NovelToon NovelToon
CEO To Husband

CEO To Husband

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Crazy Rich/Konglomerat / Beda Usia / Enemy to Lovers
Popularitas:2.5k
Nilai: 5
Nama Author: BabyCaca

Alaska Arnolda, CEO terkenal Arnolda, terpaksa menanggalkan jas mewahnya. Misinya kini: menyamar diam-diam sebagai guru di sebuah SMA demi mencari informasi tentang pesaing yang mengancam keluarganya. Niat hati fokus pada misi, ia malah bertemu Sekar Arum Lestari. Gadis cantik, jahil, dan nakal itu sukses memenuhi hari-hari seriusnya. Alaska selalu mengatainya 'bocah nakal'. Namun, karena suatu peristiwa tak terduga, sang CEO dingin itu harus terus terikat pada gadis yang selalu ia anggap pengganggu. Mampukah Alaska menjaga rahasia penyamarannya, sementara hatinya mulai ditarik oleh 'bocah nakal' yang seharusnya ia hindari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BabyCaca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3 - Kenakalan Arum

Ruang kelas XI IPS 5 pagi itu sebenarnya berjalan biasa saja. Deretan meja yang sedikit berantakan, jendela yang terbuka separuh, dan suara kipas angin tua yang berdecit pelan selalu menemani jam pertama.

Namun suasana langsung berubah heboh ketika langkah kaki seorang pria asing terdengar dari lorong. Sepasang siswa yang duduk paling dekat pintu spontan menoleh, dan tanpa aba-aba, beberapa kepala lain ikut menengok penasaran.

“Gila ganteng banget? Siapa itu?”

“Eh itu guru baru tadi gua ketemu di depan, gua kira anak kepala sekolah atau alumni.”

“Ganteng banget guru baru anjir kayak bule gitu.”

“Tutup mulut mu air liur mu mau keluar itu.”

Bisik-bisik kagum itu langsung memenuhi ruangan. Para siswa dan siswi yang melihat Alaska masuk ke kelas seperti lupa bernapas sejenak.

Bagaimana tidak, pria dengan visual bak aktor Hollywood itu berdiri hanya beberapa langkah dari meja guru. Postur tegap, rahang tegas, dan mata coklat yang tajam membuatnya terlihat seperti karakter utama dalam film mahal, bukan seorang guru yang harusnya mengomel soal nilai ulangan.

Mata coklat itu jelas diwarisi dari Hana. Namun sisa tampilan wajahnya benar-benar mengingatkan semua orang pada Axel. Tidak heran jika sebagian siswa langsung kaget setengah mati. Meski begitu, satu orang sama sekali tidak terpengaruh: Arum. Gadis itu hanya sibuk dengan dunianya sendiri dan tak peduli dengan hiruk pikuk sekitar.

“Gila guru baru ganteng banget,” bisik Amanda sambil menyikut pelan sahabatnya.

“Bodo amad, haha yang penting itu sih Tia udah gua kerjain deh,” bisik Arum dengan bangga sambil menjatuhkan diri ke kursinya.

Gadis itu terkekeh dengan puas, tidak sadar bahwa Tia korban kenakalannya barusan sedang meliriknya dari belakang dengan tatapan membara. Kodok kecil yang Arum sembunyikan di laci Tia memang membuat gadis itu menjerit heboh tadi pagi.

Bagi Arum, itu balasan kecil karena Tia pernah mengadu kepada guru bahwa Arum mencontek saat ulangan. Akibatnya Arum harus mengulang ujian sendirian tanpa Amanda. Dan bagi Arum, itu adalah penghinaan besar.

Tia yang menahan emosi akhirnya tidak tahan lagi. Dengan langkah cepat, ia berjalan mendekat ke belakang bangku Arum. Tanpa peringatan, tangannya langsung menarik rambut panjang Arum yang diikat tinggi.

Bruk…

“Arghh anj!! Sakit! Siapa yang narik rambut gua,” teriak Arum dengan emosi meledak.

“Gua codet, kenapa emang?! Kan lu yang mulai duluan hah, salah gua apa emang, dasar lu itu bikin rusuh aja tau,” balas Tia dengan kesal.

Amanda yang melihat itu spontan berusaha memegang tangan Arum untuk menghentikannya, tetapi tatapan Arum yang penuh amarah membuat Amanda mundur perlahan. Arum berdiri dari kursinya dengan gerakan terburu-buru. Suasana mendadak berubah menjadi tegang.

Sekarang kedua gadis itu berdiri saling berhadapan. Arum meletakkan tangan di pinggang, menatap Tia dengan tatapan menantang, sementara Tia hanya membalas dengan aura tak mau kalah.

Dan lucunya, Alaska sang guru baru yang tadinya menjadi pusat perhatian seketika diabaikan seluruh kelas karena pertengkaran dua gadis ini jauh lebih menarik untuk ditonton.

“Karena lu ngadu! Lu mau idup di bawah ketek guru ya, ngadu ngadu,” kesal Arum.

“Gua ga terima aja, gua belajar. Dan lu malah asik nyontek, dan nilai lu lebih tinggi, ga adil!” teriak Tia.

“Emang dasar nya hati lu busuk aja, iri dengki maka nya ga terima sama kebahagiaan orang lain!” balas Arum keras.

