AKU BUKAN PELACUR
Tan Palupi Gulizar nama yang manis. Namun tak semanis perjalanan hidup yang harus ia lalui untuk mencari jawaban siapa jati dirinya yang sebenarnya.
Sosok yang selama ini melindungi dan membesarkannya, ternyata menyimpan sebuah cerita dan misteri tentang siapa dia sebenarnya.
Lika-liku asmara cinta seorang detektif, yang terjerat perjanjian.
Ikuti kisah kasih asmara beda usia, jangan lupa komentar dan kritik membangun, like, rate ⭐🖐️
Selamat membaca 🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Delima Rhujiwati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Malam pun telah tiba, namun mata John sulit terpejam. Dia senyum-senyum sendiri saat teringat bibirnya hampir menyentuh bibir ranum milik Palupi.
Sayangnya gerakan tangan Liana begitu cepat meraih dan menarik tangan Palupi untuk menjauh dari samping John.
Tak tahan dengan bayang- bayang wajah cantik Palupi, John bangkit dari tempat tidurnya. Ia berjalan melangkah ke ruang kerja yang berada di sudut villa mungil itu.
Lembar demi lembar kertas dokumen ia buka dan mempelajarinya lagi. John kembali teringat ucapannya kepada Anne dan Beldiq. Bahwasanya pertemuan antara ibu dan anak akan menjadi sebuah jembatan bagi sang kakak. John sendiri yang menginginkan kembalinya ikatan cinta mereka.
'Akankah aku mampu mengikuti jejak kakakku? Tetap setia dengan seorang kekasih yang dipujanya walau mereka sempat terpisah?' Batin John.
John kembali teringat saat bertemu pertama kalinya dengan Palupi. Keduanya tak saling mengenal. Saat itu pintu hatinya seperti ada yang mengetuk ketika netra John bersirobok dengan netra Palupi. Gadis cantik dengan postur tubuh tinggi semampai namun agak kurus dengan kulit putih mulus.
'Diakah gadis yang akan dijual keperawanannya oleh saudaranya seharga seratus juta?' Batin John.
Tak ada yang tahu usianya masih remaja. Hatinya tiba-tiba bergetar bila mengingat senyum Palupi yang innocent.
'Wajahnya mirip Anne, postur tubuhnya pun tak berbeda, tetapi manik matanya mirip Tuan Anthony.' Ahh, John mendengus dengan kasar.
Saat menginjak usia remaja, Riris memaksa ibunya untuk membuat Palupi harus mau bekerja sebagai pelayan pub, tempat Riris bekerja dengan menyamar sebagai lady escort. Palupi terpaksa membagi waktu untuk membereskan pekerjaan di rumah sebelum dan sesudah pulang dari sekolah. Malam hari masih dipaksa bekerja sebagai pelayan di Pub hingga larut.
Terbersit dalam benak John saat melihat dan mengamati Palupi secara diam-diam. 'Mungkinkan itu putri Anne? Ada kemiripan senyum Palupi dengan Anne. Senyumannya terkesan lembut, sikapnya yang bersahaja dan sopan; sangat jauh berbeda dibandingkan dengan pelayan-pelayan yang lain, di pub yang pernah ia kunjungi selama ini, yang selalu bersikap genit terhadap pelanggan.
Pada akhirnya, John berspekulasi dan bekerjasama dengan gadis informannya di pub tersebut. Berharap bahwa benar dia target yang dicarinya. John mengatur strategi untuk membawa Palupi keluar dari jerat perdagangan manusia lewat persetujuan membayar seratus juta kepada sang ibu yang bernama Juleha, seorang pela*cur yang sudah beralih profesi sebagai germo.
Ingatan itu semakin menuntun John untuk tenggelam dalam kerinduan, yang membuat dirinya tak berdaya. Pada kenyataanya ia telah jatuh hati pada gadis belia anak dari kliennya itu. Bahkan hatinya telah bertarung melawan rasa yang hadir pada saat yang tepat.
Bethany Angelique Gulizar, nama sebenarnya yang tertera pada dokumen salinan Akta Kelahiran yang dilegalisasi pejabat yang berwenang di Nottingham, yang Anne berikan pada waktu lalu, disertai beberapa lembar foto saat Palupi balita.
Saat diculik dan dilarikan Juleha, identitas Bethany Angelique Gulizar telah berganti dengan nama Palupi Tan Gulizar. Alasan Juleha memberi nama tersebut, dia mengambil nama berdasarkan tulisan yang terukir di kotak perhiasan yang ia curi ketika Juleha melakukan aksi penculikan beberapa tahun silam.
Beberapa hari kemudian setelah menenangkan perasaannya, John mengajak Palupi berbincang tentang langkah berikutnya terkait dengan masa depannya.
"Gulizar, usiamu sudah menginjak dewasa. Apakah kamu punya cita-cita? Apakah kamu ingin melanjutkan studimu? Aku akan membantu memenuhi segala kebutuhanmu untuk mewujudkan cita-citamu." Kata John kepada Palupi. Sementara berbicara batin dan otak John berkecamuk dengan segala pikiran dan tugas yang ia emban.
