NovelToon NovelToon
Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Jadi Ibu Susu Anak Mantan Selingkuhan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Selingkuh / Ibu Pengganti / Menikah Karena Anak / Anak Haram Sang Istri / Ibu susu
Popularitas:30.2k
Nilai: 5
Nama Author: moon

Elma merasa, dirinya bukan lagi wanita baik, sejak sang suami menceraikannya.

Tidur dengan pria yang bukan suaminya, membuat Elma mengandung benih dari atasannya yang seorang playboy, Sean Andreas. Namun, Sean menolak bertanggung jawab dengan alasan mereka melakukannya atas dasar suka sama suka.

Beberapa bulan kemudian Elma melahirkan bayi perempuan dengan kelainan jantung, bayi tersebut hanya bisa bertahan hingga berusia satu tahun.

Disaat Elma menangisi bayi malangnya, Sean justru menyambut kehadiran seorang bayi dari rahim istrinya, sayangnya istri Sean tak bisa bertahan.

Duka karena kehilangan anak, membuat Elma menjadi wanita pendendam. Jika ia menangisi anak yang tak pernah diinginkan papanya, maka Sean juga harus menangisi anak yang baru saja dilahirkan istrinya.

Apa yang akan Elma lakukan pada anak Sean?

Tegakah Elma menyakiti bayi malang yang baru saja kehilangan Ibunya?

Bagaimanakah hubungan Elma dan Sean selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Sudah Meninggal

#11

“Huft,” Elma meringis ketika membuka kain penutup dadanya, rasanya sungguh penuh, pada hal sudah hampir satu minggu ia tak melakukan tugasnya secara langsung, yakni menyusui bayi. Tapi jika dipompa, masih menghasilkan cukup cairan ASI. 

Elma sungguh tak banyak berekspektasi, asalkan masih bermanfaat ia tak masalah melakukan pekerjaan tersebut. Lagipula ini hanya alat untuk membalaskan dendamnya pada Sean. 

Siapa yang menyangka, jika Sean yang tak menginginkan keluarga, kini justru melunak karena jungkir balik perubahan hidupnya. 

Setelah selesai, Eve pun mengemas cairan putih tersebut, ke dalam kantong plastik food grade, lalu memasukkannya ke freezer. 

“Aku heran, kenapa kamu masih melakukannya?” cetus Tania yang baru saja masuk ke ruangan laktasi tersebut. 

“Aku menjualnya pada yang membutuhkan.” 

“What?!” Tania memekik heran, biasanya orang-orang akan mendonorkan ASI, tapi Elma justru menjualnya. 

“Jangan terlalu terkejut begitu,” ujar Elma santai, “si brengsek yang tak mau mengakui Eve sebagai anaknya, dialah pria yang membeli ASI anaknya, demi anaknya yang lain.” 

“T-tunggu,” sahut Tania terbata, ia masih susah mencerna ucapan Eve. “Jelaskan pelan-pelan.”

Elma mendesah pelan, “Papanya Eve yang membeli ASI-ku.”

“Untuk anaknya? Maksudku, untuk anaknya yang lain?” 

“Iya, dia datang padaku menawarkan kesepakatan, akan membiayai kehidupan Eve hingga dewasa, miris bukan?” 

“El—” Tania mengusap punggung Elma. 

“Pria itu sama sekali tak bertanya bagaimana kabar anakku, asalkan anaknya bisa mendapatkan ASI dariku. Maka sekalian saja aku minta sejumlah uang padanya.” 

Tania sangat pah bagaimana perasaan Elma, “Lakukan saja, tapi jangan sampai terbawa perasaan dendam berlarut-larut.” 

Elma mengangguk, “Ayo, kembali kerja, sebentar lagi kita bertemu klien, kan?” tanya Elma. 

“Iya, kamu pergi sendiri, bisa, kan?” 

“Baiklah, hitung-hitung aku menebus saat-saat terpaksa meninggalkan pekerjaan demi anakku.” 

“Aku tak pernah mempermasalahkannya, loh?” Tania cemberut. 

Elma tersenyum, “Iya, aku tahu, bosku sangat baik dan murah hati.” 