Suasana kelas langsung pecah. Para siswa berteriak heboh seperti sedang menyaksikan pertandingan tinju ilegal. Beberapa cowok bahkan mulai bertaruh.

“Haha mampus pukulin Rum!” teriak salah satu dari mereka.

“Gua pegang Arum 50 ribu uang jajan gua nih.”

“Setan ga adil, gua harus nya argh gamau pegang Tia itu bocah bacot doang yang gede.”

“Gamau? Penakut.”

“Yaudah okey, Tia 50 ribu.”

Keributan makin menjadi. Bahkan beberapa siswa dari kelas lain ikut berdatangan, memanjat jendela, menodongkan kepala ke dalam ruangan hanya untuk melihat drama pagi itu. Alaska yang sejak tadi hanya menghela napas panjang akhirnya mengusap wajahnya dengan frustasi. Dalam hati ia bertanya, apakah ini sekolah atau arena tawuran anak puber?

Suasana memuncak ketika Tia tiba-tiba mengucapkan ejekan yang membuat seluruh kelas terdiam sepersekian detik sebelum kembali meledak.

“Lu yang busuk! Sok cantik, sok jago, haha anak yatim piatu kayak lu harus nya rajin rajin ibadah doain bokap nyokap lu biar masuk surga mana tau mereka nyempil di neraka gara gara kelakuan lu,” tawa Tia keras.

Seruan kaget langsung memenuhi ruangan. Orang-orang menutup mulut, sebagian tertawa karena drama semakin seru, sebagian lain malah bersiul.

“Anj apa maksud lu bawa bawa orang tua gua! Setan!” teriak Arum tak bisa menahan diri.

Arum langsung menarik rambut Tia dengan kasar. Sorakan kembali menggema. Tia membalas menarik rambut Arum. Mereka saling menjambak, saling mendorong, dan nyaris saling memukul. Arum sudah mengangkat tangannya hendak melayangkan pukulan tepat ke wajah Tia hingga tiba-tiba sebuah tangan besar menahan pergelangannya.

“Siapa anj ikut campur aja!” teriak Arum yang masih terbawa emosi.

“Apa kalian sudah selesai?” tanya Alaska dengan suara datar namun mematikan.

“Bapak diam aja atau bapak yang saya pukul,” teriak Arum dengan emosi buta.

Alaska hanya memandang gadis itu dengan tatapan “coba berani saja”. Rambut Arum dan Tia sudah acak-acakan luar biasa, seperti dua anak singa yang baru selesai berkelahi.

Tanpa banyak bicara, Alaska mengarahkan pandangan tajam ke murid-murid lain.

“Yang merasa bukan kelas ini apa kalian bisa keluar? Atau mau saya panggil orang tua nya satu satu.”

Seisi ruangan langsung terdiam, kemudian terdengar gerutuan kecil.

“Ah ga asik guru nya.”

“Ayo balik balik guru baru itu.”

“Dah ah serem bapak nya.”

Kerumunan bubar dalam detik, meninggalkan kelas kembali ke penghuni aslinya. Alaska kemudian menarik telinga kedua gadis yang masih saling pegang rambut.

“Arghh pak sakit!!” teriak mereka bersamaan.

“Kalau kalian masih mau lanjut, ayo. Di lapangan sekalian biar satu sekolah lihat,” ujar Alaska datar.

“Pak gamau malu!” teriak Tia sambil memegangi telinganya.

“Jadi kalian bisa berhenti?” bentak Alaska.

“Iya pak!” jawab Tia cepat. Arum hanya mendengus.

“Sekar Arum Lestari, apa kau masih mau melawan?” tanya Alaska sambil menarik telinganya lebih keras.

“Aduh iya iya pak!” jerit Arum.

Setelah suasana kondusif, Alaska menghukum keduanya berdiri di depan kelas sambil mengangkat satu kaki sampai jam istirahat. Mereka jelas tidak terima, tapi ancaman pemanggilan orang tua membuat mereka pasrah.

Alaska kemudian memperkenalkan diri.

“Baiklah perkenalkan semua nya nama saya Alaska, kalian bisa panggil saya pak Alaska atau Aska saja, saya mengajar kelas Matematika wajib kelas IPS menggantikan guru yang sedang masa cuti melahirkan.”

Arum yang berdiri dengan satu kaki, masih mampu membuka mulut.

“Aneh banget nama nya pak Alaska kenapa ga pinguin sekalian?!”

HAHAHAHAHA

Tawa seluruh murid pecah. Alaska diam, lalu mengambil penggaris kayu panjang dan memukul meja dengan keras hingga suara tak!terdengar seperti tembakan. Semua siswa langsung menelan ludah.

“Coba tertawa sekali lagi, kalian semua akan mendapatkan hukuman sama seperti dua orang di depan.”

Sunyi. Kelas XI IPS 2 belum pernah setenang itu.

...----------------...

Halo reader! Jangan lupa vote cerita ini untuk bantu novel ini terus berkembang. Terima kasih banyak!

1
kalea rizuky
loo siapa kah itu
kalea rizuky
lnjut donk thor
kalea rizuky
goblok sok jagoan ama ibu tiri lampir aja kalah bodoh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!