Anaya White memaksa seorang pria asing untuk tidur dengannya hanya untuk memenangkan sebuah permainan. Sialnya, malam itu Anaya malah jatuh cinta kepada si pria asing.
Anaya pun mencari keberadaan pria itu hingga akhirnya suatu hari mereka bertemu kembali di sebuah pesta. Namun, siapa sangka, pria itu justru memberikan kejutan kepada Anaya. Kejutan apa itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irish_kookie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Diundang
Tiga bulan berlalu sampai akhirnya hakim mengetuk palu dan mengumumkan Josh Grebel dengan Celline Hudson resmi bercerai.
Setelah putusan itu, Josh menemui Celline untuk meminta maaf.
"Cell, kau ada waktu?" tanya Josh lembut.
Celline tersenyum. "Selalu ada waktu untukmu, Josh dan itu tidak akan berubah sampai kapanpun."
Josh mengajak Celline untuk menjauh dari keramaian. Mereka berjalan ke arah taman dan duduk di kursi tengah taman.
Taman itu cukup besar. Banyak pepohonan rindang dan tanaman di sana.
"Cell, maafkan aku karena aku gagal menjadi pemimpin rumah tangga. Aku gagal menjadi pejuang keluarga seperti yang kau harapkan. Aku gagal menjadi seorang ayah untuk Kanaya dan aku gagal menjadi penjaga hatimu," kata Josh. Tatapannya tulus meminta maaf kepada mantan istrinya itu.
Tak disangka, Celline justru tertawa kecil. "Hahaha! Kau tidak pernah gagal, Josh. Aku yang menarikmu untuk jatuh bersamaku."
"Seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu," lanjut Celline lagi dengan suara yang diusahakan untuk terdengar tegar.
Josh memeluk Celline dalam diam. Pria itu juga berusaha memasukkan segala-galanya ke dalam pelukannya.
Tak lama, mereka sudah kembali mengobrol seperti biasa.
"Aku rasa yang kita butuhkan saat itu hanya waktu. Sayang, kita tidak punya waktu untuk bisa berbicara bebas seperti ini," kata Celline menyesal.
Josh menepuk pucuk kepalanya. "Aku akan selalu menyediakan waktu untukmu, Cell. Tenang saja."
Alis mata Celline naik sebelah. Dia menyangsikan kata-kata Josh itu walaupun sebenarnya, Josh selalu menepati kata-katanya. "Kau yakin? Setelah ini kita akan sibuk dengan saham. Lihat saja. Dalam hitungan menit, kota ini akan gempar."
Benar saja dugaan Celline. Begitu Josh berpamitan, semua portal media membicarakan perceraian dua pebisnis besar itu.
Saham Hudson di beberapa sektor anehnya naik perlahan, tetapi ada yang turun signifikan.
Sementara saham Josh, dilindungi oleh White Companies, sehingga tidak berdampak cukup besar pada Josh.
Di saat investor dikejutkan dengan berita perceraian, Josh sedang melepas rindu bersama Anaya.
"Aku merindukanmu, Josh," kata Anaya yang segera mengalungkan kedua lengannya di leher Josh saat pria itu datang.
Josh segera mencumbu bibir merah kekasihnya itu dalam-dalam. "Aku pun merindukanmu, Nay."
Cumbuan itu dengan cepat berubah menjadi sebuah lumatan panas yang menuntut.
"Tiga bulan itu gila! Aku harus menunggu selama tiga bulan hanya untuk bertemu denganmu! Ayahku luar biasa!" protes Anaya di sela-sela ciumannya dengan Josh.
Josh tertawa kecil, lalu kembali mengecup bibir Anaya. "Tapi, worth to wait, kan?"
"Ah, aku lega sekali. Ayahmu merestui kita dan hubunganku dengan Celline juga baik-baik saja. Aku lega sekali," kata Josh sambil menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.
Tak mau menyia-nyiakan kesempatan, Anaya melompat ke atas tubuh Josh dan kembali menyerang bibir pemuda itu.
"Hari ini, kau tidak boleh ke mana-mana! Kau harus ada di sisiku!" Anaya menatap lurus dan tajam ke dalam mata Josh.
Namun, Josh menggelengkan kepalanya. "Aku tidak bisa, Nay. Aku harus merelease konferensi pers bersama Celline dan pengacara kami."
"Saham turun. Kau ingat apa yang harus dilakukan dengan segera, kan? Itu yang harus kami lakukan," lanjut Josh lagi. Kali ini, dia mendudukkan Anaya di pangkuannya.
Gadis itu benar-benar tidak mau Josh meninggalkannya. Dia bergerak liar di atas pangkuan Josh. "Nah, kau harus menyelesaikan urusan di bawah kita ini dulu, Josh! Setelah itu, kau boleh pergi!"
"Hahaha! Baiklah, kalau itu yang kau mau, Gadis Kecil!" Josh membalikan posisi tubuh Anaya.
Permainan panas mereka pun berlanjut hingga siang hari.
Di saat senja mulai muncul di ufuk barat, Anaya mendapatkan kabar dari Josh kalau konferensi pers sudah selesai.
"Kau akan menginap di sini?" tanya Anaya berharap.
("Tentu saja! Kita akan berbicara sampai malam dan aku akan membuatmu tidak bisa tidur semalaman, hahaha!") Josh tertawa dari seberang.
Suara baritonnya menyapa lembut ke dalam telinga Anaya dan membuat gadis itu semakin ingin bertemu dengan Josh.
"Aku akan menunggumu, Josh. Cepatlah datang," balas Anaya.
Baru saja Anaya mengakhiri panggilannya dengan Josh, pria itu kembali menghubunginya. ("Nay, maafkan aku kalau aku terlambat datang. Kanaya menghilang! Celline baru saja menghubungiku!")
Anaya diam terpaku. Tak lama, dia mengangguk. "B-baiklah. Semoga Kanaya cepat ditemukan, Josh."
Dengan cemas, Anaya menunggu kabar dari Josh. Namun, pria itu tak kunjung menghubunginya.
Hingga saat Anaya hendak pergi tidur, bel pintu apartemennya berbunyi.
Anaya segera berlari dan membukakan pintu. "Josh, akh-, ... Kau?"
Seorang gadis kecil masuk begitu saja saat Anaya membuka pintu. Gadis itu duduk di sofa dan menyibakkan rambutnya ke belakang.
"Kau Anaya, kan? Kekasih Uncle yang baru? Aku akan tinggal di sini mulai saat ini dan jangan beritahu Mami atau Uncle! Oke?" kata gadis kecil itu dan membuat Anaya tak dapat mengatupkan mulutnya.
****