Terlambat jatuh cinta

Aku kembali masuk ke kamar. Di balik pintu aku menangis sejadi-jadinya. Berat rasanya bila harus terus berakting seperti itu, menunjukkan sikap seolah-olah aku kuat, padahal aku sangat rapuh. Hatiku hancur, wanita mana yang mau dimadu? Termasuk aku, aku hanya berpura-pura kuat agar aku tidak di tindas. Agar aku tidak kelihatan lemah di depan mereka.

Sebenarnya aku tak ingin berbagi suami, tidak sama sekali. Tapi aku bukan orang yang kejam, aku tak sanggup jika aku harus bermain kasar, aku takut akan karma. Aku juga tak ingin menjadi orang jahat, walaupun aku di jahati, aku harus tetap kuat. Harus!!

Aku baru tau jika Istri kedua suamiku memiliki sifat jelek dibalik wajah cantiknya. Bru juga dia masuk kedalam rumah ku, tapi dia sudah berani mengancamku.

Aku juga gak akan tinggal diam, tapi mungkin caraku merebut hati.suamiku tidak sepertinya. Jika Iren merebutnya dengan cara kasar, maka aku akan merebutnya dengan cara halus.

Pukul 03.00 pagi aku terbangun, langsung aku bergegas ke kamar mandi mengambil air wudhu. Ku ketuk pintu kamar suamiku dan mengajaknya untuk sholat Tahajjud seperti biasa. Kami selalu menjalankan Sholat sunnah berjamaah. Jika aku yang bangun duluan, maka aku yang akan membangunkannya, dan jika dia yang terbangun duluan maka dia yang membangunkan aku. Bukankah itu romantis?

Walau tanpa cinta darinya, aku yakin Allah perlahan-lahan akan menggerakkan hatinya untuk mencintaiku.

Setelah mas Surya keluar, aku tak melihat Iren ikut keluar, jadi aku bertanya kenapa dia tidak ikut..

"Aku sudah membangunkannya, tapi dia tak ingin ikut, katanya ngantuk, jadi aku membiarkannya."

" oh..."

Selesai melaksanakan Sholat, mas Surya kembali ke kamarnya, sedangkan aku melanjutkan aktivitasku untuk berkeluh kesah pada sang Pencipta. Aku hanya perlu yakin dan percaya bahwa apa-apa yang sudah di tetapkanNya adalah yang terbaik bagiku.

"ya Allah...sungguh berat bagiku menerima kehadirannya di rumah ini, setelah aku berbagi suami, aku juga harus berbagi rumah dengannya..aku rasa aku tak sanggup ya Allah..." dengan berlinang air mata aku memohon padaNya.

"Semua kehendakMu adalah yang terbaik untukku. Aku yakin dan percaya bahwa Engkau tak pernah tidur untuk selalu membimbingku... Tapi ya Allah, aku saja tidak pernah tidur bersama dengan suamiku, tapi kenapa dengan mudahnya dia datang langsung bisa bersama dengan suamiku? Aku rasa ini tak adil, maka berikanlah keadilanMu ya Rabb..."

Selepas berdoa, aku kembali ke kamar, ku senandungkan Sholawat untuk menghibur hatiku yang masih bersedih. Air mataku tak dapat berhenti sejak tadi. Dan sampai akhirnya aku terbuai dalam mimpi yang kuharapkan indah...

Selepas sholat subuh aku masih berkutat dengan dapur, ku buatkan sarapan kesukaan mas Surya. Nasi goreng telor ceplok plus daun kemangi. Kebetulan daun kemangi banyak tumbuh di halaman samping rumahku.

Setelah selesai aku meletakkan semua di meja makan, aku membuat 3 porsi untuk kami bertiga, sebelum membangunkan mereka aku beberes rumah sebentar.

Setelah selesai barulah aku mengetuk pintu kamar suamiku..

Tok....tok...tok...

Belum sempat aku bersuara mas Surya sudah membuka pintunya. Kulihat dia sudah rapih, padahal waktu masih menunjukkan pukul 06.30. Dia langsung duduk di meja makan, aku mengambilkannya sepiring nasi goreng untuk dia santap.

bersambung...