perjalanan anak remaja yang berusaha bekerja keras , namun perjuangannya penuh dengan duri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bang deni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ke gunung Dempo
setelah sambungan panggilan berakhir ,Rangga kembali ke dalam rumah
" siapa yang menelpon" tanya Silvia ingin tahu,
" Lydia, maaf om ,perusahaan om bergerak di bidang apa?" tanya Rangga memastikan
" om bergerak di bidang teh, dan kopi jadi nak Rangga , kenapa?" kata pak Salma bertanya balik.
" ada teman yang sedang ingin berinvestasi di pengolahan kopi , siapa tahu dia bisa membeli saham milik Pak Deri" ucap Rangga ,
" wah bagus itu, sekarang orangnya di mana?" tanya pak Salma antusias
" masih , di jakarta om" ucap Rangga membuat pak Salma kembali lesu.
" tapi sekarang sedang dalam perjalanan kemari om, naik pesawat, saya sebentar lagi akan menjemputnya "ucap Rangga,
" yah, yah, bagus itu, ayo buruan jemput " pak Salman menjadi kembali bersemangat.
" ya udah om, saya jemput dulu" ucap Rangga berpamitan.
" inget bicarakan baik baik" pesan Silvia , Rangga mengacungkan jempolnya .
Rangga melajukan motornya ,dengan berbekal gogle maps ia menuju bandara Atung Bungsu .
Saat sampai di sana ternyata Lydia sudah menunggu di airport lounge,
" maaf membuatmu menunggu" ucap Rangga , lydia tak menjawab hanya memeluk Rangga melepas kerinduannya
Rangga tak langsung mengajak Lydia ke rumah Silvia ia ingin menjelaskan dan sekaligus mengutarakan niatnya menikahi Lydia dan Silvia .
" banyak tempat wisata di sini , kamu mau kemana?" Tanya Rangga
" cari tempat yang tenang saja, kita harus berbicara" sahut Lydia
" kita ke Curup maung saja bagaimana?" usul Rangga
" boleh , jauh ga?" tanya Lydia lagi
" ha terlalu jauh, ayo kita kesana "ajak Rangga.
Curup Maung berada di desa Rindu Hati , perjalanan menuju kesana melewati kebun kopi yang luas dan di selingi oleh beberapa kebun karet.
Curup maung memiliki karakteristik yang berbeda dengan air terjun pada umumnya, ia memiliki beberapa sumber air terjun yang berdekatan membuat nya terlihat unik, ,belum lagi dinding dinding yang di penuhi lumut hijau membuat ia terlihat indah , namun sebelum dapat ke sana kita harus melewati seribu tangga menurun .
" indah banget sayang" Lydia terpesona dengan keindahan alam yang ada di sana , apalagi pepohonan di sana masih sangat natural hingga terasa sejuk.
Rangga duduk di salah satu batu lebar ,suasana di bawah air terjun sangat ramai karena banyak yang sedang berkunjung kesana, suara air terjun yang bergemuruh membuat irama tersendiri
" sini, " Rangga menyuruh Lydia duduk di sisinya ,
" nah ,sekarang aku akan menjelaskan siapa Silvia" ucap Rangga , Lydia menunggu dengan serius apa yang akan di ucapkan oleh Rangga.
" sepulang dari Jombang ,aku mendapatkan sesuatu, dan itu ternyata membawa dampak yang kurang bagus" ucap Rangga berusaha merangkai kata yang baik agar Lydia mengerti dan mau menerima Silvia .
" maksudnya!?" tanya Lydia tak percaya, Rangga melihat sekeliling terlebih dahulu.
" sesuatu yang ku dapat ternyata sebuah pusaka, hanya saja, bila berdekatan dengan lawan jenis dan berdua saja maka keduanya akan terpengaruh birahi dari kekuatan pusaka itu, itu yang terjadi antara aku dan kamu juga aku dan Silvia" ucap Rangga pelan menjelaskan, ia memang tak bohong mereka berdua memang menjadi tak sadar kan diri dan akhirnya melakukan itu saat Nagini mengeluarkan Birahi Naganya.
" jadi, kamu tak mencintaiku?" Lydia berkata dengan mata yang mulai berkaca kaca.
Rangga yang melihat itu langsung mendekap dan mengusap kepala Lydia ,
" aku mencintaimu,sungguh , begitu juga dengan Silvia, aku harus bertanggung jawab" jawab Rangga .
