Warga desa yang berasal didaerah pulau kecil yang terletak dibagian wilayah Timur mendadak dihebohkan dengan penemuan mayat dengan tubuh yang tinggal tulang belulang saja, karena bagian daging dan organ tubuhnya habis tidak tersisa.
Awalnya warga mengira jika korban dimakan hewan buas. Namun hal itu terbantahkan setelah beberapa warga menghilang dan ditemukan dalam kondisi yang sama dengan menyisakan tulang belulang saja.
Tak hanya itu, teror semakin merebak, dimana pelaku sudah menyerang mereka saat berada didalam rumah.
Siapakah sang peneror? Dan warga menyebutnya 'Hantu Suanggi, sebab berasal dari daerah pulau tempat dimana mereka tinggal berdekatan.
Apakah warga dapat menemukan sang peneror?
Ikuti kisah selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Doti Jori
Hari tampak petang. Ahmed, Yosep, dan Fentje terlihat menuruni bukit. Sedangkan Ma-Lek sudah beberapa hari tidak masuk ke barak ketel, sebab ia masih dalam kondisi trauma dan sakit.
Mereka sudah mendapatkan wanti-wanti, untuk bersikap waspada terhadap gadis cantik yang pernah tinggal diseberang sungai waktu itu.
Saat ini, ia adalah dalam daftar pencarian orang, alias DPO yang sedang dalam incaran.
Mereka harus menangkapnya jika sedang beramai-ramai, dan menghindar jika sedang sendirian.
Mereka juga harus mewaspada babirusa dan cicak bermata merah, sebab gadis yang dianggap sebagai Suanggi, dapat merubah wujudnya menjadi binatang tersebut, untuk mengecoh mangsanya.
Udara mulai terasa dingin. Ketiga menggunakan jaket tebal. Ditangan kanannya terdapat sebuah jerigen dengan muatan lima liter. Masing-masing diantara mereka membawa satu jerigen minyak kayu putih, sebagai hasil dari usaha kerja mereka.
Ketiganya menggunakan senter dikening, sebagai penerang jalan, sebab hari mulai menggelap. Ketiganya saling mengawasi satu sama lain, dan tak lupa membawa parang salawaku, sebagai bentuk penjagaan diri, dari serangan tak terduga.
Meskipun tidak ada harimau dan beruang didaerah mereka, namun Suanggi, merupakan sosok yang lebih buas dari kedua binatang tersebut.
Ketiganya melihat cahaya lampu dikejauhan, dimana rumah-rumah penduduk sudah semakin dekat, mereka mempercepat langkah yang sudah sangat lelah.
Fentje merasakan hatinya tak nyaman. Ia berjalan dibagian depan, dan saat bersamaan, ia melihat sebuah tempurung kelapa berada ditengah jalan. dalam posisi telungkup. Hal ini akan menyebabkan celaka, karena membuat yang dibelakang tidak melihatnya, dan mungkin saja akan terpeleset.
Pria itu dengan sigap menendangnya, hingga membuat tempurung kelapa itu terlempar ke bawah, dan bergelinding. Ia kembali melanjutkan langkahnya.
Saat hampir tiba dirumah, mereka berpisah arah. Rumah mereka tidak terlalu jauh, dan hal itu tidak menimbulkan kecemasan yang berarti.
Fentje yang sudah berada dihalaman rumahnya, tiba-tiba merasakan kakinya sangat sakit. Namun, ia tak menghiraukannya, menganggap jika itu adalah sesuatu yang biasa terjadi, karena terlalu banyak berjalan.
Langkahnya sesikit terseok. Ia disambut sang istri yang sudah berada didepan pintu. Esok hari, para pengepul satang menjemput minyak kayu putih pesanannya, dan tandanya mereka akan menerima uang yang cukup untuk berbelanja keperbatasan desa.
Wanita itu mengambil minyak kayu putih ditangan suaminya. Menyimpannya bersama dua jerigen lainnya, dan ia sudah menyiapkan makanan berupa ikan asar.
Dimana ikan asar adalah ikan cakalang yang diasapi, lalu digulai lemak, dan ditambah sambal.colo-colo, jika kita menyebutnya dengan sambal matah atau sambal dabu-dabu.
"Bu, mari kita makan. Beta sudah masak kesukaan kamu." wanita itu menghidangkan makanan tersebut diatas meja kayu.
"Beta mau kasih mandi dulu, e." ia berjalan menuju kamar mandi yang berada diluar dapur, dan menghadap pada sungai kecil.
Saat ia membuka celananya. Ia dikagetkan oleh kaki kanannya yang membengkak dan lebam hingga ke bagian betis depannya.
"Ale, tolong kamu panggilkan pak dokter. Bilang sama dia kaki beta sangat sakit," pintanya pada sang istri.
Wanita itu menatap heran. Ia menghampiri suaminya yang saat ini menggunakan handuk yang dililitkan dipinggangnya.
