Kesalahan fatal yang Zea lakukan untuk kabur dari bodyguard telah merubah seluruh hidup nya , karena ingin bersembunyi membuat Zea tanpa sadar masuk kedalam kamar seorang Mafia yang tengah mabuk .
Malam itu telah merubah segalanya hingga Zea harus menikah dengan Axel karena meraka telah melewatkan satu malam bersama .
" Mau kemana Girls?" pertanyaan Axel menatap noda diatas ranjang dengan tatapan sayu.
" Mau pulang " tangis Zea duduk memeluk lututnya, menangis sejadi-jadinya.
Axel menatap ke arah pintu yang terdengar ramai sekali orang diluar bahkan sudah terdengar baku hantam yang tak terelakkan.
yuk baca🔥
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25
Sekitar jam 7 malam Axel memasuki rumah utama keluarga nya membawa kue ulangtahun dan hanya satu paper bag hadiah saja .
" Selamat malam Papa, Mama " kata Axel menghampiri kedua orang tuanya yang duduk diruang tengah .
Papa dan Mama saling tatap melihat Axel yang tidak lagi seperti biasanya yang selalu datang dengan para bodyguard penjaga, kali ini dia datang sendirian.
" Selamat ulangtahun Mama " kata Axel meletakkan kue yang berukuran tidak terlalu besar diatas meja lalu membakar lilin nya dengan korek .
Axel mendorong kue itu sedikit kedekat Mama nya lalu memberikan satu paper yang dibawanya, kali ini benar-benar hanya satu tidak seperti biasanya Axel mengirimi puluhan hadiah ketika Mama atau Papa nya ulang tahun .
" Aku tau kalian masih marah dan tidak ingin hadiah dari ku , jika memang tidak ingin Mama boleh membuang hadiah dari ku tapi jangan kue ini " permintaan Axel .
" Mmmh, kenapa ?" tanya Papa menatap kue sederhana itu dengan heran karena biasanya Axel akan membawa kue besar sampai 4 tingkat walaupun dia tau Mama nya tidak akan menerima nya karena masih sangat kecewa dengan Axel .
" Zea membuat kue ini untuk Mama dan dalam proses pembuatan kue ini tangan nya terkena panas oven hingga menderita luka bakar " ucap Axel menatap kue yang mungkin sederhana namun rasanya menjadi sangat mahal mengingat pengorbanan Zea .
Akan sangat menyedihkan jika dibuang sia-sia.
" Axel pulang " kata Axel segera berdiri dan berjalan pergi tau kalau orang tuanya tidak suka jika Axel lama-lama disini .
Beberapa langkah pergi Axel berbalik dan tiba-tiba mengecup pipi Mama dengan sayang " Axel sayang Mama " pernyataan Axel .
Axel juga mengecup pipi Papa dan memeluknya untuk beberapa saat lalu segera pergi sebelum orang tuanya tersadar karena selama ini saking kecewanya mereka sampai tidak ingin bersentuhan dengan Axel lagi .
" Axel " mereka sama-sama mengusap air mata yang jatuh setelah kepergian Axel .
" Sudah jangan menangis lagi, sepertinya perjuangan kita tidak sia-sia sebentar lagi Axel akan sadar kalau jalan yang dia pilih itu salah " ucap Papa mengusap air mata istrinya .
" Tapi Axel sudah jauh berubah Pa, Mama melihat ada kelembutan dan kasih sayang dimatanya seolah-olah dia kembali punya perasaan" ucap Mama dengan senang .
Karena sejak beberapa tahun yang lalu Axel seperti iblis kejam yang penuh ambisi sampai tega membunuh dan menyakiti orang-orang tanpa perasaan sebab itulah orang tuanya menegur namun pada saat itu Axel malah melawan mereka.
Itulah hal yang menjadi awal dari retaknya hubungan mereka selama beberapa tahun ini .
" Aku rasa karena Zea " ucap Papa menatap kue sederhana yang dibuat dengan penuh pengorbanan oleh Zea .
" Mama jadi ingin tau alasan Axel menikahi Zea " ucap Mama mengambil kue itu diatas meja dan menatapnya dengan penuh rasa kagum .
" Tiup lah lilin nya " ucap Papa yang diangguki Mama setelah mengucapkan beberapa permintaan dalam hati nya .
" Makanlah sebagai bentuk penghargaan terhadap usahanya " kata Papa meminta pelayan mengambilkan pisau .
" Apa ini " kata Papa ketika akan mencabut lilin namun ada benang yang juga ikut tercabut dari dalam kue dan ujungnya ada secarik kertas .
