NovelToon NovelToon
Takdir Pemilik Plakat Emas

Takdir Pemilik Plakat Emas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Mengubah Takdir / Keluarga / Harem / Fantasi Wanita
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Una~ya

Permaisuri Bai Mengyan adalah anak dari Jenderal Besar Bai An

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Una~ya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ep 26

Kereta Kuda semakin menjauh dari perbatasan ibu Kota. Di dalam kereta tidak ada pembicaraan antara Permaisuri dan Lord Xuhuan. Mereka memiliki diam, berselancar dalam pikiran masing-masing. Permaisuri mengangkat tirai jendela kecil itu hingga angin lembut membelai wajahnya. Harum bunga, dia menyadari bahwa bunga-bunga di pegunungan mulai mekar. Pemandangan yang berbeda dengan istananya. Meski jalan pengunungan sepi dan sunyi, sesekali dapat mendengar suara hewan kecil bersahutan-tidak begitu membosankan.

Apa daya, dia hanya seorang wanita yang telah menikah, tidak banyak hal yang bisa dia lakukan. Jika dipikirkan, semenjak masuk ke istana, untuk pertama kalinya dia bisa meninggalkan ibu kota tanpa takut pada aturan. Dulu, jangankan berjalan jauh, melihat tembok tinggi saja sudah sangat melelahkan. Dengan semua itu, dia memilih bertahan dan tinggal bak burung dalam sangkar emas. Menebak-nebak, hari esok mungkin jauh lebih baik atau bermimpi sang kekasih berubah menjadi romantis? Bagi Permaisuri, semua itu sudah menjadi bayang-bayang kehidupannya.

Teringat perkataan ibunya, bahwa wanita yang telah menikah tidak perlu memikirkan seperti apa dunia luar karena dunianya telah dibentuk bersama keluarganya di dalam rumah. Tenang dirumah menunggu suaminya pulang dan melayaninya adalah anugerah. Tidak perlu memikirkan sesuatu yang bukan kewajiban dia sebagai wanita. Kala itu, wanita muda tidak begitu setuju. Dia memikirkan banyak hal yang bisa dia lakukan meski sudah menikah. Berbisnis atau mengajar bukanlah aib lalu mengapa wanita tidak boleh melakukan semua itu? Pikirannya terbuka ketika masuk ke istana bahwa dia telah lahir dalam peta yang telah tersusun rapi. Ibunya pun pasti memiliki pemikiran yang sama sebagai wanita muda tapi setalah menikah sulit baginya memikirkan diri sendiri.

Mengingat perkataan ibu membuatnya di landa rindu. Permaisuri melirik langit, sendu-sendu perlahan rintik rinai menemani perjalannya. "Betapa kejam penyiksaan yang telah di lalui rakyat negeri ini. Betapa tajam pisau yang telah menggores tubuh mereka. Apa ada lagi yang tersisa untuk kita?" Ucap permaisuri ambigu memasuki indra pendengar Lord Xuhuan.

"Semuanya punya porsi masing-masing, apa yang tersisa untuk kita mungkin telah menunggu di depan." Jawaban Lord Xuhuan menuntut Permaisuri memandangnya.

"Menurut Lord Xuhuan, apa yang di pikirkan Yang Mulia Raja saat ini?" Tanya Permaisuri.

"Menurut Permaisuri apa yang dipikir Raja?" Jawabnya lagi

Lord Xuhuan bertanya kembali. Sementara, Permaisuri terdiam.

"Jika Yang Mulia saja tidak tahu, lalu bagaimana dengan saya."

Perkataan Lord Xuhuan ibarat Pisau-pisau kecil menyayat tubuhnya. Mengetahui keberadaan tapi ingin menghindarinya, perasaan seperti itu. Tiga puluh menit berlalu, mereka tiba di Gunung Zìyóu. Permaisuri masuk kedalam tenda yang telah didirikan sebelumnya. Dia menunggu waktu yang tepat untuk memanggil pasukan Khusus.

Sementara di luar, Lord Xuhuan berjaga bersama beberapa orang. Tidak lama, Angin mulai berhembus kencang, langit mulai mengeluarkan suara menggelegar dan awan-awan gelap bergerak cepat. Sebelum Lord Xuhuan memanggil Permaisuri, wanita itu sudah berada di luar tenda. Dia maju ke tepi tebing dan meminta orang-orang berdiri di sisi kirinya. Permaisuri mengeluarkan peluit dan meniupnya ketika melihat angin berputar dengan kencang.

Satu kali, dua kali, tiga kali. Permaisuri menyimpan peluit itu ke tempatnya lalu mengambil Plakat Emas. Kemudian, dia berbalik menunggu seseorang dari arah belakang. Sekitar 30 menit muncullah seseorang dari dalam hutan memakai pakaian putih dengan tudung yang mengitari kepalanya. Pedang berlapis Emas mengkilap membuat mata beberapa orang yang berada di samping permaisuri tertutup beberapa kali hingga tidak dapat melihat sosok itu dengan jelas.

Plakat Emas di angkat tinggi. "Putri Jenderal Bai An, Bai Mengyan!" Ucap Permaisuri tegas.