"Apa sudah terjadi padamu, Bu? Itu kenapa kaki jadi merah begitu?" ia tampak keheranan, dan berjongkok untuk memperhatikan luka lebam berwarna kemerahan itu.
"Beta tidak tau. Tidak ada binatang yang gigit, tiba-tiab sudah jadi seperti ini," jawabnya dengan meringis menahan sakit.
Ia memilih untuk duduk dilantai beralskan tikar. Rasa sakitnya sudah menjalar hingga ke bagian paha.
"Cepat kamu panggil itu dokter. Sakitnya semakin parah," pintanya pada sang istri. ia mengeluh dengan wajah memerah.
Wanita itu beranjak bangkit. Lalu bergegas meninggalkan rumah, dan menuju ke rumah dinas tempat dimana Tommy sedang berada.
Setibanya didepan pintu, ia mengetuknya dengan cepat. "Pak Dokter, tolong suami beta. Dia ada sakit parah pada kakinya,"
Suara panggilan itu mengagetkan Tommy yang sedang makan malam. Ia menghentikan suapannya, lalu menuju kearah depan, dan membuka pintu untuk melihat tamunya.
"Ada apa, Mama? Ada yang bisa saya bantu? Ia menyingkir dari ambang pintu, berniat memberi jalan masuk pada sang wanita.
"Pak Dokter tolong kasih periksa suami beta. Dia ada luka parah dikakinya," ungkap.sang wanita dengan tatapan cemas.
Sedangkan suara percakapannya itu, didengar oleh Gaba' Rama yang sedang makan malam bersama kedua puterinya.
Pria itu merasa pensaran. Ia betanjak dari tempatnya, dan menuju kearah pintu.
"Ale, apa sudah terjadi-kah?" tanyanya dengan rasa khawatir.
"Gaba', tolong juga kasih obat untuk suami beta, tiba-tiba saja kakinya menjadi bengkak. Tidak ada binatang yang kasih dia gigit," wanita itu mengungkapkan permasalahannya.
Tommy yang mendengar hal tersebut, bergegas mengambil peralatan dokternya. Ia membawa balm yang digunakan untuk mengobati pembengkakan hang dialami oleh pasiennya.
Sedangkan Gaba' Rama menoleh ke arah kedua puterinya yang baru saja selesai makan. Ia takut meninggalkan mereka sendirian.
"Anak, ayo ikut Bapa ke rumah Ale Fentje," ajaknya pada kedua puterinya. Ia tidak ingin mereka mendapatkan serangan Suanggi, saat sibuk dengan urusannya.
Keduanya tak membantah, dan mengikuti sanga Bapa yang sudah beranjak untuk pergi.
Sementara itu, Fentje melihat pergerakan urat syaraf dikakinya yang berwarna merah hingga ke pangkal paha.
Rasa sakit semakin menjalar dengan cepat, disertai rasa panas bercampur denyutan yang tak dapat ia ungkapkan rasanya.
Kakinya tak.dapat digerakkan. Ia harus merapatkan giginya, untuk menahan rasa sakit tersebut.
Tanpa terduga. Betis bagian depannya, alias tulang keringnya, mengeluarkan darah segar dan bercampur nanah.
Wajah pria itu semakin memucat, dan perlahan kaki pria itu menyusut dan menjadi pendek sebelah.
"Aaaaaaaarrrrgh...." pekiknya dengan sangat kuat. Ia sudah tak lagi dapat menahan rasa sakitnya, sebab tulangnya juga terasa ngilu, ia kembali berteriak hingga membuat warga lainnya mendengar apa yang terjadi.
Dimenit berikutnya, darah menyembur dengan deras. cairan pekat bercampur nanah dan aroma anyir yang memualkan, membuat ruangan sangat terkontaminasi udaranya, sehingga terasa sangat mual saat siapa saja yang mencoba masuk.
Ditempat yang sama, seekor cicak bermata merah sedang mengawasi dari atas galangan rumah. Ia tersenyum menyeringai.
Ia memastikan jika target korbannya benar-benar menderita hal fatal. Saat sore tadi, ia sedang membuat jebakan doti-doti jori, yang mana doti tersebut dikirim melalui benda-benda yang dianggapnya dapat membuat korban terkena sihirnya.
Salah satunya adalah tempurung kelapa ataupun kaleng yang sudah diberi mantra, dan ketika orang itu menginjak tanpa sengaja atau menendangnya, maka akan mengalami pembengkakan dikaki, dan jika tidak diobati, kakinya akan pendek sebelah, dan meninggal dunia.
~Dinovel ini, kita akan membahas berbagai doti-doti dari wilayah nusantara dibagian timur, yang mana dilakukan oleh penganut ilmu hitam yang disebut dengan Suanggi.
keren thorrrrrr
mkne jgn mudh di hasut lahh kann mbalek kann
itulah yg terjadi pada si ibu nya milea
tp klo di lihat dr ilmu hitam nya ngeri juga e awk baca nya masa iya makan dan minum darah hiii smoe licit tuh tulang kekk kucing makan tulang aja. 🫣🫣🫣