NovelToon NovelToon
Aku, Suami Dan Sahabatku

Aku, Suami Dan Sahabatku

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Duda / Selingkuh / Pelakor / Wanita Karir / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:25.2k
Nilai: 5
Nama Author: Susanti 31

Namanya Diandra Ayu Lestari, seorang perempuan yang begitu mencintai dan mempercayai suaminya sepenuh hati. Baginya, cinta adalah pondasi rumah tangga, dan persahabatan adalah keluarga kedua. Ia memiliki seorang sahabat yang sudah seperti saudara sendiri, tempat berbagi rahasia, tawa, dan air mata. Namun, sebaik apa pun ia menjaga, kenyataannya tetap sama, orang lain bukanlah darah daging.

Hidupnya runtuh ketika ia dikhianati oleh dua orang yang paling ia percayai, suaminya, dan sahabat yang selama ini ia anggap saudara.

Di tengah keterpurukannya ia bertemu ayah tunggal yang mampu membuatnya bangkit perlahan-lahan.

Apakah Diandra siap membuka lembaran baru, atau masa lalunya akan terus menghantui langkahnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Susanti 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hanya mantan

"Ayo ibu!" Abian menarik tangan Diandra yang masih mengerutkan kening tidak mengerti. "Ayah ngambek nggak mau makan dan bicala sama Bian," lanjut anak kecil itu terus menarik tangan bu gurunya menyusuri ruangan yang baru pertama kali Diandra kunjungi meski ini momen keduanya berada di rumah Gerald.

Tidak ada yang menghentikan aksi Abian, baik itu Grace atau pun Hansen padahal Abian membawa Diandra ke ruang kerja Gerald.

"Bagaimana jika pak Gerald marah?" tanya Hansen sedikit khawatir.

"Hubungan mereka bukan hanya sebatas rekan kerja tapi lebih dari itu. Ada masa lalu dimana pernah melibatkan hati antara keduanya."

"Serius?" Kelopak mata Hansen melebar. "Hm, anak kecil yang kamu lihat di kamar pak Gerald itu adalah Diandra sahabatku."

"Aku nggak percaya dunia sesempit ini." Hansen mengelengkan kepalanya dengan bibir melengkung. Dia mengira foto di atas nakas hanya sebuah foto tanpa arti.

Dia pernah melihatnya sekali ketika ditugaskan mengambil berkas, tetapi saat itu yang ada di pikirannya hanya foto anak-anak biasa. Di mana Gerald diapit dua gadis manis tetapi tatapan Gerald hanya tertuju pada satu anak dan yang pastinya bukan Grace.

***

"Ayah!" panggil Abian dengan senyuman, tetapi Gerald tetap menunduk.

"Ayah ada bu gulu baik," lanjutnya lagi tetapi yang di panggil masih pada posisinya. "Yah ayah udah tidul ibu, telus bujuknya gimana?"

"Memangnya ayah Bian kenapa sampai harus dibujuk?"

"Nggak tau, ayah malah-malah mulu." Abian mengedikkan bahunya acuh.

Sedangkan Diandra sendiri tidak tahu harus melakukan apa di ruang kerja Gerald. Ia merasa canggung, terlebih pemiliknya sedang tidur.

"Lebih baik Bian makan malam sama Buna, nanti ayah makan kalau udah bangun," bujuk Diandra.

Namun, alih-alih mendengarkan Abian malah mengambil kursi untuk naik ke atas meja. Anak kecil itu menempelkan tangannya pada kening sang ayah.

"Abian jangan ganggu ayahnya, nanti ...."

"Ibu badan ayah panas kayak gelas susu."

"Huh?" Diandra mendekat dan ikut menyentuh kening Gerald. Benar saja suhu tubuh pria itu sangat tinggi pantas saja tidur dalam posisi duduk.

"Bian, bantu ibu untuk panggil Buna."

"Iya ibu." Abian melompat dari meja dan berlari keluar ruangan menyisakan dua manusia dengan hati yang sama-sama terluka.

Di antara temaramnya cahaya, Diandra menangkap bulir-bulir bening yang terus berjatuhan membasahi sebuah kertas. Takut itu berkas penting, Diandra berusaha memindahkannya. Namun aksinya malah membangunkan Gerald.

