Sequel Pesona Sang Devil
Maidina Aurora seorang gadis cantik yang penurut pada kedua orang tuanya. Sejak pertemuan dengan seorang lelaki tampan dan mempunyai banyak fans. Maidina mulai mengagumi sosok lelaki tampan Sagara Bumi Samudera. Tapi jalan cintanya tak semulus jalan tol, hambatan demi hambatan sering membuat putus asa gadis dengan iris cokelat untuk memperjuangkan cintanya.
Apakah harapan itu akan terwujud. Ikuti cerita Maidina yang berjuang dari jebakan toxic bos nya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bumi mencintai gadis itu, Papa
Happy reading..
Giordan memperhatikan putranya dalam diam. Dia hanya fokus pada kedua pasangan itu.
Dengan elegan dan melengkungkan bibirnya, Sagara mempersilahkan Maidina untuk duduk. Dalam hatinya ia merasa sangat bahagia bisa bertemu dengan seorang gadis yang cantik dan kalem, tidak seperti Belinda dulu yang selalu ingin menang sendiri.
Senyum manis terbit di bibir ranum Maidina, ia duduk di tempat duduk yang dipersilahkan oleh Sagara untuknya. "Terimakasih, Mas Bumi," suara Maidina begitu lembut. Akibatnya dia menjadi pusat perhatian bukan hanya Giordan dan Lili. Gala dan juga Dahlan pun melihat adegan romantis yang dipertontonkan oleh Sagara dan Maidina, barusan.
Tapi, Sagara tidak perduli dengan mereka. Dia melanjutkan aktivitasnya dengan penuh perhatian menaruh selembar kain di pangkuan Maidina, setelah itu baru Sagara duduk di kursinya dengan elegan.
"Woi, ingat! Masih ada kita di sini, untuk sarapan pagi. Bukan hanya ada ente berdua ya, Ciinn!" ucap Dahlan tepat di telinga Sagara dengan mimik yang begitu kesal. "Dikira kambing congek, apa!" tambahnya lagi.
"Sirik! Kawin sono!" sungut Sagara dengan protesan sang Manager kemayunya itu.
Lili sedari tadi memperhatikan gadis cantik yang duduk dengan sedikit menunduk dengan tenang. Ia tersenyum bahagia, membayangkan. Jika benar gadis itu adalah Princess Aurora, putri kecil kesayangannya yang hilang beberapa tahun lalu.
Perlahan Maidina mengangkat wajahnya dan tersenyum, sepasang bola matanya menangkap wajah halus dengan senyum yang hampir mirip dengan dirinya. Mata keduanya bertemu, seperkian detik jantung Lili dan Maidina sama-sama berdegup kencang, seolah ada magnit yang saling menarik.
Para pelayan sudah menyiapkan makanan pembuka. Giordan memimpin berdoa sejenak sebelum memulai sarapan paginya.
'Aku tidak boleh mempermalukan Mas Bumi di depan keluarga besarnya. Walaupun aku belum pernah mempraktekkan secara langsung apa yang sudah pernah aku pelajari tentang table manner dan juga sudah sering nonton di drakor atau pun film film yang mempertontonkan adegan makan bersama keluarga besar orang-orang kaya. Bagaimana caranya menyuapkan makanan ke dalam mulut dan mengunyah makanan secara elegan dan anggun," Maidina bergumam dalam batinnya. 'Di depanku kini ada gelas cantik berkaki. Uupssttt, emang gelas punya kaki," Maidina terkekeh sendiri dalam batin.
Baru kali ini dia benar-benar berada dalam satu meja panjang untuk makan bersama keluarga besar orang kaya. Sedikit gugup juga rasa canggung yang dirasakan Maidina, saat ini.
'Ada juga bermacam-macam sendok sesuai ukuran dan kegunaannya. Garpu yang berpasangan dengan sendok di bagian kiri, lantas ada juga pisau di bagian kanan. Otakku sempat bingung. Hanya untuk sekali sarapan saja, begitu banyak sendok garpu dan pisau yang tertata rapi di kanan dan kiri. Sekejap aku merasa pusing dengan kebiasaan orang-orang kaya itu. Mau makan saja ribet banget. Beda sekali dengan kebiasaan di rumah aku selama ini. Hanya cukup dengan menggunakan jari jemariku ini, aku bebas melahap makanan yang di siapkan Mama di meja makan. Tahu tempe goreng yang dipenyet pakai sambal terasi pedas makyus anget-anget, pakai lalapan terong daun kemangi juga mentimun dan kol. Bisa juga ditambah lauk dengan bebek atau ayam goreng upin ipin. Huuufft, sedap kali," Maidina masih bergumam sendiri.
"Kalau bingung cara gunakan sendok, biar aku suapin kamu," sang Bos, tiba-tiba berbisik di indera pendengaran Maidina.
Seketika gadis itu melotot ke arah Sagara. "Gila! Jangan banyak macam! Ini di depan orang tua, Mas Bumi! Jangan buat aku malu!" Maidina berbisik.