“Ingat itu baik-baik, jadi jangan coba-coba mengkhianati bosmu yang baik hati ini.” 

Elma meletakkan telapak tangannya di dahi sebagai tanda hormat, sekaligus rasa terima kasih atas bantuan Tania selama ini. 

•••

Elma meninggalkan mobilnya setelah memastikan kuda besi tersebut terkunci dengan aman. 

Ia buru-buru datang karena hari ini ada janji penting dengan klien, tapi ternyata klien penting nya kali ini sungguh tak terduga. 

“Maaf, apakah sudah lama menunggu?” ucap Elma basa basi. Walau kembali berhadapan dengan Sean, Elma tak peduli, karena disitulah letak kelebihannya, yakni bekerja. 

“Tak apa-apa, ini perkenalkan, Tuan Sean Andreas,” ujar Tuan Winoto. 

Elma hanya mengangguk, kemudian bersalaman dengan pria dingin itu. Selanjutnya mereka hanya terlibat diskusi soal pekerjaan, dalam hal ini baik Elma ataupun Sean sama-sama profesional, tak mencampur adukkan masalah pribadi mereka dengan pekerjaan. 

Hingga 2 jam kemudian, pertemuan mereka pun menghasilkan kesepakatan. 

•••

Sementara itu, di rumah Bu Dini. 

Wanita itu, baru saja selesai melakukan kesepakatan dengan orang yang juga menjual ASIP kepadanya, bahkan dengan wajah bahagia ia membayarkan sejumlah uang, karena sudah menghayal akan mendapatkan uang ganti dari menantunya. 

Tapi ia jadi heran, karena sejak kedatangan Sean seminggu yang lalu, pria itu sama sekali tak menghubunginya, atau bertanya-tanya tentang ASIP untuk Baby Rey. 

“Ma, kok gelisah begitu?” tanya Cindy. 

“Mama cuma menunggu telepon dari Sean.” 

“Oh,” ucap Cindy sambil menjatuhkan bobot tubuhnya di sofa, gadis itu baru saja pulang berbelanja. 

“Ma, nanti minta uang lagi, ya?” 

“Uang saja yang kamu pikirkan,” jawab Bu Dini ketus. 

“Ya kan uangnya juga dari Mas Sean, kalo dari Papa dan Mama sih tak seberapa,” gerutu Cindy. 

“Itu dia, sampai sekarang Sean belum menghubungi Mama, padahal Mama sudah menyiapkan ASI untuk Rey.” 

“Telepon aja, Ma, dari pada bertanya-tanya.” 

Bu Dini pun melakukan apa yang di sarankan Cindy. 

Di seberang sana, Sean yang baru selesai meeting melihat panggilan dari Bu Dini. Pria itu menyingkir sesaat agar tak ada yang mendengar apa yang sedang ia bicarakan. 

“Halo, Ma.” 

“Halo, Nak. Kamu lagi sibuk?” 

“Nggak juga, sih. Ini baru selesai meeting,” jawab Sean. 

“Gimana keadaan Rey?” tanya Bu Dini basa-basi, padahal seminggu ini ia sama sekali tak berkeinginan untuk menjenguk cucunya tersebut. 

“Rey baik-baik saja, Ma. Semakin sehat,” jawab Sean seperlunya. “Oh, iya, ada apa Mama menghubungiku?” 

Bu Dini tersenyum kikuk, “Ini, ASI untuk Rey, sudah ada, kapan kamu ambil?” 

“Oh, itu. Gimana ya, Ma. Rey tak mau minum ASI yang pemberian Mama.”

“Hah?! Kok bisa?” 

“Itulah, Aku juga tak paham, Ma. Pokoknya dia menolak, kalau pun ada yang berhasil masuk ke mulutnya, Rey akan memuntahkannya lagi.” 

“Lalu, sekarang Rey minum ASI dari mana?” tanya Bu Dini mulai khawatir kehilangan sumur uangnya. 

“Ada, Ma. Rey dapat dari seseorang.” 

“Mmm begitu ya? Terus ASI ini bagaimana, Mama juga sudah bayar mahal untuk ini.” 