"Apa yang kamu lakukan?"

"S-saya ...."

"Kau datang untuk menyakitiku lagi hm?" Mengcengkeram pergelangan tangan Diandra.

"S-sakit pak Gerald, lepas!" rintih Diandra.

"Bu Diandra?" Gerald refleks melepaskan tangannya ketika sadar di hadapannya bukan Alice melainkan Diandra. "Maaf saya nggak bermaksud menyakiti bu Diandra. Tadi saya mengira ...."

"Ayah sudah bangun?"

"Nggak apa-apa, kalau begitu saya pamit dulu." Diandra menunduk sebelum meninggalkan ruangan itu, melewati Abian, Grace dan Hansen yang berada di ambang pintu.

Diandra hanya menyambar tas tangannya di atas meja kemudian keluar dari rumah mewah itu. Dia sangat terkejut melihat tatapan Gerald yang sangat tajam dan matanya memerah.

"Seharusnya aku nggak datang kerumah ini. Dia hanya kuasa hukumku nggak lebih," gumamnya.

"Kau!"

Diandra menghentikan pegerakannya yang hendak membuka pintu mobil. Keningnya mengerut mendapati seorang wanita menatapnya tajam dan berjalan mendekat.

"Apa kita pernah bertemu sebelumnya?"

"Belum, tapi akan sering bertemu." Alice senyum miring, meneliti penampilan Diandra dari ujung kaki sampai ujung rambut. Semuanya tampak sederhana tetapi tidak dengan harganya.

"Nama saya Alice." Alice mengulurkan tangannya, tersenyum ketika melihat Diandra mengangkat tangannya untuk membalas.

Namun, senyuman Alice memudar ketika sebuah tangan tiba-tiba menghentikan aksi itu. Tangannya mengepal, melihat bagaimana Gerald menggenggam tangan Diandra.

"Pulanglah, kita bisa bicara besok." Gerald membuka pintu mobil untuk Diandra dan mendorong wanita itu pelan tanpa membiarkannya protes.

"Hati-hati." Melambaikan tangannya dan tersenyum.

Alice yang menyaksikan semua itu tersenyum kecut.

"Baik itu perasaan atau pekerjaan berhenti sampai di sini saja. Kamu nggak akan memenangkan keduanya. Dia dan suaminya nggak akan pernah berpisah," ujar Alice.

"Baik itu pekerjaan atau perasaan kamu nggak berhak mengaturku. Pergi dari sini sekarang juga, atau saya akan menuntut."

"Jangan bicara soal tuntutan padaku. Kita sama-sama pengacara. Aku punya alasan datang kemari. Nggak ada yang bisa mencegahku."

"Ayah kenapa ibu pergi?" tanya Abian yang menyusul ayahnya.

"Bu gurunya tiba-tiba ada urusan Sayang, makanya pergi."

"Hay." Alice melambaikan tangannya pada Abian.

"Halo tante." Abian ikut melambaikan tangannya, tetapi tidak berlangsung lama sebab tangannya di tarik oleh sang ayah memasuki rumah.

***

Diandra menghela napas panjang, merebahkan tubuhnya di atas ranjang usai berganti baju dan bersiap untuk tidur. Malamnya sangat melelahkan sampai ia melewatkan makanan malam.

"Siapa wanita tadi? Kenapa tatapan Pak Gerald sangat tajam seperti saat menatapku di ruang kerjanya?" gumam Diandra menerka-nerka.

Maaf atas sikap saya yang kasar kepada bu Diandra. Saya nggak bermaksud untuk melakukannya.

Saya dalam kondisi nggak baik-baik saja dan sedikit di pengaruhi oleh alkohol.

Saya mengerti Pak.

Bapak sudah minum obat? Kalau belum, makanlah sedikit dan minum obat yang Grace beli.

Kasian Abian jika bapak sakit.

Iya terimakasih

Uhm, boleh saya kasih saran, Pak?

Boleh

Saya nggak tau masalah bapak, tapi kalau bisa apapun masalahnya jangan abaikan Abian apalagi terang-terangan mogok makan seperti tadi. Abian terus bertanya apakah dia mempunyai salah sehingga bapak nggak mau mengajaknya bicara.

