NovelToon NovelToon
Sistem Tak Terukur

Sistem Tak Terukur

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Sistem / Harem / Penyeberangan Dunia Lain
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Eido

Update tiap hari ~
Follow Instagram: eido_481
untuk melihat visual dari karakter novel.

Setelah begadang selama tujuh hari demi mengejar deadline kerja, seorang pria dewasa akhirnya meregang nyawa bukan karena monster, bukan karena perang, tapi karena… kelelahan. Saat matanya terbuka kembali, ia terbangun di tubuh pemuda 18 tahun yang kurus, lemah, dan berlumur lumpur di dunia asing penuh energi spiritual.

Tak ada keluarga. Tak ada sekutu. Yang ada hanyalah tubuh cacat, meridian yang hancur, akibat pengkhianatan tunangan yang dulu ia percayai.

Dibuang. Dihina. Dianggap sampah yang tak bisa berkultivasi.

Namun, saat keputusasaan mencapai puncaknya...

[Sistem Tak Terukur telah diaktifkan.]

Dengan sistem misterius yang memungkinkannya menciptakan, memperluas, dan mengendalikan wilayah absolut, ruang pribadi tempat hukum dunia bisa dibengkokkan, pemuda ini akan bangkit.

Bukan hanya untuk membalas dendam, tapi untuk mendominasi semua.
Dan menjadi eksistensi tertinggi di antara lang

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eido, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perjalanan Baru Dimulai

Beberapa jam telah berlalu dalam keheningan yang hanya diisi oleh denyut energi spiritual dan denting samar dari aliran qi. Qin Aihan duduk bersila, tubuhnya diselimuti kabut ringan hasil dari sirkulasi teknik yang baru saja ia pelajari. Butiran-butiran keringat membasahi pelipis dan dagunya, menetes perlahan namun tak mampu menghapus senyum hangat yang merekah di bibirnya.

Di dalam benaknya, gelombang pengetahuan baru mengalir deras kenangan, pemahaman, dan teori alkimia dari Teknik Alkemis Langit Hijau Tingkat Biru terpatri kuat dalam kesadarannya. Setiap simbol, jalur energi, dan metode ekstraksi esensi tanaman spiritual terasa begitu jelas seakan telah ia pelajari sejak lahir.

Kini, Qin Aihan tahu dengan pasti peluangnya untuk meramu Pill Pembuka Qi atau Pill Pembangunan Fondasi tingkat tinggi telah melonjak drastis. Tidak lagi sekadar keberuntungan atau keterampilan dasar, tapi penguasaan sistematis yang didasarkan pada teknik langka yang diwariskan langsung oleh suaminya. Peluang berhasilnya meningkat menjadi 80% angka yang bahkan para alkemis utama di sekte besar pun akan iri melihatnya.

Ia menoleh ke arah Feng Jian, mata beningnya bersinar penuh rasa kagum. “Teknik ini... luar biasa.” bisiknya pelan, hampir seperti gumaman seorang pemuja yang menemukan kitab suci. “Hanya tingkat biru... namun kekuatannya seperti di ambang ungu.”

Dalam hati, Qin Aihan tak bisa menahan diri untuk membayangkan bagaimana jika Teknik Alkemis Langit Hijau ini ditingkatkan ke Peringkat Ungu... atau bahkan lebih tinggi? Bayangan tentang dirinya menciptakan Pill langka, menyembuhkan luka fatal dalam sekali minum, atau memperkuat kultivator hingga menembus batas, perlahan-lahan menari dalam benaknya.

Feng Jian yang duduk tak jauh dari sana hanya tersenyum, menatap istrinya dengan kebanggaan yang tak bisa disembunyikan. Dalam diam, ia tahu bahwa benih yang ia tanam kini telah tumbuh dan Qin Aihan, wanita yang ia cintai, akan menjadi alkemis besar di masa depan.

Sebelum malam benar-benar larut dan mereka berdua kembali ke kamar untuk beristirahat menanti hari pelelangan esok, Feng Jian masih duduk bersila di lantai ruang alkimia yang remang namun hangat. Dengan tenang, ia mengangkat tangan kanannya, dan seketika cahaya tipis berkedip di tangannya saat Tas Dimensinya terbuka. Lima butir Pill Pembuka Qi tingkat tinggi muncul, bersinar lembut bagaikan giok yang menyimpan kilau cahaya bintang di dalamnya.

