merasa lelah hingga kesadarannya mulai berkurang dan ia pun mulai menyelami ke alam mimpi.
.
.
Pagi hari sudah tiba, para manusia sudah mulai melakukan aktivitas. Tetapi tidak bagi Jenni, ia masih saja menyelami alam mimpi tanpa menghiraukan gedoran di luar pintu.
Saat gedoran itu terdengar begitu keras dan memekakkan telinga nya, ia mulai mengerjakan matanya.
Mulutnya masih saja menguap, ia merasa sangat mengantuk karena tadi malam ia tidur sedikit larut, matanya masih berat untuk membukanya.
"Jennifer!! buka pintunya!" Jenni mendengus kesal saat mendengar suara dari luar berteriak memanggil dirinya.
" Iya..sebentar!!" Akhirnya ia bangkit dengan mata masih sedikit terpejam.
"Cklek"
Saat pintu terbuka ia melihat ayah Alex yang didepan pintu.
"Maaf om..saya terlambat bangun" Jenni sebenarnya malu saat kerena bangun sampai dibangunkan ayah Alex.
" Tidak perlu merasa tidak enak hati, justru om yang minta maaf telah membangunkan mu. Tapi saat ini ada hal yang lebih penting untuk aku tunjukkan padamu, ayo! ikut denganku" ayah Alex menarik tangan Jenni.
"Tapi biarkan saya cuci muka dulu om.." Jenni menarik kembali tangannya dari ayah Alex.
"Tidak perlu! Om hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu sebentar" Ayah Alex sudah menariknya dan berjalan sedikit cepat, sampai Jenni harus sedikit menyeimbangkan langkahnya.
Saat di depan kamar Alex, Jeremy menghentikan langkahnya ia menarik hendle pintu. Jenni sudah bisa menebak apa yang terjadi didalam sana.
Saat pintu terbuka lebar, terpampang lah dua manusia yang tertidur saling berpelukan, bahkan keduanya sama sama polos. Jenni hanya memandang dengan tatapan sulit diartikan.
"Alex bangun!! apa yang kau lakukan!!!" pekikan ayah Jenni berhasil membangunkan dua insan yang masih tampak begitu nyaman dalam tidurnya.
"Ada apa ayah..? kenapa harus teriak teriak?" Alex yang masih belum menyadari melanjutkan tidurnya, bahkan ia kembali mendekap tubuh polos Feerya.
Namum, Feerya yang sudah membuka matanya ia melihat sekitar.
"Aaaaa.." feerya berteriak saat menyadari tubuhnya sudah polos tanpa sehelai benangpun.
Alex yang mendengar teriakkan feerya seketika terbangun, matanya membola saat menyadari apa yang sudah terjadi.
"ke..kenapa kamu ada disini?" Alex mengamati tubuhnya yang sudah tidak menggunakan apapun, kemudian ia melihat tubuh Feerya yang dipenuhi dengan tanda kissmark bahkan di area da*da pun terlihat bekas ruam kemerahan karena Feerya yang tiba-tiba duduk sehingga tubuh atasnya terpampang jelas tanpa tertutup selimut.
Pandangan Alex beralih kepada dua orang didepannya, Ia menatap Jenni yang juga menatapnya dengan tatapan sulit di artikan.
.
"Jenni, i..ini ti..tidak seperti yang ka..kamu pikirkan sayang.." Alex menatap kearah Jenni dengan pandangan mengiba.
"Alex!! apa yang sudah kamu lakukan pada Feerya???" Jeremy terlihat sangat marah pada Alex.
...❤️❤️❤️...
...TBC...
Kalian baca cerita ini bosan nggak ??
Kalo bosan nggak aku terusin hihi
Kalo enggak, coba kasih like, komen, dan gift nya dong🤗
Terimakasih 🙏
kalo sampe bella tinggal bareng kalian
siapa suruh dari awal ga jujur
saya jadi ikutan sakit ati