Bersamaan dengan itu identitasnya tergantung di pinggang yang bersanding dengan giok hijau maskawin pemberian Raja.

"Berikan perintah anda!"

Permaisuri mengeluarkan barang dari bajunya dan melemparkan gulungan kertas ke arah orang itu.

"Pergilah!" Perintah pada perantara.

Angin kencang disetai hujan mulai mengguyur Gunung Zìyóu. Permaisuri masuk kedalam tenda besar di ikuti Lord Xuhuan.

"Siapa orang itu?" Ucapnya langsung. Dia tidak bisa mendengarkan pembicaraan antara keduanya karena angin yang sangat kencang menghalangi pendengaran. Belum lagi pantulan pedang emas menyilaukan mata.

"Jika sudah waktunya, anda akan bertemu dengan dia." Kata Permaisuri masuk ke dalam kamar yang berada di dalam tenda besar meninggalkan Lord Xuhuan yang lantas keluar bergabung bersama beberapa orang tadi. Dia bingung.

﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌

Perbatasan mulai tersudut, para tentara belum makan sejak kemarin karena persediaan sudah habis. Tidak ada yang bisa keluar dari benteng untuk berburu karena para musuh siap membunuh siapapun. Jenderal Bai Fu memandang jauh dari atas benteng. Dia tidak putus asa. Sampai bantuan datang dia tidak akan menyerah. Tekat kuat itu sudah mendarah daging pada keluarganya.

Jenderal Bai Fu melihat langit yang mulai gelap. Dia meminta anak buahnya berdiri agak jauh ke dalam sehingga mereka terhindar dari guyuran hujan, dia mengira-ngira hujan akan sangat lebat. Saat dia berniat turun dari benteng, suara genderang dari jauh terdengar, lantas dia berbalik. Hal pertama yang dia lihat adalah simbol bendera pasukan berkuda yang terlihat bagai bunga mekar, menghampiri benteng adalah simbol pasukan khusus. Saat itu Jenderal Bai Fu merasa lega. Dia tersenyum dan mengangguk. "Anda menepati janji Yang Mulia."

Sorak-sorak tentara perbatasan riuh, mereka mengambil senjata dan membuka gerbang lebar. Pasukan musuh yang tidak menyangka akan kedatangan bala bantuan Negara Han tidak bisa berbuat banyak. Pasukan garis depan musuh roboh. Sementara yang berada di belakang lari kocar kacir meninggalkan Jenderal mereka.

Jenderal Bai Fu menghunus pedang di leher Jenderal musuh. "Kau pikir, aku berdiam diri dalam benteng karena takut mati!? Negaramu telah melanggar perjanjian damai."

Setelah mengucapkan beberapa kalimat, Jenderal Bai Fu memukul Jenderal musuh dengan sarung pedang hingga dia pingsan. Bai Fu memerintah pasukannya membawa mereka yang terluka termaksud Jenderal mereka kembali ke perbatasan dua negara beserta surat peringatan untuk Raja mereka.

"Kami mengirim pasukan ke semua perbatasan untuk berjaga-jaga. Sementara waktu, pasukan khusus akan tinggal di Benteng dan akan kembali setelah Singa Putih memberi perintah berikutnya." Ketua penunggang kuda itu memberikan selembar kertas yang masih tergulung rapi.

Jenderal Bai Fu mengangguk dan memberikan mereka tempat di Benteng. Kemenangan ini bukanlah akhir, Permaisuri meminta mereka tinggal lebih lama kemungkinan akan ada balasan dari negara musuh. Kondisi istana juga tidak begitu baik. Hanya untuk berjaga-jaga, jika Istana jatuh maka perbatasan akan melindungi rakyat.

Jenderal Bai Fu mengirim Merpati putih pengantar pesan pada mata-mata yang berada di ibu kota. Desa tempat paman Dugu tinggal tidak aman. Pesan itu ditujukan pada Permaisuri, mereka menemukan jalur cepat mengirim pesan ke istana dingin.

ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ♡ﮩ٨ـﮩﮩ٨ـ

1
Tri Septi
bagus ceritanya
Danang Kurniawan
mantap
Danang Kurniawan
waaaahhh, thor.. di luar ekapektasi.. crazy up dong.. aq suka yg gak gampang ditebak begini.....
Unaya: Terima kasih 🙏 di tunggu up selanjutnya
total 1 replies
Osie
aku mampir nih..msh nyimak dulu
Unaya: Terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
Arix Zhufa
aq mampir thor
Unaya: Terima kasih 🙏🙏
total 1 replies
Fransiska Husun
kyx di ulang lg bab x thor
Unaya: Sudah di perbaiki, silahkan 🙏
total 1 replies
Fransiska Husun
𝑢𝑝 𝑢𝑝 𝑙𝑎𝑔𝑖 𝑠𝑒𝑚𝑎𝑛𝑔𝑎𝑡 𝑡ℎ𝑜𝑟
Unaya: Terima kasih 🙏🙏🙏 setiap hari akan ada ep baru
total 1 replies
Fransiska Husun
up up lg seMangat
Unaya: Hari ini sudah up 2 episode. Terima kasih dukungannya 🙏 di tunggu up selanjutnya.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!