Terimakasih untuk sarannya bu Diandra. Dan kejadiaan tadi, sekali lagi maafkan saya.

Boleh saya tanya lagi Pak?

Wanita yang kamu temui di depan rumah adalah mantan istri saya. Kami sudah selesai tiga tahun lalu.

"Apa dia bisa membaca pikiranku?" gumam Diandra.

.

.

.

.

.

Ramon dan Olivia saja belum musnah, ini lagi muncul dedemit🙂

1
🙃 ketik nama 💝🎀🌈🌴
masih kak..
lanjut tz kak...

diandra smga proses cerainya brjlan lncar,, ayo donk gerald move on dngan msalalu,, agar kamu bisa memnangkan proses klaien kamu...
Rahma Inayah
semoga dilancarkan persidngan cerai diandra.agar bs segera terlepas bebas dr manusia benalu spt ramon
Nena Anwar
terusin lah Thor masih betah banget aku 💪
Dewi
lanjut kak
Maria Kibtiyah
buta si geral terlalu cinta ma si alice dr wonderland🤣
Arsyad Algifari.
masih lah ka mau nambah malah😁😁
Bucinnya Nunu ☆•,•☆: jangan maruk🔪
total 1 replies
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
lagi dong upnya🥰🥰
dyah EkaPratiwi
move on gerald
Ma Em
Diandra semoga gugatan cerainya bisa kabulkan sama pengadilan , dan untuk Gerald jgn ingat terus yg sdh berlalu move on dan bangkitlah tunjukan pada Alice bahwa Gerald bisa melupakannya jgn sampai karena kamu msh cinta sama Alice nanti jadi Diandra yg rugi karena kalah dlm sidang melawan Alice dan Diandra sdh percaya sama kamu Gerald jgn sia siakan kesempatan untuk membuat Diandra bangga padamu Gerald .
luvita luvita
masih
Adi Sudiro
keluar dari rumah orang tuanya
ni manusia oon apa terlalu pintar ya🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ma Em
Diandra mempercayakan perceraian nya pada pengacara Gerald tapi karena pengacara Ramon adalah mantan istrinya jadi Gerald kalah di pengadilan kalau begitu yg rugi Diandra akibat pengacaranya yg tdk bisa memisahkan masalah pekerjaan dgn masalah pribadinya , lbh baik Diandra ganti pengacara saja daripada nanti malah Ramon yg menang dipersidangan dan Diandra kalah gara2 pengacara nya tdk kompeten .
Maria Kibtiyah
alot bgt kayaknya kasusnya
Nena Anwar
move on dong Gerald masa lalu ya masa lalu kenapa harus dibawa2 ke pekerjaan jika seperti itu terus yg ada Alice merasa menang dari kamu dan merasa masih dicintai,,,ayo Diandra tunjukan taringmu ada Grace yg akan membantu kamu cukup selama ini kamu dibodohi oleh Ramon dan Olivia kini waktunya kamu melawan
Rahma Inayah
semoga pengadilan ke 3 diandra bs hadir dan bs memenagkan sidang pengadilan
Nena Anwar
jangan terlalu membanggakan diri Alice jika nanti kalah dipersidangan kamu akan nangis
Oma Gavin
semoga perceraian diandra bisa dimenangkan dan alice gantian menjerat ramon biar olivia ngereog
Dini Anggraini: setuju bunda 👍👍😍😍😍
total 1 replies
Ma Em
Semoga Diandra berjodoh dgn Gerald buang jauh jauh si Ramon orang cuma hdp numpang sama istri saja belagu Ramon lupa dia kira perusahaan yg Ramon kelola miliknya tdk tahunya setelah ketahuan selingkuh dgn Olivia hdpnya numpang sama Diandra mertuanya Diandra kira yg kaya si Ramon ga tahunya itu hartanya Diandra , sekarang menyesal Ramon nikah dgn Olivia karena hdp nya kembali seperti dulu lagi hdp susah .
Maria Kibtiyah
ulet bulunya banyak
Rahma Inayah
pede bener si ulat bulu bakal menangi kasus ramon...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!