“Gue ngerasa gila jauh dari lo.”
Kaisar, lelaki muda tampan, mapan dan bergairah. Kai lelaki bebas yang biasa meniduri setiap wanita yang ia temui di dalam Black Devil, klub malam kesukaannya.
Di usia yang hampir menginjak 35 tahun, Kai di paksa oleh sang Ibu untuk bertunangan dengan seorang gadis cantik anak dari salah satu pengusaha Department Store terbesar di Indonesia.
Airin, model sekaligus artis papan atas yang namanya kini sedang menjadi sorotan di kalangan publik. Namanya semakin melejit semenjak berita pertunangannya dengan Kai diumumkan. Namun siapa sangka, adik Airin yang bernama Krystal, mampu mencuri perhatian seorang Kaisar.
Bagaimana rasanya memiliki skandal dengan adik dari tunanganmu?
Don't tell anyone, or you'll feel a burst of passion!
©copyright by Anna, 20 Januari 2019
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tak Bisa Berhenti
"Kak Kai?"
Wajah Krystal memucat dengan mata melebar sempurna saat melihat Kai berdiri di depannya. Ia masih mengerti apa yang terjadi di sini. Kai baru saja memukul Bobby, dan mereka sekarang sudah menjadi pusat perhatian.
"Lo tolol? Tau kan ini tempat apaan?" Bentak Kai marah, cowok itu menghampirinya dengan cepat, lalu menarik tangan Krystal kasar. "Ikut gue!"
Setelah kepergian Krystal dan Kai, Raisa bersama kedua temannya segera menghampiri Bobby yang tergeletak di atas lantai.
"Lo gak apa-apa, Bob?"
"Gimana gak apa-apa sih, Sa! Lo lihat nih muka gue."
"Sorry-sorry." Raisa membantu Bobby berdiri, sedangkan kerumunan orang-orang tadi perlahan mulai menghilang.
"Tadi siapanya Krystal ya?" Mitha bersuara membuat ketiga orang lainnya ikut berpikir.
"Iya, gue juga mikir gitu. Perasaan itu anak ke sini sama kita, kok bisa ada yang ngikutin." Timpal Lala.
Raisa terdiam, ia sedikit mengernyit sambil mengingat-ngingat pernah melihat wajah itu dimana. "Gue ngerasa gak asing sama mukanya."
"Gue juga," sambar Bobby. "Gila... tau ada penjaganya, gue gak mau deh gangguin itu anak."
Ketiga orang itu masih asik berceloteh membicarakan Krystal dan cowok yang membawanya pergi. Sementara, Raisa masih berpikir keras dimana ia pernah melihat cowok itu, karena wajahnya terasa tidak asing.
***
Awalnya Krystal menurut begitu saja ketika Kai menyeretnya menjauh dari tempat itu, tapi begitu Krystal mengingat perlakuan Kai selama lima hari belakangan ini padanya, Krystal langsung menahan tangan Kai, hingga membuat cowok itu berhenti dan berbalik menatapnya.
"Lepas, Kak." Gadis itu meringis, ia meronta kecil agar Kai melepaskan cengkraman di pergelangan tangannya. "Sakit."
Kai berdecak dengan tarikan nafas kasar. Lalu ia melepas genggaman tangan itu. "Lo tau ini tempat apa?"
"Tau lah." Balasnya ketus. "Kalo gak tau ngapain aku di sini."
Nafas Kai mendadak memburu, dan emosinya kembali terpancing mendengar jawaban Krystal.
"Lo tau kan tempat ini bahaya?!" Kai mengatakannya sambil bersungut-sungut, begitupun dengan Krystal yang merasa Kai mulai ikut campur dengan urusannya.
"Cowok tadi yang duduk sama lo, bisa aja--"
"Namanya Bobby!"
"--dia masukin obat ke dalam minuman lo--"
"Dan dia temen aku!"
"--terus dia ngebawa lo ke hotel--"
"Gak mungkin!"
"--buat diajak tidur--"
"Bobby gak kayak kamu!"
"--terus--" Sontak Kai menghentikan kalimatnya, cowok itu menarik nafas kasar guna mencari kesabaran untuk menghadapi gadis di depannya ini. Bersamaan dengan deru nafas yang tidak beraturan, Kai kembali bersuara. "Lo bilang apa tadi?"
"Bobby gak kayak kamu!" Sungut Krystal dengan penekanan di setiap katanya.
Kai memejamkan mata erat-erat, menarik nafasnya lagi. Krystal benar-benar berhasil menyulut emosinya untuk berkobar lebih besar. Tidak tahukah gadis itu jika minuman yang hampir ia minum tadi bisa membuat dirinya dalam bahaya.
"Cowok yang lo bilang gak kayak gue itu baru aja mau berbuat jahat sama lo! Seharusnya lo bilang makasih bukan marah-marah sama gue!"
"Yaudah berarti kalo gitu Bobby sama kayak kamu." Ujar Krystal labil.
Mata Kai melebar. "Apa??"
"Kamu kan juga jahat sama aku, berarti kalian sama!"
Oke, Kai mulai mengerti sekarang, ternyata gadis di depannya ini sedang marah padanya. Kai tahu jika Krystal sedang menyindir dirinya karena sudah mengabaikan gadis itu selama lima hari.
