Jasmine terpaksa menerima perjodohan yang telah di atur oleh ibunya, sebelum meninggal dunia. Namum kebenaran terungkap sehari setelah pesta pertunanganya di langsungkan.
Jasmine mendapati sang tunangan Dirga berselingkuh dengan saudara sepupunya sendiri, untuk membalas rasa sakit hatinya. Lily juga berani bermain api dengan kakak kandung Dirga sendiri. yang tak lain adalah bos-nya di kantor. akankah perselingkuhan ini tetap berlanjut atau malah sebaliknya Jasmine benar-benar jatuh cinta pada bos Devan yang mesum tingkat dewa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Merasakan kehadiranmu
Disebuah restoran yang berada tidak begitu jauh dari lokasi rumah sakit Jasmine dirawat, Mikla tengah menunggu kedatangan Dirga.
Barusan gadis itu menghubungi Dirga, mengajak untuk ketemuan ada hal penting yang ingin dia bicarakan secara langsung. Salah satunya menyangkut kedekatan Jasmine dan Devan, yang menurutnya tidak wajar selaku calon kakak dan adik ipar.
Tidak begitu lama, yang dinanti-nanti akhirnya muncul, Mikla tersenyum menyambut kedatangan Dirga.
"Hay Dirga, pa kabar?"
"Baik, Milka kenapa baru sekarang menghubungi ku?"
"Maaf benget Dirga, aku sibuk semenjak sampai di Indonesia. Kamu tahu sendiri kan jika aku tengah berusaha keras untuk mendapatkan cinta Devan kembali. Bahkan aku sekarang bekerjasama dengan perusahaan Devan semata-mata agar kami lebih sering bertemu." terang Mikla panjang lebar.
"Ya aku tahu Mikla, lalu bagaimana perkembangan hubungan kalian sekarang?"
"Sangat buruk Dirga, bahkan Devan secara terang-terangan menolak ku. kamu tahu kenapa?" tanya Mikla mencoba mempengaruhi Dirga.
"Ya, kenapa?"
"Devan sudah ada perempuan lain, dan kamu pasti penasaran tentang siapa sosok perempuan penggoda yang aku maksud?"
"Ya, katakanlah siapa Dia?"
Meskipun sudah tahu arah pembicaraan dan perempuan yang dimaksud Mikla, namun Dirga ingin mendengar langsung dari mulut orang lain, untuk menyakinkan dirinya jika Jasmine dan Devan benar-benar telah mengkhianatinya dari belakang.
"Tunanganmu, Jasmine!"
DEGH!
DEGH!
"Aku memang sudah lama curiga dengan hubungan mereka, Milka. tapi kamu tahu bagaimana statusku dalam kelurga mereka. Lagian aku tidak berani menentang mas Devan." ucap Devan terlihat mulai putus asa.
"Aku ada rencana untuk memutuskan hubungan mereka berdua." Mikla tersenyum licik dengan ide nya.
"Caranya?"
"Percepat pernikahan kalian." usul Mikla.
"Idemu menarik juga, baiklah aku akan katakan pada mama Helena. Semoga saja dia setuju. Karena cuma dia satu-satunya yang bisa aku andalkan, bahkan mas Devan pun takut dengan mamanya." ucap Dirga bersemangat karena mendapatkan seorang sekutu yang bisa membantunya.
"Satu lagi Dirga, tunanganmu Jasmin menyukai sosok pria yang romantis seperti Devan. Bagaimana jika kamu mencobanya. Sapa tahu dia bisa luluh."
"Maksudnya, aku juga harus bersikap romantis seperti mas Devan?"
"Ya, jika perlu lebih romantis lagi. Buat Jasmine menyukaimu dengan begitu semua keinginanmu pasti akan berjalan lancar melebihi apa yang kamu rencanakan sebelumnya." Mikla tersenyum manis seraya meneguk coklat panas kesukaanya.
"Kamu benar Mikla, setelah ini aku akan kembali kerumah sakit. Membelikan Jasmine buket bunga dan coklat. Apa menurutmu itu sudah romantis."
"Ya, jika perlu kamu tambahin hadiah istimewa seperti cicin ataupun perhiasan lainnya. Karena wanita pada umumnya menyukai perhiasan dan bunga. tidak apa rugi sedikit demi mencapai apa yang menjadi keinginan mu, Dirga."
