Diusianya yang relatif muda, Bunga. harus dihadapkan pada pernikahan dengan sang majikannya yang lumpuh, atas permintaan dari istri pertama nya Bella. yang lebih memilih sibuk dengan dirinya sendiri dan Dunia modeling yang selama ini dia gelutinya.
Arya CEO Tampan Itu hanya bisa pasrah, ketika diminta untuk menikahi Bunga. yang selama ini begitu tulus merawat dan memberikan kasih sayang pada putra satu-satunya Cecilio.
Seiring berjalannya waktu, akankah cinta tumbuh diantara mereka? setelah Arya sembuh. mampukah penyesalan Bella untuk kembali merebut cinta Arya yang dulunya begitu besar kini sudah hilang. tergantikan dengan sosok Bunga yang jauh lebih muda, cantik dan enerjik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Doa Bunga
Pagi-pagi sekali Bunga sudah bangun, dia langsung kedapur menyiapkan sarapan pagi untuk dirinya dan suaminya Arya. yang juga harus berangkat kekantor pagi-pagi begini.
Bunga yang sudah terbiasa dengan pekerjaan ini, tidak kesulitan untuk menyiapkan menu kesukaan sang suami.
"Siap, semua nya. sebaiknya aku beres-beres dulu untuk berangkat kuliah, dan membangun kan mas Arya." berjalan cepat menuju kamarnya, Ceklek pintu terbuka perlahan. nampak suaminya sudah bangun langsung Bunga menyapa.
"Pagi mas."
Dikamar Arya sudah rapi dengan stelan pakaian kerjanya, Bunga membantu Arya memasang kan dasi dan juga merapikan penampilan suaminya. meskipun kesan nya hal kecil, namun perhatian Bunga sangat berarti bagi Arya.
"Sayang kamu mulai kuliah hari ini Khan?"
"Iya mas."
"Kuliah pagi juga?"
"Mhhmm ya, mas."
Jawab Bunga sambil mengganti pakaiannya, yang terlihat lebih rapi dan sangat cantik dengan rambut tergerai lepas. di hari pertama Bunga untuk mengikuti proses belajar mengajar di kampus barunya.
"Sayang maaf ya, jika sempat mas. bakal usahain untuk antar jemput kamu, tapi jika ngak sempat. terpaksa sopir yang menggantikan mas menjemput mu."
"Ngak papa kok mas, lagian naik taxi olinne juga bisa." balas Bunga.
"Ngak, sopir Pribadi saja."
Bunga tidak membantah lagi, mereka menikmati sarapan dalam diam, setelah itu mereka berangkat bareng. sepanjang perjalanan wajah bahagia terpancar dari pasangan ini. hingga tanpa terasa mobil Arya sudah sampai didepan pintu gerbang sebuah universitas ternama dipusat kota.
"Bunga turun dulu ya mas."
Pamit Bunga mencium punggung tangan Arya.
"Dengan penuh kasih sayang, Arya mengecup kening Bunga, dan kedua belah pipinya.
"Nanti mas ushain untuk jemput kamu sayang."
"Makasih ya mas."
Bunga mersa begitu beruntung mendapatkan cinta dan kasih sayang dari Arya, meskipun perbedaan usia mereka cukup jauh. namun tidak mengurangi rasa sayang dan cinta Bunga pada suaminya.
Bunga melambaikan tangannya, dan masih menatap mobil Arya yang berlalu sampai mobil itu menghilang dari pandangan matanya. setelah itu Bunga melangkah masuk.
"Bruuuaggkk...."
Bunga oleng, sehingga tubuhnya hampir jatuh ketanah, saat tubuhnya ditabrak seseorang yang berjalan agak tergesa-gesa dari arah belakang nya.
"Maaf....maaf aku ngak sengaja."
"Ngak papa kok."
Balas Bunga berusa untuk berdiri normal kembali, dan melitjar suara yang sangat dikenalnya.
"Vira?"
"Bunga?"
Mereka berdua langsung berpelukan erat, sahabat kecil yang sudah lama terpisah. dan dipertemukan kembali saat mereka sudah remaja.
"Bunga, ngak nyangka ya kita ketemu kembali. bahkan sekarang kamu menjadi sangat cantik dan anggun, aku sempat pangling Lo melihat penampilan mu." puji Vira.
"Biasa aja kok Vira, oya kamu ngilang kok lama banget. ponsel ngak pernah aktif lagi." ucap Bunga.
"Semenjak pindah ke luar negeri, aku kehilangan kontak termasuk dengan kamu. ini suatu kebetulan dan keberuntungan banget buat kita. dipertemukan secara tidak sengaja. padahal aku sudah sering nyari keberadaan mu, sampai ke Rumah kamu yang lama dan ternyata sekarang Rumah itu sudah kosong." ucap Vira.
