NovelToon NovelToon
Revano, Posesif Badboy

Revano, Posesif Badboy

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy
Popularitas:5.9k
Nilai: 5
Nama Author: aulina alfiana

"Putus kan pacar Lo!!"


Revano menatap tajam ke arah Renata, mata nya menelisik dari atas ke bawah, memperhatikan Renata dengan begitu intens.


Sementara Renata hanya diam...rasa cinta untuk pacarnya itu masih sangat dalam. Tidak mungkin kan dia begitu saja memutuskan hubungan ini, apalagi alasan karena seseorang.


"Gue kasih waktu sampai nanti malam,...kalau lo belum mutusin dia, siap siap saja....gue minta hak gue.."


"Gue makan Lo!"


Bisik Revano di telinga Renata, dengan hembusan nafas yang begitu kentara, membuat Renata seketika merinding.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aulina alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Buka Baju, Gampang!

"Serius nih lo mau nginep di rumah gue? sumpah deh Re...gue takut banget. Gue tahu kayak apa kan suami lo itu ngerinya minta ampun apalagi dia sudah ngancam kayak gitu."

Dan memang benar setelah makan bakso Renata dan Nana langsung pergi ke mall niatnya refreshing jalan-jalan tetapi sayang sekali Renata malah kepikiran dengan suaminya.

Bagaimana mungkin tidak kepikiran, dirinya belum siap untuk di unboxing apalagi dengan Revano, laki-laki yang sama sekali tidak dicintainya.

Tetapi untuk menghindar dari laki-laki itu tentunya tidak bisa kekuatannya jauh lebih besar daripada dirinya yang mana Renata takut-takut jika sampai nanti dia di rumah akan dikurung di kamar dan Revano memperkosanya.

Oh tidak!!

Renata sama sekali tidak rela jika dirinya diperawanin oleh Revano, meskipun Revano adalah suaminya yang sah secara hukum dan agama apalagi dengan mahar yang begitu fantastis sekali.

Bagaimana kalau Revano setelah mendapatkan perawannya langsung menceraikan nya? itu yang juga ada di dalam pikiran Renata.

Sialan!! Kenapa ucapan laki-laki itu begitu mengganggu pikiran gue...

Bener-bener deh mungkin saja kalau dia bisa bersikap manis romantis dan juga baik sama gue mulutnya tidak semena-mena pastinya gue akan belajar mencintai dia, lah ini ngomong aja bibirnya gak difilter sama sekali suka ngomong seenaknya dan tidak tahu kenyataannya.

"Jadi pokoknya lo tenang aja gue males pulang, jujur ... gue takut, gue belum siap!!"

"Nah bego!! lo nggak ingat lo itu istri dia istri sah loh, bahkan pernikahan lo sama dia itu sudah dapat buku nikah bukan pernikahan siri apalagi mahar lo yang wow benar-benar di luar dugaan, terus lo belum siapnya di mana? Jangan bilang lo nggak cinta sama dia?"

Renata menganggukkan kepalanya benar kan apa yang ada di dalam pikirannya itu sama persis dengan apa yang ada di dalam pikiran Nana, lalu bagaimana mungkin dirinya siap meskipun juga sebenarnya Renata itu tahu statusnya yang sah sebagai istri dari Revano.

"Tapi Re, apa lo nggak penasaran seberapa panjang dan besarnya itu punya Revano?... lihat badannya yang kekar dan juga berotot tentunya lo bisa membayangkan sendiri kan bagaimana ganasnya dia bagaimana dia bisa muasin lo di atas ranjang, benar-benar apa enggak tertarik sama sekali sama dia?"

Lagi lagi Nana menggoda Renata yang mana bukannya menjerumuskan tetapi yah hanya untuk sekedar mencairkan suasana karena Nana melihat Renata sedari tadi tegang, tentunya memikirkan ketika nanti bertemu dengan Revano, takut-takut gimana gitu.

"Sialan!! Lo yang bego gitu aja pake bayangin atau jangan-jangan lo bayangin punya Revano?"

"Hahaha cemburu ya?"

"Nggak!! ngapain aja cemburu sama dia, cinta aja nggak kok. Udah yuk pulang, gue ngantuk pokoknya malam ini gue bobok di rumah lo!"

Nana menghela nafas kasar tidak bisa berbuat banyak lagi ia juga tidak tahu bagaimana caranya bisa menasehati sahabatnya itu di mana Nana juga bingung mau ditolak melihat ekspresi Renata yang ketakutan tetapi kalau diizinkan bagaimana nanti Revano kalau ngamuk-ngamuk di rumahnya, menyeramkan sekali.

Hingga akhirnya tanpa lama-lama kedua perempuan cantik itu sudah sampai di sebuah rumah mewah meskipun rumah Nana tidak semewah rumah milik Revano, tetapi isi di dalam rumah itu juga komplit toh juga Renata sudah nyaman di sana karena sejak kecil Renata sudah sering main dan juga menginap.

"Awas saja kalau si suami lo berbuat ulah, pokoknya lo yang harus tanggung jawab!!"

"Pokoknya lo tenang aja nanti gue atasin!!"

Renata sengaja mematikan ponselnya dan beruntung sekali kedua mertuanya Renata alias orang tuanya Revano itu sedang berada di luar kota jadi tidak perlu mengabari mereka dan kebetulan itu pula yang membuat Renata ketar ketir di rumah tidak ada siapa-siapa maksudnya tidak ada orang tua hanya asisten rumah tangga yang pastinya tidak berani ikut campur.

