Nandira Adara gadis dengan wajah biasa dan kaca mata tebal serta rambut yang selalu di ikat rapih ke belakang. Gadis kuper dan kutu buku yang satu sekolah dengan Rainan Adnan Wijaya,pria tampan, kaya dan terkenal di sekolahnya. Ditantang taruhan dengan teman temanya untuk menaklukan hati Nandira yang sama sekali tidak di sukai nya. Sampai mereka selesai kuliah ternyata papa Rainan menjodohkan Rainan dengan Nandira. Bagaimana rasanya? Akankah Rainan bisa menyukai Nandira?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon She Uchull, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mendengar atau tidak
Dira segera masuk ke dalam mobil bersama Rai, dan Rai perlahan melajukan mobilnya meninggalkan kantor Dira, Rai hanya diam membisu dan terus fokus menyetir sesekali dira melirik ke arah Rai di ikuti dengan jantung nya yang semakin berdegup kencang.
kok Rai diam aja ya? apa dia marah dan mendengar ucapan dimas tadi? bagaimana kalau dia dengar aku benar-benar takut membayangkan wajah marahnya. *
"Dir." panggil Rai.
Deg! jantung Dira seakan berdetak kencang mendengar suara suara Rai.
"i.. iya " sahutnya gugup.
"Tidak ada yang mau di jelaskan? " tanya Rai.
Jelaskan? jelaskan apa? aku harus menjelaskan bahwa dimas barusan mengutarakan perasaan nya gitu? aku bisa berakhir di sini kalau terang terangan mengatakan itu.
"Jelaskan apa Rai? "
"Tentang teman kerjamu tadi " tegas rai
Ternyata benar kan Rai dengar? harus dari mana aku menjelaskan nya?
"Dimas? memangnya dia kenapa? "
"Dia mantan mu? "
"Bukan." tegas Dira.
"Kenapa padangan nya beda sekali? "
Dira hanya terdiam tak tau harus menjawab apa.
"Aku percaya kamu, " ucap Rai sambil tersenyum.
Percaya? dia juga tersenyum? pasti dia tidak mendengar ucapan dimas tadi.. syuuukuurr lah.
"Aku juga percaya kamu. " sahut Dira sambil membalas senyuman Rai dan mulai bernafas lega karena Rai tidak mendengar ucapan Dimas padanya.
"Rai, "
"Heeemm, "
"Ke supermarket dulu ya, bahan bahan makanan sudah habis," pinta Dira.
"Oh yaudah." sambil melajukan mobilnya ke arah supermarket.
Setelah sampai Dira pun dengan semangat memasukan sedikit demi sedikit barang ke dalam troli belanjaan yang di dorong Rai.
Dira berjalan dengan perlahan sambil memperhatikan beberapa gadis tampak tersenyum ke arahnya, Dira melirik ke belakang nya tampak yang sedang di beri senyum membalasnya dengan senang hati.
ya ampun, centil banget sih! kenapa di tanggapin coba?
Dira semakin semangat mengambil barang belanjaan nya dan melepar nya ke belakang dengan seenaknya.
"Aduh! " pekik Rai saat Dira melempar barang ke troli yang sedang di dorong Rai dan mengenai kepalanya.
"Kamu tuh mau beli atau mau ngelukai kepala aku sih? " ucap Rai sambil mengelus kepala nya.
"Makan nya jangan ganjen! " umpat Dira.
"Ganjen? " ucap Rai sambil mengerutkan kening nya dan tidak mengerti perkataan Dira.
"Pura-pura bodoh lagi, ntar bodoh beneran baru tau rasa, " sahut Dira sambil terus berjalan dengan emosi.
"Serius aku enggak ngerti? " tanya Rai sambil mengiringi langkah Dira.
" Kamu tuh kenapa coba ada cewek senyum di bales senyum lagi, ganjen banget sih."
Rai pun terkekeh mendengar ucapan Dira, dia tidak tau kalau Dira sedari tadi memperhatikan nya.
"Cemburu? " goda Rai sambil terus tertawa.
"Enggak, aku mau pulang. " sahut Dira sambil membawa belajaan nya ke kasir.
Dira dengan cepat berjalan ke dalam mobil tanpa memperdulikan Rai yang tertinggal di belakang nya.
"Gitu aja marah sih? " ucap Rai saat memasuki mobil nya.
"Emang engga boleh marah gitu? giliran kamu aja aku cuma ngobrol sama temen kerja aku, kamu cemburu, marah dan bentak bentak aku, " ucap Dira yang mulai emosi.
"Gadis gadis yang aku balas senyum tadi kan enggak menyimpan perasaan sama aku, mungkin mereka hanya suka sama wajah aku," sahut Rai.
"Senang ya di sukai sama gadis gadi abg gitu? "
"Kamu sendiri bagaimana? senang ada cowok yang mengutarakan perasan nya pada mu? " tanya Rai sambil menatap Dira dengan tajam.
Deg! jantung Dira kembali berdegup kencang mendengar ucapan Rai.
"Siapa maksud mu? " sambil mengalihkan pandangan nya dan pura pura tidak mengerti ucapan Rai.
"Aku mendengar semuanya, hebat sekali pria itu, menyatakan cinta pada wanita yang sudah bersuami, " ucap Rai dengan nada dingin dan seketika pandangan nya menjadi sangat menakutkan.
Dira hanya terdiam, dan benar-benar tidak menyangka kalau Rai mendengar ucapan Dimas padanya.
Kenapa? kenapa tidak jujur pada ku saat aku tanya tadi Dira??!!! " sentak Rai yang membuat Dira kaget dan jantung nya semakin berdegup kencang.
"A.. aku takut kamu marah " sahut nya gugup.
"Takut aku marah atau mengira aku tidak mendengar nya?? " Dira kembali terdiam dan tidak berani menegakkan kepala nya melihat wajah Rai.
" Tidak bisa jawab dira? aku tidak marah kalau kamu terus terang, tapi kenapa kamu sembunyikan dan berharap aku tuli? "
Dira pun tetap terdiam sampai Rai bergegas melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi sore itu.