"Selamat ulang tahun Tante dan semoga bahagia selalu , Zea menitipkan hadiah kecil di pinggir kiri kue semoga Tante suka " Papa membaca pesan dari secarik kertas itu .
" Mana " Mama langsung mencari-cari nya dan ternyata itu sebuah cincin .
...........
Sesampai di rumah nya Axel berlari kedalam rumah dan semakin mempercepat langkah nya ketika melihat Zea berdiri memberi makan ikan didalam aquarium besar di dinding .
" Zea " Axel yang sangat bahagia itu langsung memeluk Zea dari belakang .
" Tuan " kata Zea menunduk karena ada banyak sekali orang disekitar mereka.
" Zea aku sangat bahagia " ucap Axel memutar Zea menghadap nya dan memeluk kesenangan sampai berputar-putar hingga membuat Zea yang berada dalam pelukan nya merasa takut jatuh , tidak punya pilihan selain berpegang pada leher Axel .
Setelah beberapa saat Axel menurunkan Zea ketika sudut matanya melihat puluhan bodyguard dan pelayan berbaris di sisi kiri ruangan .
" Apa yang kalian lakukan mengapa berbaris disini ?" pertanyaan Axel menatap mereka semua .
" Maaf, tapi tadi tuan meminta aku untuk mengumpulkan seluruh bodyguard dan pelayan yang bekerja didalam rumah untuk menyampaikan sebuah informasi pada jam 8 malam " kata Bime memberitahu.
" Besok saja kalian pergilah " kesal Axel memegang tangan Zea dan mengajaknya keatas menuju kamar mereka.
" Bahkan aku belum lupa semarah apa tuan tadi saat pulang pertama kali sampai seperti akan membunuh nona Zea " ucap kepala bodyguard yang membuat Bime mengangkat sebelah alisnya.
" Kenapa?" tanya Bime yang tidak tau karena saat Axel pulang dia masih tinggal diruangan eksekusi.
" Aku tidak tau , tapi saat pulang pertama tuan benar-benar marah bahkan memanggil Nona Zea dengan wajah penuh emosi namun entah apa yang terjadi tiba-tiba tuan berubah sesayang itu " heran kepala bodyguard itu segera pergi untuk menjalankan tugas nya .
" Zea apa kamu tau , walaupun Mama dan Papa tidak membalas tapi mereka diam saat aku peluk dan kecup pipi mereka tidak menolak seperti biasanya " ucap Axel bercerita dengan excited setelah mengajak Zea duduk ditepi ranjang.
" Wahhhh, sudah ada kemajuan tuan harus semangat dan melakukan lebih banyak hal yang akan membuat mereka luluh sehingga akhirnya memaafkan tuan " senang Zea dengan tulus .
" Ini semua berkat kamu " ucap Axel memeluk Zea dan mengangkat keatas pangkuan nya .
" Akkkh, kenapa tuan menodongkan aku pistol ?" pertanyaan Zea terkejut ketika tiba-tiba Axel menodongkan pistol sementara Zea berada dalam dekapan nya sehingga tidak akan bisa lari .
" Aku ingin membunuhmu " pernyataan Axel .
" Tuan mempercepat waktunya, aku siap tuan cepatlah " kata Zea malah mengarahkan pistol ditangan Axel sampai menempel di pelipisnya agar pelurunya benar-benar masuk .
Axel melempar pistol itu kelantai dan tiba-tiba mencekik Zea " Tadinya aku ingin membunuhmu tapi kamu mengeluarkan peluru dari pistol ku " pernyataan Axel yang langsung kembali emosi begitu teringat kejadian tadi .
" Zea jangan berbohong padaku , kamu kan yang mengeluarkan peluru dari pistolku ?" pertanyaan Axel yang belum melepaskan tangan nya dari leher Zea .
" Iya " kata Zea mengaku .
" Kenapa? Kamu ingin jika ada musuh yang menyerang ku agar aku kalah atau kau ingin aku mati saat,"
" Tidak tuan , aku,"
" katakan padaku " suara tegas Axel .
" Aku hanya tidak ingin tuan membunuh orang lain" jujur Zea .
Axel melempar Zea keatas ranjang lalu menindihnya" Lalu apa kamu bukan orang ?" pertanyaan Axel mengingat Zea yang selalu meminta Axel membunuhnya .
" Dari mana kamu tau kalau aku akan membunuh seseorang hari ini dan apa alasan kamu mencegah aku membunuh nya ?"