Lydia membenamkan mukanya di dada Rangga ,
" maaf kan aku, maukah kamu menikah denganku, seorang lelaki yang baru menapak kehidupan, tapi percayalah, aku akan selalu mencintaimu ,dan berusaha membuatmu bahagia dengan semua kemampuan dan kekuranganku " ucap Rangga tulus.
" aku mau, tapi aku harus berbicara dulu dengan saudara saudara ku" ucap Lydia bahagia ,menikah dengan orang yang di cintai adalah impian semua orang , banyak orang yang terkadang mencintai tapi tak memiliki, dan terpendam dalam diam.
" apa pusaka itu masih ada!?" tanya Lydia tiba tiba.
" sudah tak ada, pusaka itu menghilang setelah aku berhubungan dengan Silvia" jawab Rangga , Lydia menghela napas , dan melihat sekeliling ,
" awas kalau macam macam lagi, biar telurnya ga punya indukan!" ancam Lydia meremas pelan tongkat sakti Rangga,
" ehhh"
" iya iya, kok ga punya indukan?" Rangga mengeluh dan bertanya.
" induknya, cres , cres" jawab Silvia sambil menggerakkan jarinya dengan gerakan menggunting .
" Glek "
" iya , cukup kalian berdua saja" ucap Rangga , Lydia langsung bergelayut manja di lengan Rangga .
" Kamu mau investasi ?" tanya Rangga setelah melihat Lydia bisa menerima Silvia .
" aku mau investasi di pengolahan biji kopi, apa kamu tahu di mana aku bisa menginvestasikan uangku " tanya Lydia .
" ada, ayahnya Silvia, dia punya usaha ,mengolah kopi dan teh, dari pengolahan biji kopi yang baru di petik, penjemuran ,sampai di olah menjadi bubuk kopi ada, tapi lebih jelasnya kita kerumahnya saja" ajak Rangga,
" iya , kita nanti ke rumah Silvia ,sekarang kita jalan jalan dulu, aku ingin melihat kebun teh." ucap Lydia , Rangga mengangguk ,
" ga ke rumah dulu biar kita ajak Silvia, " usul Rangga, Lydia menggeleng,
" kalau ke rumah Silvia, pastinya bertemu dengan ayahnya , dan pasti langsung membicarakan tentang bisnis, aku ga mau, kecuali silvianya ajak janjian di luar" ucap Lydia . Rangga pikir ia juga ,mungkin Lydia ingin bersantai dulu , besok baru Membicarakan tentang bisnis.
" ya sudah aku telpon Silvia yah" ucap Rangga , Lydia mengangguk, dia juga ingin melihat siapa madunya
" kita ke pasar Nendaagung, di sana ada toko milik ayahnya Silvia" ajak Rangga setelah menelpon Silvia .
Pasar Nendaagung berada di kaki bukit gunung Dempo , dan itu juga arah ke gunung Dempo melalui pasar itu .
Rangga menghampiri Silvia yang sedang menunggu sambil memainkan handphonenya.
" udah lama Via?" tanya Rangga , ia turun dari motor dan menghampiri Silvia bersama Lydia
" baru aja, ini kak Lydia ?, cantik banget" Silvia malah mengacuhkan Rangga dan menghampiri Lydia ,
" Kamu juga cantik Via?" Lydia balas memuji karena memang Silvia juga cantik seperti dirinya,
Rangga memandang kedua kekasihnya, yang satu kalem dan anggun dan yang satunya periang dan lincah , ia bersyukur bisa memiliki dua kekasih yang nyaris sempurna , sedangkan dirinya hanya lelaki biasa( menurutnya).
" kak Lydia ,kita ke gunung Dempo nya pake mobil aja ,kalau pake motor kan ga muat" usul Silvia , dia ternyata membawa mobil, karena akan jalan bertiga sudah pasti tak bisa memakai motor
" motornya gmana?" tanya Rangga
" biar nanti aku panggil karyawan papa " sahut Silvia tangannya menggapai memanggil seorang lelaki yang berada tak jauh di sana.
" mang aku nak ke gunung Dempo, kage kau bata sepada ni ke ghumah( mang aku mau ke gunung Dempo , nanti bawa pulang motor ini ke rumah)" ucap Silvia pada lelaki itu dengan logat bahasa di sana.
" kele kudai(nanti dulu), bensinnyo ado Idak( bensinnya ada ga)?" ucap lelaki itu sambil memeriksa tangki bensin . Saat melihat tangki bensinnya masih banyak ia mengangguk.
setelah menyerahkan motornya Rangga , Lydia dan Silvia berangkat ke gunung Dempo .
salam santun 🙏