"Aku pindah Rumah Vira, semenjak kedua orang tua ku dan nenek meninggal dunia."
"Inalilahi, aku turut berduka cita Bunga."
Sahabat lama itu masuk sambil bergandengan tangan, yang kebetulan mereka satu kelas. dan yang lebih membuat Bunga syok, ternyata di kelas nya yang baru juga ada Radit. teman SMA yang sudah lama nenaruh perhatian dan perasaan khusus terhadap Bunga selama ini.
"Kenapa semua ini, serba kebetulan ya?" Gumam Bunga.
Radit nampak tersenyum senang, berjalan kearah Bunga.
"Hai Bunga."
"Ya Radit, kamu juga kuliah disini?"
"Ya, Bunga. aku juga sempat bingung, entah ini kebetulan atau memang jodoh kita untuk bertemu dan tetap bersama." ucap Radit dengan tatapan mata yang tidak lepas dari Bunga.
"Oya Radit, perkenalkan ini Sahabat lama ku. Vira."
Radit dan Vira berkenalan, yang langsung membuat Vira tanpa sadar terpana menatap ketampanan Radit. yang terlihat acuh dan tidak tertarik sedikit pun terhadap nya.
***
Malam ini, Arya kembali tidak pulang kerumah utamanya. dia lebih suka merebahkan tubuhnya diranjang empuk miliknya dan Bunga, sementara Bunga menatap sayang wajah suaminya yang sudah tertidur lebih duluan.
"Sayang, aku tahu pasti kamu capek dengan semua ini." jemari Bunga menelusuri pelan wajah suaminya yang terlihat kelelahan, tidur begitu pulas dengan dengkuran halusnya.
Bunga mencoba memejamkan matanya, namun rasa kantuk itu belum juga menghampiri nya, meskipun dia, sudah mencoba berbagai posisi yang nyaman agar dia bisa terlelap. namun semua sia-sia. matanya makin terbuka lebar.
"Ah.... sebaiknya aku menikmati keindahan sinar bulan dan bintang yang bersinar terang dibalkon." yang merupakan kesukaan Bunga jika tidak bisa tidur dimalam hari nya. Bunga berjalan pelan menuju balkon, dia tidak ingin suaminya terbangun karena ulah nya ini.
Bunga menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa santai yang terdapat di disana, sambil merenungkan tentang kehidupan rumahtangga nya kedepan.
"Ya Tuhan... apa yang harus aku lakukan sekarang, aku benar-benar kalut dan bingung harus berbuat apa. disisi lain aku dan mas Arya sudah saling mencintai. Namun kami juga tidak boleh egois dengan perasaan kami berdua, bagaimana pun juga mbak Bella juga harus bahagia dengan suaminya? meskipun aku bersikap tegar dan tersenyum pada semua orang, namun di hatiku sangat rapuh. terkadang timbul keinginan ku menyuruh mas Arya untuk memilih dan bersama mbak Bella saja. tapi disisi lain, aku tidak ingin kehilangan suami ku juga."
Bunga kembali menangis tanpa disadari nya, sepasang mata memperhatikan nya. dan berjalan mendekati pujaan hatinya. sambil memeluknya erat dari belakang.
"Sayang kok belum tidur?"
Bunga terkaget, dengan segera dia menghapus air matanya mengalir di kedua pipi. dan tersenyum berusaha menyembunyikan kegundahan hatinya.
"Belum ngantuk mas."
Arya memutar tubuh Bunga, sehingga posisi mereka berdua saling berhadapan.
"Kamu mikirin apa, Sayang?" Arya lebih mengeratkan pelukannya, karena udara malam yang terasa dingin.
"Aku Nggak mikirin apa-apa, cuma belum ngantuk jadi aku memutuskan untuk menikmati cahaya bulan saja, mas."
"Sayang lihat itu bintang jatuh." ucap Arya menunjuk ke langit. dia hanya ingin menggoda istri imut kesayangan nya.
Bunga tidak melihat bintang yang jatuh, namun dia langsung berdoa semoga mereka selalu bersama, apapun yang akan terjadi, Bunga hanya ingin Arya yang menjadi suaminya sekarang dan untuk selama-lamanya.
"I Love You mas."
"Kamu pasti berdoa, minta apa sayang?"
Bisik Arya yang melihat istrinya yang memejamkan mata seperti meminta sesuatu dengan khusyuk
"Minta apa ya?" ucap Bunga sambil tersenyum manis, sambil berusaha untuk membuat suaminya tambah penasaran.
Senyuman Bunga itu membuat Arya bergairah, dengan lembut ciuman hangat mendarat bibir mungil istri. tangan Arya pun tidak tinggal diam dia dengan aktif menyusup kedalam Piyama tidur milik Bunga.