Riana adalah seorang wanita yang merasa sangat beruntung karena bisa menikah dengan pria pujaan hatinya.
Riana yang telah menikah selama hampir sepuluh tahun merasa sangat bahagia karena memiliki suami yang sangat penyayang dan sepasang anak yang sehat dan cerdas.
Namun ternyata kebahagiaan itu hanyalah ilusi yang dibuat oleh suaminya.
Riana yang baru mengetahui tentang perselingkuhan suaminya dengan teman kantornya merasa sangat hancur dan terpuruk.
Riana yang tak ingin hancur sendirian pun memutuskan untuk bangkit demi kedua buah hatinya hingga akhirnya membuat Riana membuat keputusan berat yaitu Pembalasan.
Apa yang sedang direncanakan Riana sebenarnya? Apakah Pembalasan Riana akan berhasil? Apakah Riana dan kedua anaknya bisa menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon syila hasna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26. Pertimbangan
Riana yang telah selesai dengan urusan Kamal dan kedua anaknya pun terbaring di tempat tidur memikirkan ulang semua yang terjadi padanya dalam satu malam.
"Mbak Yonna ingin cerai dengan suaminya dan ingin menjadi istri kedua Mas Kamal! Jika aku diam saja dan tak melakukan apapun nasib buruk itu akan terjadi padaku!" ucap Riana dengan suara yang rendah dengan pikiran yang sangat rumit sambil menatap langit-langit kamarnya.
"Apa yang harus aku lakukan untuk mencegah hal itu? Aku tak ingin Mbak Yonna bercerai lalu keduanya menikah secara diam-diam karena jika itu terjadi maka rencanaku akan hancur!" ucap Riana dengan ekspresi wajah yang cemas.
Riana yang merasa bingung pun mengambil handphonenya dan mencaritau isi hati dan pikiran Yonna di dalam sosial medianya.
Namun setelah mencari selama setengah jam, Riana tak menemukan postingan apapun lagi selain malam itu sehingga membuat Riana memutuskan untuk mengarahkan Kamal.
Riana yang tau jika Kamal sedang kerja di kantor pun mengirimkan pesan lalu tak lama kemudian menelpon Kamal lalu mematikannya.
*Mas, jangan lupa mobil yang kau titipkan di parkiran BANK BI harus kau perbaiki segera!
Tak lama kemudian Kamal hanya menjawab singkat dengan dua kata "Ya" yang membuat Riana kesal lalu memesan ojek online menuju rumah orangtuanya.
Riana yang tak ingin orangtuanya tau tentang masalah yang sedang dihadapinya saat ini pun mencoba menutupi semuanya meskipun kedua orangtua Riana curiga, mereka tetap diam menghormati keputusan Riana.
"Ini kunci mobil dan STNK mobilnya, Nak! Jika mobilmu benar-benar sudah tidak berguna lagi lebih baik di dijual saja!" ucap Ibu Yetti yang merupakan Ibu Kandung Riana.
"Iya, Ma. Itu juga yang jadi rencana Riana tapi menjual mobil bukan hal yang mudah dan membutuhkan waktu jadi sementara aku akan pinjam mobil ini dulu!" ucap Riana sambil mengangkat kunci mobil yang telah ada di tangannya.
"Baiklah. Ibu mengerti dan percaya padamu, Nak. Nak ingatlah untuk cerita pada Mama dan Papa jika terjadi sesuatu!" ucap Ibu Yetti dengan nada suara yang terdengar cemas sambil melihat Riana yang semakin kurus.
"Jangan khawatir. Tak terjadi apapun padaku. Semuanya baik-baik saja, Ma! Pa!" ucap Riana sambil mengeluarkan senyum yang lebar menenangkan.
Riana yang tak ingin ditanya lebih dalam oleh kedua orangtuanya memilih untuk kabur dan menyalakan mobil yang telah didapatkannya meninggalkan rumah kedua orangtuanya.
Riana yang telah memiliki janji pun pergi menemui Putra dan Aris di sebuah Cafe yang tak terlalu jauh dari Kediaman Orangtuanya dengan kecepatan tinggi.
Riana yang telah sampai di Cafe yang dimaksud bergerak turun dari dalam mobil dan memasuki Cafe mancari keberadaan Aris dan Putra.
"Dimana kedua orang ini? Bukankah mereka bilang bahwa keduanya sudah sampai?" gumam Riana dengan suara rendah dengan mata yang melihat ke seluruh tempat di lantai satu.
Namun saat Riana masih mencari tiba-tiba seorang Pelayan datang menyapa Riana dengan sikap yang sangat sopan dan suara yang lembut.
"Maaf. Apakah Nona bernama Ariana?" tanya Pelayan tersebut dengan senyum yang lebar dengan ekpsresi wajah yang bahagia.
"Agh! Be-benar! Saya Ariana, Riana! Ada apa ya, Mbak?" tanya Riana dengan tatapan mata yang curiga dengan ekspresi wajah yang bingung.
"Silahkan ikuti saya karna Tuan Muda Putra telah menunggu anda di lantai dua di Ruang VIP!" ucap Pelayan tersebut dengan sikap yang sopan.
Riana yang mengenali nama yang disebutkan itu pun menganggukkan kepalanya lalu mengikuti Pelayan tersebut dari belakang dengan patuh.
Riana yang dibawa menaiki tangga lantai dua pun berjalan memasuki ruangan yang telah dibuka Pelayan hingga akhirnya melihat Aris dan Putra yang sedang duduk bersama beberapa lembar kertas di hadapannya.