“Terserah Mama, sumbangkan saja, jangan khawatir, aku akan mengganti uang Mama.” 

“Begitu, ya. Baiklah, semoga Rey sehat, mungkin besok atau lusa Mama akan menjenguk Rey.” Bu Dini tersenyum senang, karena ternyata menantunya cukup peka. 

“Iya, silahkan saja,” jawab Sean, “Sudah dulu, ya, Ma.” 

“Iya, iya, lanjutkan saja pekerjaanmu.” 

Tepat setelah panggilan berakhir, Gading menghampiri Sean, mengabarkan bahwa pertemuan telah diakhiri. “Mana Elma?” 

“Beliau sudah keluar lebih dulu,” jawab Gading. 

“Kejar dia!” perintah Sean. 

“Buat apa, Tuan.” 

“Stok ASI Rey sudah menipis, katakan padanya nanti malam kamu akan mengambilnya.” 

Gading segera berlari ke pintu keluar, mengejar Elma, “Elma!” Mendengar namanya dipanggil, Elma pun menoleh. 

“Ada apa?” Elma menghentikan pergerakannya ketika Gading semakin dekat. 

“Tuan bilang, nanti malam akan mengambil ASI lagi.” 

Elma tercengang, “Secepat itu?” tanyanya. 

“Tentu saja, anakku semakin besar, lagi pula wajar, karena makanan pokoknya hanya berasal dari ASI.” Tak disangka Sean sudah menyusul asistennya. 

Elma semakin meradang, marah karena Sean ternyata begitu perhatian pada putranya. Benar-benar pria yang egois. “Baiklah ambil saja ke rumah. Jangan lupa bayaran untukku.” 

Malam harinya. 

“Hanya ini?!” pekik Sean. “Aku membayar dua kali lipat sama seperti minggu lalu.”

“Sayangnya hanya itu stok ASI yang tersedia.” Elma menjawab apa adanya, “karena sekarang tak ada yang meminumnya secara langsung,” sambung Elma. 

Sean memicingkan matanya, “Maksudmu?” 

Elma tak tahu apakah penting menyampaikan hal ini, karena Sean tak pernah peduli pada Eve, “Anak yang tidak pernah kamu akui itu, sudah meninggal.”

1
Nar Sih
turuti kta ibu mu elma ,biar sja sean urus sendiri ank nya ,toh dia dulu ngk peduli dgn eve
Patrick Khan
knp q ngerasa rey bukan anak nya sean sm linda ya🤔🤔🤔
Patrick Khan
bener ibu km elma.. km ngapain repot2 ngurusi tu bayik.. bapak nya model e gitu
Cindy
lanjut
Rahmawati
berarti eve sakit jantung bawaan sama kayak tantenya
DozkyCrazy
setuju sama ibu nya elma
DozkyCrazy
syukaaa n ngfanz deh sama kamu mom
kerren
Bunda Aish
seruu puol, awal cerita udah bikin 😬😠😮‍💨terimakasih Mbak Bulan 😘
semangat terus nulisnya yaaa 😍
Heri Achmadi
👍
Bunda Aish
kayaknya kalau mom Naura ketemu Bu Kartika dan Sean barengan bakalan seruu nih 😏
Nur Janah
kapok koe Sean sudah jatuh tertimpa tangga😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
nah loh 🤨
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
batu raksasa
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
Karena Sean tidak pernah lihat foto Eve 😭
Ais
iya el bnr kt ibumu kamu tanggungjwb ibumu soal baby rey itu adalah tanggungjwb sean seutuhnya jd ngak usah pikirkan itu lagi pula blm jelas baby rey anak kandung sean atau bkn smua msh abu"dan msh diselidiki sm lingga dan ayahnya sean
Esther Lestari
Mom Naura sudah tahu masa lalu mu Sean dan foto yg ditunjukkan tadi mungkinkah foto Eve anak Elma ?
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
itu foto Eve 😭
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
kamu yg harus di usir Mirna 😠
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
dengan kasar
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina●⑅⃝ᷟ◌ͩ ☘𝓡𝓳
waduh ketahuan 😣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!