Kekurangan kasih sayang dari papanya, membuat Jessica Maverick selalu mencari perhatian dengan melakukan tindakan di luar batas, hingga dia juluki sebagai manizer atau pemain pria.
Sampai-sampai pengawal yang ditugaskan untuk menjaga Jessica kerap kali mengundurkan diri. Mereka tidak sanggup memantau pergerakkan Jessica yang liar dan binal itu.
Tindakan yang dilakukan Jessica bukan tanpa sebab, dia hanya ingin mendapatkan perhatian dari sang papa. Namun, bukannya mendapatkan perhatian, malah berujung mendapatkan pengawalan lebih ketat dari sebelumnya.
Felix namanya, siapa sangka kehadiran pria berkacamata itu membuat hidup Jessica jadi tidak bebas. Jessica pun berencana membuat Felix tidak betah.
Apakah Felix sanggup menjalankan tugasnya sebagai bodyguard Jessica? Lalu apa yang akan terjadi bila tumbuh benih-benih cinta tanpa mereka sadari?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ocean Na Vinli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Membuat Ulah
"Bisakah kau bersikap lebih dewasa, umurmu tidak muda lagi Jessica."
"Dan bisakah kau mencontohi adik-adikmu! Mereka tidak pernah membuat onar, berbeda denganmu! Kau selalu membuat kepalaku pusing!"
Suara berat nan tegas itu membuat telinga Jessica Maverick terasa amat panas sekarang.
Saat ini, wajah Jessica terlihat merah padam kala mendengar Aiden Maverick alias papanya, barusan membentaknya.
Aiden Maverick merupakan pengusaha tersukses di Washington DC. Salah satu bisnisnya yang terkenal adalah di bidang real estate.
Tidak hanya itu, Aiden juga menjadi ketua umum Partai Republik. Partai terbesar, yang kerap kali menjadi presiden di masa depan.
Pada tahun 2021, Aiden sempat masuk ke dalam majalah forbes menjadi salah satu orang terkaya di Amerika Serikat. Dia digadang-gadang akan menjadi the next president oleh masyarakat setempat.
Latar belakang keluarga Maverick, memang sudah terkenal dari dulu. Hampir rata-rata trah Maverick terjun ke dunia politik. Namun, juga ada yang berkecimpung ke dunia militer. Salah satunya Baron, adik kandung Aiden, yang menjadi anggota NAVY Seal dan masih banyak lagi.
"Seharusnya kau bisa menjaga sikapmu!" Tanpa menoleh ke belakang sekali pun, tubuh tegap dan kekar itu tampak berdiri kokoh di hadapan Jessica sejak tadi. Pria berumur itu, masih tetap tampan meski usianya menginjak kepala lima.
Dalam keadaan masih berdiri di belakang Aiden, Jessica dapat melihat Aiden memijit pangkal hidungnya sekarang. Pasti papanya tengah pusing memikirkan ulahnya tadi siang. Karena Jessica telah membuat pengawal pribadinya tiba-tiba mengundurkan diri karena tak sanggup mengemban tugas.
"Papa sudah pulang berkerja, 'kan?" tanya Jessica, warna merah di wajahnya tadi mendadak hilang.
Bukannya menanggapi perkataan Aiden. Jessica justru melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat Aiden seketika memutar badan. Pandangannya pun langsung tertuju pada putri sulungnya itu.
Jessica Maverick, putri sulung Aiden, memiliki rambut panjang berwarna cokelat dan sedikit bergelombang, matanya biru seindah lautan, bulu matanya pun lebat, serta mempunyai bibir tipis nan sensual yang terlihat rapi membingkai wajah, hingga membuat pesona Jessica tak dapat diragukan lagi.
Menginjak usia 19 tahun, Jessica selalu disukai oleh pria-pria dewasa. Termasuk para pekerja di mansion yang diam-diam terpana pada kecantikan Jessica. Namun, di balik kecantikannya, sikap Jessica sangat bertolak belakang. Jessica di kenal pemain pria, suka menjalin hubungan tanpa status. Hidupnya pun terlalu bebas. Orang-orang atas memberinya julukan manizer, sang pemain pria. Begitulah informasi miring tentang Jessica Maverick.