Tanpa mengeluarkan kata dan tak ingin ada bantahan dari gadis yang duduk di sebelahnya, Sagara menyuapkan makanan yang ada di piring miliknya ke bibir Maidina. "Astaga, Mas Bumi," protes Maidina dari sorot matanya yang menatap tajam ke arah Sagara.
Ingin sekali Maidina segera menenggelamkan wajahnya ke dalam air kobokan, untuk menutupi rasa malunya akibat ulah sang bos yang radak oleng itu.
"Buka mulutmu!" suara memerintah keluar dari bibir Sagara. Merasa terpojok dan tak bisa menolak lagi, Maidina segera membuka mulutnya dan menurut saja dengan apa yang diperbuat Sagara padanya.
Pria tampan itu dengan tenang dan penuh perhatian, menyuapi Maidina hingga habis makanan yang ada di piring.
Maidina sedikit mengangkat wajahnya dengan ragu dan memperhatikan semua orang dengan tenang menikmati sarapan pagi tanpa mengeluarkan suara.
Setelah selesai sarapan pagi bersama, kini waktunya Ardo sang assisten andalan Giordan Adhitama meminta Sagara ke ruang kerjanya diikuti Maidina juga Dahlan. Sedangkan Lili dan Giordan telah masuk ke dalam ruang kerja pribadinya terlebih dahulu.
Giordan duduk di kursi kebesarannya, sedangkan Lili berdiri di samping suaminya.
"Bae, jangan kau marah-marah pada putra kita. Aku takut dia akan kabur lagi dari rumah," ucap Lili dengan wajah sendu.
Giordan meraih jari jemari Lili, lalu menggenggamnya dan dici um begitu mesra. "Aku tidak akan memarahi Bumi, hanya ingin memberikan sedikit pelajaran hidup padanya, My Angel," Giordan berucap, lantas dia berdiri dari posisi duduknya. Kemudian menempelkan bibirnya ke dahi istrinya begitu dalam. "Percaya padaku, My Angel," Giordan menyakinkan hati sang pujaan hati yang telah menemani dalam hidupnya bertahun-tahun.
"Terimakasih, Bae. Kau selalu bisa menjadi penenang hati dan jiwaku," lirih Lili memeluk erat tubuh Giordan.
Tok.. Tok.. Tok..
Terdengar suara ketukan dari luar pintu ruang kerja Giordan.
"Nanti kita lanjutkan," kekeh Giordan menggoda Lili.
"Hmm.." jawab singkat Lili.
-
-
-
Sagara dan Maidina duduk di kursi di depan meja kerja Giordan yang besar berbahan kayu mahal.
Netra Sagara masih sangat teduh menatap ke arah sang gadis cantik yang duduk di sampingnya. "Apakah yang kurasakan ini cinta? Ataukah sebuah rasa yang terjadi hanya karena aku sedang kecewa dan sakit hati pada Belinda? Oh, Tuhan. Bagaimana perasaan dia padaku?"
Mata mereka saling menatap. Maidina menggeleng ke arah Sagara. Ia benar-benar takut saat ini, terasa sedang disidang dan dibacakan vonis hukuman oleh sang hakim.
"Sagara!" panggil Giordan dengan suara baritonnya yang menggema di ruang kerja pribadinya yang hening.
"Apa maksud dari postingan kamu di media sosial, tadi pagi?" seloroh Giordan dengan tatapan menghunus ke arah putra semata wayangnya.
Sagara langsung membawa pandangannya pada gadis yang menundukkan kepalanya, karena ketakutan yang amat sangat dengan tatapan Giordan yang ingin memangsa buruannya.
Tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, membuat emosi Giordan meninggi. "Sagara Bumi Samudera!" panggil Giordan dengan nada tinggi dan juga nama lengkap sang putra.
Sang empu yang terpanggil namanya, sudah merasakan aura yang tidak beres dengan Papanya, orang nomor satu di GA Group.
"Bumi mencintai gadis itu, Papa!" akhirnya pria tampan yang duduk bersebrangan dengan Giordan itu menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Giordan Adhitama.
💖💖💖💖
tar dulu ...saya ingat ingat siapa yang nyanyi nih .
goliath bukan ya???
kalau salah ya ...maaapppp 😅😅😅
Tapi ...entah kalau udah merit entar. apakah akan melakukan pillow talk seselum tidur dengan penuh kelembutan atau tetap datar ??
😅
dukun bertindak , Mai ....
😅😅😅😅
maidina n Sagara tuhh bnran sdra apa bukann🤔🤔
kaloo sodaraa brrti cinta Meraka terlarang donkk🤔🤔
😍😍
Ditambah usahanya dong sagara.... dengan menggemakan cintamu di sepertiga malam
semangat, Gara
Daniel emang bodoh .... bisa bisanya dia melepaskan Mai .
Mai sangat baik kondisinya.
Mai juga sangat terlindungi keadaannya.
Hanya saja Mai sangat kerepotan menghadapi Bosnya yang aneh 😅😅😅
ko kumplit bangeddd tools nya
kebiasaan sarapan pakai menu pecel mendoan dan makannya pakai tangan 😅😅😅
tapi jangan lupa pesan bapak ibu guru....
cuci tangan pakai sabun sebelum makan
😁😁😁