Tanpa ragu, satu per satu pil itu ditelan Feng Jian. Masing-masing langsung meleleh begitu menyentuh lidahnya, meresap ke dalam tubuh dan berubah menjadi pusaran energi yang deras. Suhu tubuhnya perlahan naik, dan hembusan napasnya menjadi berat namun teratur.

Aura spiritual di sekelilingnya mulai bergolak, terpusat di sekitar dantian miliknya. Seakan-akan danau energi spiritual di dalam tubuhnya menerima hujan deras yang terus-menerus mengguyur tanpa henti, mengisi kekosongan dengan kekuatan murni.

Waktu berjalan lambat. Keheningan hanya dipecah oleh tarikan napas dalam dan suara halus dari pusaran qi yang menggema dari dalam tubuhnya. Lalu, di tengah meditasi yang dalam, sebuah suara familiar bergema lembut di benaknya suara sistem yang selama ini setia menemaninya.

[Ding, Kultivasi Tuan meningkat: Alam Pembuka Qi Tahap Tengah.]

Mata Feng Jian terbuka perlahan, dan dari balik matanya tampak pancaran ketenangan dan kekuatan baru. Sekilas, senyuman tipis muncul di wajahnya. Ia menatap telapak tangannya sejenak, merasakan betapa padat dan stabil aliran spiritual di tubuhnya kini. Tak hanya sekadar bertambah, tetapi juga jauh lebih terkendali dan dalam.

“Langkah kecil." gumamnya dalam hati, “tapi menuju tujuan besar.”

Dengan napas teratur dan perasaan ringan, Feng Jian pun berdiri, merapikan jubahnya. Qin Aihan yang sejak tadi menunggunya di dekat pintu, tersenyum manis. Tanpa berkata apa pun, mereka saling bertatapan, lalu berjalan kembali ke kamar bersama, meninggalkan ruangan alkimia yang kini dipenuhi jejak-jejak kehangatan dan keberhasilan.

.....

Malam telah lama berlalu, diselimuti keheningan yang hanya diwarnai oleh bisikan angin dan desir lampu lentera di luar jendela. Di dalam kamar, cahaya remang lilin telah padam sejak lama, menyisakan kehangatan dari dua insan yang kini terlelap dalam pelukan satu sama lain.

Feng Jian membuka matanya lebih dahulu. Sisa embun pagi menyelusup dari celah jendela, menyentuh kulitnya yang telanjang dari dada hingga bahu. Dengan gerakan perlahan dan tenang, ia duduk di pinggir ranjang dan meraih jubah putihnya yang terlipat rapi di kursi. Motif naga emas terpahat indah di kainnya, seolah menegaskan martabat dan keteguhan tekad dalam dirinya.

Ikat kepala dengan bentuk kepala naga ia kenakan dengan gerakan yang sudah terbiasa. Ia tampak gagah, namun tetap menyimpan kelembutan di sorot matanya ketika menoleh menatap wanita yang masih terlelap di ranjang.

Qin Aihan tidur dalam damai, selimut tebal menyelimuti tubuh bagian atasnya yang polos, hanya terlihat rambut panjangnya yang terurai bebas di atas bantal, seperti aliran sutra hitam yang mengalir lembut. Senyuman kecil mengembang di wajahnya, seolah sisa kehangatan malam tadi masih menyisakan kebahagiaan di dalam mimpinya.

Feng Jian menunduk perlahan, membelai rambut kekasihnya itu, lalu dengan suara rendah penuh kasih berkata, “Aihan, bangunlah. Sudah pagi… Hari ini kita ke kota Nine Treasures Paviliun.”

Qin Aihan menggeliat perlahan, kelopak matanya terbuka, memandang Feng Jian yang kini sudah siap dengan pakaian perangnya. Tatapan mereka bertemu. Ada rasa hangat yang tak terucap. Ia mengangguk pelan, menyadari bahwa hari baru telah tiba dan langkah mereka berikutnya akan membawa perubahan besar dalam perjalanan mereka.

.....

Setelah semua persiapan selesai para penjaga telah berdiri siaga, dan Bibi Mei pun telah bergabung dalam rombongan Feng Jian dan Qin Aihan akhirnya melangkah ke depan halaman utama kediaman keluarga Qin untuk berpamitan. Pagi itu, langit cerah namun angin berhembus pelan, seolah ikut membawa pergi kisah masa lalu dan membuka lembaran baru.