"Tuan Muda, Nona Ariana telah sampai!" ucap Pelayan tersebut dengan sopan dengan suara yang lembut lalu keluar dan menutup pintu dengan perlahan.
Putra yang telah lama menunggu kedatangan Riana menjadi sangat senang dan memberikan tempat untuk Riana duduk di sampingnya.
"Riana! Kenapa kau hanya berdiri di sana seperti patung. Ayo, kemarilah! Duduklah di sini!" ucap Putra dengan ekspresi wajah yang ceria sambil menepuk-nepuk kursi yang ada di sampingnya perlahan.
Riana yang tak punya pilihan lain pun duduk di kursi yang kosong di meja bundar yang ada di depannya sambil menatap Putra dan Aris secara bergantian.
Sebelum Riana membuka pembicaraan tiba-tiba Putra yang sudah sangat penasaran dengan keputusan yang dibuat Riana pun mempertanyakannya ulang.
"Riana, apakah kau yakin dengan keputusan yang kau sampaikan padaku pagi tadi?" tanya Putra dengan ekspresi wajah yang penasaran dengan tatapan mata yang tajam.
Riana yang tidak menduga bahwa Putra akan mempertanyakan ulang keputusannya yang sebenarnya masih sangat ragu untuk diputuskan pun terdiam sesaat.
"Aku tidak tau apa yang terjadi hingga kau memutuskan untuk menyetujui rencana yang aku katakan beberapa minggu yang lalu tapi aku harap kau telah menyadari konsekuensi dari tindakanmu itu!" ucap Putra yang mencoba mengingatkan kembali Riana akan konsekuensi yang akan didapatkannya.
"Benar, Bu. Jika Ibu menggrebek Suami Ibu di Hotel dengan membawa beberapa Polisi maka dapat dipastikan bahwa Suami Ibu pasti akan dimasukkan ke dalam Penjara!" ucap Aris dengan ekspresi wajah yang khawatir.
"Jika seperti itu maka bagaimana tanggapan kedua anak Ibu jika tau bahwa Ibu yang telah melakukan semuanya?" tanya Aris dengan nada suara yang bingung.
"Aku tidak ingin mengakuinya tapi aku sangat yakin jika kau tidak akan pernah mengatakan bahwa Suami selingkuh dibelakangmu lalu Suamimu atau Keluarganya memanipulasi kenyataan?" ucap Putra yang menambahkan kebimbangan Riana.
"Lalu jika kau tidak ingin bercerai karena memikirkan anak maka hubungan kalian tidak akan pernah bisa sebaik dulu karena akan ada noda hitam penjara pada hati suamimu!" ucap Putra dengan ekspresi wajah yang serius.
Sementara Riana yang mendapatkan kenyataan yang sangat mengejutkan, Kamal yang telah meminta izin untuk melihat mobilnya yang mogok di BANK B*I tiba-tiba bertemu dengan Yonna di dalam lift.
"Mas! Tu-Tunggu!" teriak Yonna dengan suara yang lantang sambil menarik lengan baju Kamal yangmana tak ada seorangpun disana.
"Mas, mau masukkan! Masuk aja, Mas!" ucap Yonna dengan senyum yang lembut setelah melepaskan lengan baju Kamal setelah Kamal menatap tajam ke arah Yonna.
Kamal yang tak punya pilihan lain selain masuk karena lama izin yang diberikan hanya dua jam pun masuk ke dalam lift dengan ekspresi wajah terpaksa.
"Mas, kamu kenapa? Kenapa Mas menghindariku?" tanya Yonna dengan ekspresi wajah yang bingung dengan tatapan mata yang tak mengerti.
"Aku tidak menghindarimu, Yonna. Aku hanya sedang buru-buru karena aku cuma butuh waktu sebentar untuk memperbaiki mobilku!" ucap Kamal dengan nada suara yang biasa dengan wajah yang tidak nyaman dan tak tertarik.
Yonna yang sudah bisa menebak bahwa Kamal mulai menghindarinya setelah dirinya berniat cerai dan meninta Kamal menikahinya pun bicara.
"Mas, masalah yang semalam dan isi pesanku. A-aku..." ucap Yonna dengan ekspresi wajah yang bingung dengan nada suara yang pelan tiba-tiba berhenti bicara saat lift berhenti dan terbuka.
"Kita bicara nanti saja. Aku tidak punya banyak waktu, Yonna!" ucap Kamal yang dengan cepat mengambil langkah seribu untuk meninggalkan lift tersebut.
Kamal yang akhirnya keluar dari Kantor pun menarik nafas panjang dengan ekspresi wajah yang lega lalu berjalan pergi naik ojek online menuju tempat mobilnya berada.
"Maafkan aku, Yonna. Sebenarnya aku tak bermaksud untuk menghindarimu tapi aku tidak siap dengan permintaanmu yang ingin menjadi istri keduaku meskipun aku juga mencintaimu tapi aku tak sanggup melihat Riana sedih karena tau aku menikah lagi!" ucap Kamal dalam hati dengan ekspresi wajah yang sangat serius dengan tatapan mata yang tajam.
Bersambung
Bagaimana akhir keputusan Kamal? Apakah Kamal akan menikahi Yonna atau tidak? Apakah Yonna benar-benar akan bercerai pada akhirnya tebak jawabannya di BAB selanjutnya ya..
kelebihan h
koreksi
me+sadap => menyadap