...****************...

"Brengsek!!"

Sementara di kediaman Daneswara, Revano mengepalkan tangannya sendiri tadi dirinya mengumpat kesal yang mana tidak adanya Renata di rumah ini..

Revano juga sudah menghubungi ponsel Renata, tetapi mati.

"Bener-bener ya dia minta dihukum. Awas aja kalau ketemu!!"

Dengan cepat Revano menyambar jaket keluar dari rumah tentunya untuk mencari keberadaan Renata yang mana Revano itu sebenarnya tidak sulit untuk menemukan di mana keberadaan istrinya itu.

"Rupanya dia mau main-main sama gue, oke gue turutin!"

Hingga akhirnya beberapa menit kemudian tanpa perlu capek tanpa perlu muter-muter terlebih dahulu, Revano kini sudah berada di depan rumah Nana.

Laki-laki itu sengaja berdiam diri di atas motor besar dengan memegang ponselnya, lalu menghubungi seseorang.

"Kenapa nggak diangkat? dari tadi ponsel Lo berbunyi terus."

Renata yang lagi rebahan cantik di atas kasur yang pastinya telinganya sendiri tadi mendengar kalau ponsel Nana itu berdering tetapi kenapa Nana tidak mengangkat.

"Nomor-nomor saja.. paling males gue kalau yang hubungin gue itu hanya nomor saja."

"Idih sok kecakepan!!"

"Biarin deh emang gue cakep kan.."

Keduanya tertawa keduanya pun juga merebahkan tubuhnya di atas ranjang sama sama menatap ke arah langit-langit bedanya kalau Renata kedua tangannya kosong tidak memegang ponsel sama sekali tetapi kalau Nana memegang ponsel dengan ponselnya itu yang sedari tadi berdering, entah siapa yang menghubunginya.

"Mendingan lo angkat deh, berisik banget. Kalau memang dari fans lo bilang aja lo sudah punya pacar kalau perlu bilang juga lo sudah punya suami udah gitu aja, jadi dia nggak akan ganggu lo lagi!!"

Dan akhirnya Nana mengangkat ponselnya itu dengan malas-malasan daripada malah berisik.

"Ha..."

"Renata surun turun. Kalau nggak, gue bakar rumah lo!!"

Baru saja Nana mengangkat ponselnya belum selesai mengucapkan halo tetapi tiba-tiba suara di seberang sana itu sudah mengancamnya dengan nada yang kasar tinggi dan juga berat pokoknya setelah mendengar suara itu Nana langsung saja menjauhkan ponselnya dari telinga menatap lagi siapa yang menghubunginya.

"Gue itung sampai 5 detik kalau dia nggak turun siap-siap saja rumah lo akan hangus!"

Klik

"Re... gawat, sepertinya suami lo ada di bawah!!"

Ujar Nana yang memang tidak menspeaker ponselnya dan langsung saja dengan tubuh yang gemestar Nana mengguncang tubuh Renata yang kini Renata sedang memejamkan matanya.

"Serius lo?"

"Barusan dia nelpon gue, ayo! kalau nggak percaya lo lihat sendiri aja di balkon!"

Dengan cepat Nana menggeret tangan Renata untuk turun dari atas ranjang lalu berjalan menuju balkon. Tujuannya bukan hanya sekedar membuat Renata percaya tetapi Nana juga ingin melihat apakah memang benar ancaman yang diberikan oleh Revano itu.

"Astaga bener-bener bawa bensin... dia sudah siap siap bakar rumah ini, mendingan cepat turun deh, pulang sono!!"

Usir Nana lagi yang benar-benar gemetaran takut jika sampai terjadi sesuatu dengan rumah ini pasalnya ini bukan rumahnya ini adalah rumah orang tuanya, Nana tentunya tidak mau jika sampai Revano berbuat yang tidak-tidak.

"Tapi gue takut Na..."

"Astaga sejak kapan si Renata itu penakut, lo kan perempuan yang barbar nggak takut sama sekali bahkan elo suka membuat orang lain takut, udah hadepin saja kalau dia nanti marah-marah tinggal buka baju lo, gampang kan!!"

"Gampang? gila iya!!"

Cibir Renata dengan bibir sudah mengerucut panjang, sembari komat Kamit, merapatkan mantra supaya Revano tidak melakukan sesuatu yang Renata takutkan.

1
Herman Lim
dah re putuskan aja cow kyk gini dah mulai berbohong dia ga ada guna nya di pertahan kan
Ddek Aish
udah Re putusin aja
Herman Lim
bnr re klo. sampe dah dkt bgt baru tau lebih sakit bgs skrg lebih baik tau dl
Herman Lim
lanjut kak
Herman Lim
lanjut Thor penasaran gimn ne Radit ketahuan selingkuh pasti lebih seru lagi
Ddek Aish
astaga 10 atau 20 ronde
Sumawita
good job revano
Ddek Aish
Papanya Renata nggk sich itu.kalo iya bantuin perusahaannya dengan syarat nikah sama anaknya aja
Ddek Aish
mampir
Ernaaaaa
msh aku pantau Thor heee
Sumawita
hadir kak
Sumawita: semangat kak💪💪💪💪
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!