Dan seharusnya Kai juga sadar jika respon Krystal adalah hal wajar mengingat betapa jahatnya ia meninggalkan gadis itu setelah puas merenggut mahkotanya.
"Lo marah sama gue?"
"Menurut kamu!" Bibir Krystal bergetar, susah payah ia mencoba menahan air matanya.
Kai menyerah, ia kembali memejamkan matanya sejenak. "Gue gak mau bahas masalah itu di sini." Ia meraih pergelangan tangan Krystal. "Ikut sebentar, gue anter lo pulang." Lalu ia menuntun Krystal menuju ruang VIP, yang mana di dalam ruangan itu sudah ada Sean dan Chandra.
"Wohoo.. dateng-dateng dapet cewek dia." Chandra berseru riang, meledek Kai dengan wajah jahil.
Tentu hal itu membuat Kai memicikan matanya tajam. "Bacot lo diem dulu, Chan!" Balas Kai sembari melepas tangan Krystal untuk mengambil kunci mobilnya.
Sementara, Krystal yang berdiri di belakang Kai hanya mampu menunduk menyembunyikan wajahnya, sesekali ia juga melirik ke arah Sean dan Chandra secara bergantian.
"Krystal, ya?" Sean menghampiri, membuat Krystal mendongak menatapnya. "Gue Sean temennya Kai." Katanya lagi sambil mengulurkan tangan untuk bersalaman.
"Anjirr... lo kok ngeduluin gue sih, nyet!" Chandra ikut berdiri menghampiri Krystal. "Buset, cakep gini pantes si Kai blingsatan."
Dengan perlahan Krystal mengangkat tangannya untuk membalas uluran tangan Sean, namun belum sempat menjabat itu, tangan Krystal sudah lebih dulu digenggam oleh Kai.
"Gak ada acara kenal-kenalan! Lo berdua jangan rese!"
"Yaelah Kai, cuma kenalan doang, ribet banget lo kayak pacarnya aja, ya gak, Krys?" Chandra menaikan turunkan alisnya menatap Krystal. Sedangkan gadis itu hanya menatapnya dengan senyum terpaksa.
"Gue Chandra, cowok yang paling tampan di Black Devil, kata orang sih kembarannya Hamish Daud." Tambahnya sembari menyisir rambut ke belakang.
Sean yang berada di sebelahnya hanya berdecak jijik, ingin sekali ia memukul kepala sahabatnya itu agar tingkat kepercayaan dirinya berkurang sedikit saja.
"Najisss, Chan!! Jijik gue!" Sahut Sean.
Chandra membusungkan dada sombong, ia tidak memperdulikan ucapan Sean barusan. Cowok itu lebih memilih untuk kembali menatap Krystal sembari berkata, "Krystal ngapain ada di sini? Kok gak tidur, kan udah malem."
Entah dengan tujuan apa Chandra berkata seperti itu, tapi Kai tahu jika kalimat itu sengaja ditunjukan untuk meledeknya.
"Lo emang nyari mati ya, Chan."
Chandra sontak meringis, beringsut mundur menjauhi Krystal. "Busettt... salah lagi aja, Hamish Daud!"
Sean terkekeh geli sembari menimpali ucapan Chandra. "Kai kalo lagi gini keren ya, kayak cowok yang gak mau ceweknya digodain cowok lain."
"Beuh.. bener banget itu." Sambar Chandra.
Merasa suasana di ruangan itu akan semakin buruk karena bacotan kedua sahabatnya, Kai lantas kembali meraih tangan Krystal, dan menyeretnya keluar dari sana.
"Gue duluan." Pamitnya pada dua cowok itu.
"Yah.. Kai, belom puas ngobrol sama Krystalnya." Teriak Chandra. "Kai.. woii.. woi.."
Hanya itu yang Kai dengar sebelum suara dentuman musik memasuki telinganya.
"Lepas Kak." Krystal berteriak lantang di tengah-tengah kebisingan.
Kai masih bungkam, sedangkan langkahnya semakin lebar untuk terus menyeret Krystal keluar dari tempat itu.
"Aku benci Kakak!"
"Kakak ngeselin!"
"Aku gak mau pulang sama kamu!"
Pernahkah Kai mengatakan jika gadis ini begitu cerewet?
Kai lantas berbalik, sedangkan Krystal tiba-tiba saja terdiam begitu Kai menyudutkan tubuhnya pada dinding lorong klub yang sepi. Satu tangan Kai menangkup sisi wajah Krystal, ia memiringkan kepalanya untuk mempersempit jarak, hingga hidung mereka saling bersentuhan.
Krystal menutup matanya erat, berjaga-jaga jika Kai akan menciumnya saat ini. Bodoh! Bahkan Krystal masih berharap Kai menciumnya.
Setelah beberapa detik, Kai tidak melakukan apapun padanya. Krystal membuka mata, ia mengerjap kecil menatap cowok itu dari jarak dekat.
"Gue gak akan cium lo,"
Jantung Krystal berdentum.
"Karena gue tahu, sekali gue lakuin, gua gak akan bisa berhenti." Bisik Kai sembari mengusap ibu jarinya di pipi Krystal dengan lembut.
***
berikan cinta kalian untuk penulis dengan menekan vote, like, dan komentar ❤❤❤❤
februari 2025 😁
gk pernah bosen baca cerita krystal sama kai 🥰 luph byk" ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