"Aku akan berusaha menyelesaikan tugas dengan cepat. Doakan saja tugas berikut ini aku tidak mengalami kesulitan dan hambatan yang berarti. Setelah selesai, aku akan segera kembali ke sini."
Tangan Kokoh John mengusap kasar wajahnya yang sedang menghadapi kerumitan yang hadir di antara dua rasa. Di satu sisi dia harus meninggalkan Palupi, namun di sisi lain, selalu ingin bersama. Hatinya serasa terbelah, namun kasus tidak akan segera tuntas.
Palupi masih terdiam. Dia sedang berpikir keras untuk menjawab perkataan John yang sedang gundah.
Sambil menunggu jawaban apa yang akan diberikan Palupi,
John berpindah ke ruang kerja untuk membuka jalur skype melakukan video call dengan Anne dan Beldiq.
Terdengar suara dari speaker komputer yang dikoneksikan dengan bluetooth.
"Hi John... Berita baru apa yang kau bawa pada kami? Sungguh kami sudah tidak sabar dengan kabar bahagia itu," Beldiq memberondong beberapa pertanyaan. Sang kakak sudah tidak sabar untuk menerima kabar kesuksesan yang kembali John Norman raih.
"Everything is okay brother, aku akan segera pulang dan membawa sample DNA Gulizar karena kecocokan genetik sudah 80%, dan itu juga harapan buatku untuk kalian." John menghela nafas berat.
Anne yang ikut dalam pembicaraan, menatap John dengan senyuman yang enggan beranjak dari bibir tipisnya.
'Cantik...'
Bathin John mengingatkan akan wajah cantik Palupi yang masih duduk di seberang meja di ruang santai.
"John... John... Hey kau melamun?" Anne tetap tersenyum.
"Ha...ha...ha... Aku terpesona akan kecantikanmu nyonya Anne, calon kakak ipar! Kalian bak pinang dibelah dua, hanya usia saja yang membedakan kalian."
"And you fall in love with my daughter! Aren't you...?" Kerling mata Anne sungguh mengoda John untuk menjawab jujur.
"John..." Suara Palupi pelan terdengar dari luar pintu yang tidak tertutup dengan rapat. "Bolehkah aku masuk?"
"Oh.. dear, itu suara Gulizar? Please aku ingin melihat wajahnya John!"
Anne yang duduk di sebelah Beldiq menautkan tangannya mengharap persetujuan pada John.
"Gulizar, masuklah! Ada seseorang yang ingin mengenalmu." John berdiri lalu membimbing tangan Palupi untuk mendekat pada layar komputer.
Palupi mendekat dengan ragu, dan pelan mengikuti langkah John.
"Oohhh Gulizar, anakku..." Sontak saja, emosi kerinduan itu pecah tanpa mampu Anne pertahankan lagi.
Beldiq yang duduk di sebelah anne, berusaha menenangkan, dan memeluknya dari belakang.
Sedangkan John memeluk Palupi dan mencium kening gadis itu.
"Gulizar..., lihatlah, beliau adalah ibu yang selama ini telah kehilangan dirimu, duduklah dan bicaralah dengannya. Tenangkan pikiranmu, everything it's ok," John sangat memahami, pertemuan pertama, tanpa rencana tentu sangat mengejutkan bagi mereka berdua.
"Gulizar, ini mommy, sayang." Suara Anne tercekat dalam tenggorokan, namun senyum itu tidak pernah lepas dari bibirnya.
Palupi menoleh pada John yang masih erat menggenggam tangannya, "John?!"
"Ya, katakan sesuatu, duduklah dengan santai dan katakan sesuatu pada beliau, mereka bisa memahami bahasa Indonesia," John membenarkan letak duduk Palupi, lalu refleks tanpa ia sadari bibir John mengecup pucuk kepala Palupi.
"Mommy... Ini Gulizar" air mata itu sulit untuk ia bendung.
"Kamu cantik sayang, sebentar kita akan segera berkumpul, bersabarlah lagi."
John menyisih, dan mengamati perbincangan antara mereka. Pandangan matanya tidak pernah lepas dari keceriaan Palupi.
Sekian waktu mereka berbicara dengan senyum dan wajah berseri penuh rasa bahagia, perasaan yang hampa karena kehilangan, kini kembali membawa kebahagian walaupun hanya sebatas online namun cukup memberikan rasa obat dalam kerinduan.
"John, tidak buruk juga sistem edukasi di Indonesia, banyak yang mendulang kesuksesan di negeri ini, alangkah baiknya Gulizar kauberikan pendidikan yang terbaik." Ucap Anne kepada John setelah puas berbincang dengan Palupi.
...****************...
🌲Happy Merry Christmas 🎉
bagi semua saudaraku yang merayakan hari kelahiran Yesus Kristus, semoga keberkahan selalu Melimpah bagi kita umatNya. Aaminn 🙏🙏
love you all by: RR🎉
TBC...
klo palupi dia terlalu baik