Di gerbang besar yang menghadap jalan utama, Qin Wenyi menggenggam tangan putrinya erat-erat. Tatapannya mengandung sejuta emosi, haru, khawatir, bangga. Tangan itu, yang dulu selalu ia tuntun saat belajar berjalan, kini akan menggenggam dunia yang lebih luas bersama seorang pria pilihan hatinya.

“Aihan... kamu harus hati-hati di luar sana." suara Qin Wenyi bergetar, matanya mulai berkaca-kaca.

Qin Aihan tersenyum, berusaha tegar meski matanya juga mulai memerah. “Ibu, aku akan sering pulang... Aku janji. Aku tak akan pernah melupakan rumah ini.”

Tiba-tiba, sepasang tangan kecil memeluknya erat dari samping. Qin Yuhan, sang adik, tak bisa menahan tangisnya. “Kakak… Kakak nggak main lagi sama Yuhan?”

Qin Aihan membelai rambut adiknya penuh kasih. “Kakak akan sering pulang, Yuhan. Kita masih bisa bermain, bercerita, dan tidur bareng kalau kakak kembali, ya?”

Sementara itu, Qin Jianwei berdiri agak jauh, diam dalam perenungannya. Tatapannya jatuh pada putrinya yang kini telah menjadi wanita seutuhnya. Aura kedewasaan dan ketenangan tampak jelas dari setiap gerak langkah Qin Aihan. Ia tak lagi gadis kecil yang ia ajari cara menulis nama sendiri di halaman belakang.

Ia menghela napas perlahan, lalu menatap Feng Jian dengan sorot tajam namun tenang. “Kuharap kamu tahu, putriku adalah segalanya bagiku. Lindungi dia, bahkan dengan nyawamu.”

Feng Jian membalas tatapan itu, lalu menunduk dengan penuh hormat. “Aku akan menjaganya. Dengan seluruh hidupku.”

Tak jauh dari gerbang, dua karavan telah menanti. Satu karavan utama, meski tampak sedikit usang, masih mempertahankan kesan mewah dalam bentuk dan ukirannya. Di sampingnya, karavan biasa disiapkan untuk para penjaga. Rombongan terdiri dari lima penjaga berpengalaman di Alam Pembuka Qi Tahap Akhir, dan Bibi Mei sendiri, yang kekuatannya telah mencapai Tahap Akhir Alam Pembangunan Fondasi.

Bibi Mei melangkah mendekat. “Karavan telah siap." ucapnya singkat namun mantap.

Qin Aihan menoleh dan mengangguk. “Baik, Bibi Mei. Terima kasih.”

Dengan langkah pasti, Feng Jian menggandeng tangan istrinya memasuki karavan utama. Empat penjaga menjaga tiap sisi kendaraan, sementara satu lainnya duduk di samping kusir, menjaga dari segala ancaman yang mungkin datang di sepanjang jalan.

Saat karavan perlahan bergerak dan meninggalkan kediaman keluarga Qin, angin pagi membawa debu halus yang beterbangan di udara. Di gerbang, Qin Wenyi, Qin Jianwei, dan Qin Yuhan berdiri diam, melambaikan tangan mereka.

Dalam diam mereka menyaksikan putri tercinta perlahan menghilang di balik jalan panjang yang akan membawa masa depan baru.

1
maz tama
hmmm hareeem/Smug//Grin/
maz tama
alur ceritanya bagus
Eido: terima kasih
total 1 replies
Kaye Kaye
up min
Eido: oke di tunggu ya
total 1 replies
Hendra Saja
jgn lelah untuk up Thor......semangat....
Eido: makasih kak
total 1 replies
qwenqen
ku kira akan menarik eh ternyata hanya novel sampah yang mengumbar fantasi birahi semata
Singaz
Lanjutkan thor
Singaz
Gak sabar nunggu update selanjutnya
PiuPyu
Ceritanya menarik, perkembangan alur cerita nya maju. Rekomendasi!
ipokdin
terbaik
Eido: Terima kasih ❤️
total 1 replies
Musang Bulan
Menarik....
leasiee~。
hai kak aku mampir yuk mampir juga di novel' ku jika berkenan 😊
Hiu Kali
kebanyakan kata-katanya dari AI generator..semangat thor.. tunjukkan kualitasmu yang sesungguhnya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!