BIJAKLAH DALAM MEMILIH TULISAN. SESUAIKAN DENGAN UMUR KALIAN.
"NOTE : JIKA INGIN BERGABUNG DALAM GRUP CHAT UNTUK LEBIH DEKAT DENGAN AUTHOR, TOLONG SERTAKAN ALASAN YANG JELAS!"
Cemas, dan takut. hal itulah yang dirasakan Nadine Alistie begitu mendengar sang mantan dari kekasihnya telah hidup menjanda. berulang kali ia harus menelan pahitnya kekecewaan saat sesuatu yang ia khawatirkan itu benar-benar menjadi kenyataan, sang kekasih ternyata telah diam-diam menjalin hubungan dengan masa lalunya.
Bertahan atau meninggalkan? tentu itu adalah pilihan yang sulit untuk seseorang yang sudah menjalani hubungan asmara selama 5 tahun lamanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mys05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 24
Hari demi hari Alistie lewati, dengan sedikit perasaan yang sudah mulai membaik. ia bahkan sudah kembali rajin menyentuh semua tulisannya. belakangan ini moodnya benar-benar sedang stabil, ia memang sudah jarang menghabiskan waktu dan uangnya hanya untuk menangis didalam kamar hotel. Alistie sekarang justru lebih sering berpergian dengan seorang pria, siapa lagi jika bukan Andre.
Ia terus memancarkan senyum saat mendapatkan sebuah pesan yang Andre kirimkan.
"Iya nih, lagi nangis."
"Kenapa?" balas Alistie secepat kilat.
"Pengen Mamah baru kayanya, hehee."
Alistie merasa pesan yang Andre kirimkan lebih menjurus kesebuah kode untuk memperjelas hubungan keduanya, bukan maksud dari keinginan Loli. memang awalnya mereka sedang membahas Loli karna terus merengek pada Andre, dan Andre pun memanfaatkan hal tersebut untuk semakin lebih dekat dengan Alistie.
"Cariin Mamah barulah..." balas Alistie melebarkan senyumnya menatap ponsel.
"Ini juga lagi usaha:')."
Tok... tok... terdengar suara ketukan pintu yang sampai membuat Alistie terkejut. "Siapa sih! ganggu ajah." gumam gadis tersebut yang langsung berjalan mendekati pintu.
"Ada Farhan dibawah, sama orang tuanya." ucap Rosa.
"Apa? ngapain?" sahut Alistie terkejut.
"Gak tau, temuin ajah dulu."
Alistie menggelengkan kepala seolah menolak seruan sang Mama. "Gak mau, aku lagi nulis."
"Sebentar, hargain. jangan bikin malu Mama sama Papa." bujuk Rosa lembut.
"Tapi..."
Rosa pun menarik tangan anak gadisnya tersebut, dan membawanya turun kelantai dasar. "Udah ayooo..."
Saat gadis itu melangkah menuruni tangga dengan raut wajah dingin, Farhan dan kedua orang tuanya terus saja memperhatikan Aliatie dengan ekspresi wajah yang berbeda. sebenarnya Alistie sangat enggan menemui Farhan, tetapi karna pemuda itu datang bersama kedua orang tuanya terpaksa Alistie harus menemui mereka. gadis itu duduk, wajahnya memucat dengan batin yang masih sangat terasa jengkel. sejujurnya ia sudah muak dan ingin segera pergi dari tempat tersebut, yang dimana Mama dan Papa Alistie sedang berhadapan dengan kedua orang tua Farhan.
"Ayo, dibicarakan baik-baik. sebenarnya kalian ini kenapa? ada masalah apa?" tanya Rosa yang memang tidak mengetahui apapun perihal permasalahan cinta antara putrinya dan Farhan.
Farhan terus menatap wajah Alistie, sedari tadi pria tersebut sangat ingin membawa gadisnya pergi dan mengajak Alistie untuk membicarakan masalahnya berdua. "Saya mau lamar Alistie sekarang." celetuk Farhan.
"Enggak," Alistie langsung menatap tajam kearah pemuda tersebut. "Aku gak mau!"
Rosa dan Dedi sampai dibuat terkejut mendengar pernyataan putrinya, yang secara spontan langsung menolak lamaran kekasihnya tersebut yang ia ketahui sudah menjalin hubungan lima tahun lamanya.
"Ke... kenapa, Al? Farhan udah niat serius? kenapa kamu nolak? kita semua udah sepakat buat ngurusin pernikahan kalian berdua kalo Maya udah nikah." tanya Rosa gugup dihadapan kedua orang tua Farhan.
Tatapan Alistie mengarah terus kepada Farhan dengan sangat mematikan, gadia itu pun berdiri. "Maaf, aku sama Farhan udah lama putus!"
Rosa menganga, tentu hal ini sangat memalukan. ia sudah menunggu sangat lama moment dimana putrinya akan menikah, tetapi kenyataannya Rosa sendiri tidak tahu jika hubungan mereka berdua sudah benar-benar selesai.
"Ini pasti ada kesalahan, maaf atas ketidak sopanan putri kami." ucap Dedi kepada kedua orang tua Farhan.
Alistie merasa batinnya kembali teriris, saat dirinya sudah merasa sedikit lebih baik kenapa Farhan justru datang membawa kedua orang tuanya untuk meresmikan hubungan. tentu hal tersebut berhasil membuat Alistie kembali gelisah.
"Nak Alistie, jika ada masalah sebaiknya kita bicarakan. hubungan kalian sudah sangat lama terjalin, tolong hargai kedatangan Tante." ucap Ani, yang sebenarnya ia sedang berusaha membujuk gadis itu untuk kembali kepelukan anaknya.
"Oke, Tante bisa tanya sendiri sama Farhan apa kesalahan dia." sahut Alistie dengan mata menggenang.
Farhan bersimpuh, ia bahkan meraih tangan Alistie kemudian berkata. "Aku bisa jelasin semuanya, tolong kasih aku kesempatan."
Alistie langsung menarik tangannya, seolah sangat enggan untuk disentuh oleh Farhan. "Yaudah, jelasin semuanya dihadapan kedua orang tua kita." tegas Alistie menantang.
Farhan memucat, ia langsung menatap Alistie tanpa ekspresi. "Al kamu..."
"Kenapa? gak berani?"
"Ini masalah kita, seharusnya kita berdua yang harus nyelesain. orang tua kita gak perlu tau." sahut Farhan mencoba berdalih.
Alistie beranjak, sejenak ia menghapus air matanya kemudian berkata. "Maaf Tante, hunungan saya sama Farhan udah selesai. saya mau fokus sama karir, saya harap Tante sama Om bisa menghargai keputusan saya."
Kedua orang tua Alistie hanya bisa mematung, mereka sendiri bingung harus mengatakan apa. tidak mungkin mereka terus mendesak Alistie untuk menikah sedangkan dilihat dari cara Alistie dan Farhan bicara saja masalah mereka cukuplah serius.
Alistie memilih pergi sambil terisak memasuki mobilnya. pikirannya sekarang benar-benar sedang kacau, hal yang sudah jarang ia lakukan sepertinya harus kembali ia lakukan sekarang. menghamburkan uang, memesan hotel mewah yang hanya digunakan untuk menangis.