Sekarang, tatapan Aiden tampak sangat dingin. Bagi siapa pun yang memandang, pasti tak berani menatap balik. Jika ada seseorang yang melihat pemandangan ini, mengira Aiden memiliki dendam kesumat pada wanita berambut cokelat terang tersebut.
Berbeda dengan Jessica, matanya malah tampak berbinar-binar.
"Papa sudah pulang kerja kan? Bagaimana kalau kita pergi ke taman sekarang." Jessica kembali bersuara, kini sorot matanya menyiratkan kerinduan mendalam.
Tak ada jawaban, Aiden justru memutus kontak mata lalu memutar badan dengan sangat cepat, dan memasukkan kedua tangannya ke saku celana.
"Tidak bisa, aku sibuk. Kau mendengarkan aku kan tadi Jessica?" kata Aiden sambil memandang ke depan, pada sebuah lukisan seorang wanita berambut hitam membelakangi.
Jessica seketika mendengus kasar. Rahangnya tiba-tiba mengetat lagi. Jawaban sama yang acap kali dia dapatkan selama ini. Aiden selalu beralasan sibuk, kedatangan Aiden ke mansion pun karena masalah yang dia buat.
Jika tidak ada masalah, pertemuan ini tidak akan terjadi. Jessica senang sekaligus sedih, mengapa papa kandungnya sendiri, seakan-akan menghindarinya. Jessica hanya ingin diperhatikan dan diberi kasih sayang saja, tapi dari umur 7 tahun, dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Aiden.
Apa yang sebenarnya terjadi? Apa dia ini anak pungut? Atau anak haram dari wanita lain? Jessica di landa kebingungan, sampai-sampai pernah melakukan tes DNA secara diam-diam untuk membuktikan bahwa dia bukan lah anak pria konglomerat ini. Namun, ternyata darah yang mengalir di dalam tubuhnya adalah darah Aiden.
"Tentu saja Tuan Maverick, aku akan mendengarkan perkataanmu, aku akan seperti Mia dan Liam!" seru Jessica, matanya kini terlihat berkaca-kaca.
Tak ada tanggapan, meskipun Jessica berteriak cukup lantang, Aiden selalu bersikap biasa saja. Sikap lelaki itu membuat Jessica selalu kebingungan.
Hening, ruangan terasa sangat sunyi. Hanya terdengar cicit burung di belakang taman mansion.
Aiden bergeming, dengan raut wajah datar dan masih memandang ke depan.
Sementara di belakang, dengan sekuat tenaga Jessica mengigit bibir bagian bawah, menahan agar air matanya tak tumpah. Namun, pada akhirnya cairan bening itu menetes pula dari sudut matanya.
Sambil menatap nanar punggung Aiden, Jessica semakin kuat mengigit bibir bawah. Dengan dada terasa begitu sesak, dia berusaha menghentikan air matanya.
Karena tak mau Aiden melihatnya menangis, Jessica cepat-cepat menghapus cairan bening yang membasahi kedua pipinya sejak tadi.
"Bagus, jadilah anak baik Jessica, jangan membuat onar lagi, sekarang aku akan mengenalkanmu pada pengawal barumu." Aiden tiba-tiba berbicara.
"Terserah." Dengan suara ketus Jessica pun membalas. Mau menolak pun percuma.
Aiden tiba-tiba memutar badan kembali lalu memandang ke arah pintu ruangan. Jessica juga spontan mengikuti arah pandang papanya sambil mengangkat dagu dengan angkuh.
"Perintahkan dia untuk masuk!" seru Aiden.
Mendengar perintah Aiden, Jessica malah berkata di dalam hati.
'Siapa lagi orang ini?! Awas saja kau, aku akan membuat kau resign!' batin Jessica, berencana membuat pengawal baru untuk mengundurkan diri.
Begitu pintu terbuka, mata Jessica mendadak melotot.
"Perkenalkan namanya Felix," ucap Aiden, memperkenalkan pria berkacamata yang akan menjadi pengawal baru Jessica.
Tak ada sahutan, Jessica seketika berlari kencang mendekati sosok yang berdiri di depan pintu itu.
"Jessica!" teriak Aiden tiba-tiba, tampak panik.
siapa pulak itu yang datang