"Baiklah, aku akan mengikuti saranmu, Milka. Setelah dari sini, aku akan toko perhiasan dan juga toko bunga."
"Ingat Dirga, hanya dengan cara seperti ini kita bisa mempertahankan orang yang kita sayangi." ucap Mikla lalu mengangkat gelasnya kearah Dirga, untuk mengajak pria itu bersulang.
***
Kondisi kesehatan Jasmine sudah semakin membaik, bahkan selang infus yang ada ditangannya sudah dilepas. Meskipun begitu dia belum diperbolehkan untuk pulang sampai dokter yang menanganinya datang dan memastikan kondisinya benar-benar pulih baru bisa diperbolehkan pulang.
Jasmine memejamkan matanya, memanfaatkan waktu istirahatnya sebaik mungkin berharap bisa segera sembuh, karena gadis itu sudah mulai bosan di rumah sakit.
Ceklek!!
Pintu masuk ruangan Jasmine dibuka dari luar, tidak lama muncul sosok Dirga seraya memberikan senyuman terbaiknya.
"Dirga, kok balik lagi katanya ada urusan penting?" tanya Jasmine.
"Ya, aku memang ada urusan penting, namun jauh lebih penting mencarikan sebuah buket bunga yang indah dan hadiah kecil ini untukmu, sayang...!" ucap Dirga memang terdengar agak kaku, karena selama ini Dirga hampir tidak pernah berkata sayang pada Jasmine, melainkan kata-kata itu lebih sering dia berikan untuk Bella.
"Terimakasih Dirga."
Jasmine menerima pemberian Dirga, meskipun dalam hati terkecilnya berharap semua itu dari bosnya Devan.
"Aku pasangkan ya."
Dirga membuka kotak kecil berwarna merah hati, lalu mengeluarkan sebuah cincin permata bertahta emas putih yang menyerupai sebuah bunga mawar ditengah-tengahnya.
"Kamu menyukainya?"
"Sangat, sekali lagi terimakasih Dirga."
"Jasmine, bagaimana jika setelah kamu sembuh kita berkunjung kerumah Mama Helen. dia pasti sangat senang jika kita tiba-tiba datang memberikannya kejutan." usul Dirga.
"Baiklah, aku juga sudah merindukan mama Helena." balas Jasmine karena dia seakan menemukan kembali sosok seorang ibu dari calon mertua nya tersebut.
Semetara diluar ruangan, Devan yang semula bersemangat mengunjungi Jasmine tiba-tiba langkahnya terhenti begitu mendengar percakapan Dirga dan Jasmine. dada pria itu bergemuruh menyaksikan kemesraan Dirga dan Jasmine saat pria itu memberikan buket bunga lalu memasangkan cincin di jemari gadis itu.
"Jasmine, apakah kamu benar-benar telah menentukan pilihan? Dan... pilihan mu jatuh pada Dirga.... lalu apa artinya aku dan hubungan kita selama ini? Hanya sebatas kesenangan saja?" bathin Devan bergemuruh, perlahan pria itu memegang dadanya terasa sesak.
Dalam ruangan Jasmine merasakan hal yang sama, dia merasa kehadiran Devan. Namun tidak melihat keberadaan pria itu.
"Pak Devan, apa kamu disini.....? Aku merasakan kehadiranmu...tapi tidak mungkin? hari ini pak Devan ada pertemuan dengan pak Nicolas dan cinta pertama nya Mikla. Mana mungkin dia memikirkan aku.... Jasmine kamu jangan terlalu kegeeran." bathin Jasmine.
"Jasmine, kamu kenapa melamun sayang?"
Pertanyaan Dirga menyadarkan Jasmine, kembali dia tersenyum menatap Dirga.
"Aku masih lelah dan ingin istirahat, Dirga pulanglah aku nggak papa disini, lagian ada Sinta yang akan menjaga dan menemani ku. Mungkin sebentar lagi dia sampai." tolak Jasmine.
"Sinta? Siapa dia?"
"Sahabat ku."
Bohong Jasmine, karena Sinta merupakan asisten khusus yang ditunjuk Devan untuk membatu Jasmine dalam urusan apapun, Termasuk menjaganya.