Di tengah hamparan alam semesta yang tak terbatas, jutaan dunia dan alam berputar dalam siklus abadi. Dari yang paling terang hingga yang paling gelap, dari yang paling ramai hingga yang paling sepi. Namun, di balik semua keindahan dan misteri itu, satu pertanyaan selalu berbisik di benak setiap makhluk: siapa sebenarnya yang berkuasa? Apakah manusia yang fana? Dewa yang dihormati? Atau entitas yang jauh lebih tinggi, yang bahkan para dewa pun tak mampu melihatnya?
Pertanyaan itu memicu hasrat tak terpadamkan. Banyak manusia, di berbagai dunia, memilih jalan kultivasi. Mereka mengorbankan waktu berharga, sumber daya, dan bahkan nyawa untuk satu tujuan: keabadian. Mereka menghabiskan usia demi usia, mengumpulkan energi langit dan bumi, hanya untuk menjadi lebih kuat, untuk hidup selamanya. Jalan menuju keabadian bukanlah jalan yang mudah. Keserakahan, ambisi, dan iri hati menjadi bayangan yang selalu mengikuti, mengubah sahabat menjadi musuh dan mengubah kedamaian menjadi kehancuran.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FA Moghago, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14: Kembalinya Ingatan dan Kebenaran yang Terungkap
Di saat yang sama, Zhong Li merasa jiwanya ditarik ke dalam pusaran cahaya. Ia memasuki alam ingatannya sendiri. Kali ini, penglihatannya jernih, dan suaranya terdengar jelas. Ia melihat siapa dirinya sebenarnya.
Dia adalah seorang Calestial dari Alam Calestial, tingkat tertinggi di antara semua alam semesta. Zhong Li melihat bahwa alam semesta terbagi ke dalam beberapa tingkatan:
Tingkat pertama: Alam Bawah, tempat manusia fana hidup.
Tingkat kedua: Alam Atas, tempat para Immortal berkultivasi.
Tingkat ketiga: Alam Ilahi, tempat para dewa bisa melihat dan mengawasi seluruh dunia.
Tingkat keempat: Alam Kekacauan, tempat makhluk-makhluk mitologi tinggal.
Tingkat kelima: Alam Malaikat.
Tingkat keenam: Alam Calestial, tempat para Celestial mengawasi miliaran galaksi.
Tingkat ketujuh: Tempat sang pencipta alam semesta berada.
Para Celestial diciptakan langsung oleh sang pencipta untuk menjaga keseimbangan seluruh alam semesta. Mereka memiliki bentuk tubuh agung yang tak terkira, jauh melampaui pemahaman makhluk di alam lain. Zhong Li melihat Celestial pertama, Zephere, sang Celestial cahaya yang menjaga seluruh alam semesta. Zephere adalah sosok wanita cantik yang sering Zhong Li lihat dalam kilasan ingatannya, dan ia seperti seorang kakak baginya. Lalu ada Celestial kedua, Ztotth, sang kegelapan yang menjaga keheningan dan menjaga pekatnya kegelapan di galaksi agar tidak memakan kehidupan.
Zhong Li sendiri adalah Celestial terakhir yang diciptakan, namun ia menduduki peringkat ketiga di Alam Celestial. Peringkat ini ia dapatkan karena dianugerahi Api Surgawi, api pertumbuhan dan kehancuran. Nama Celestial Zhong Li adalah Arhpa. Untuk ukuran Celestial, Arhpa terbilang sangat muda, usianya baru mencapai ratusan ribu tahun, jauh lebih muda dari Celestial lainnya.
Saat ingatan itu semakin jelas, Zhong Li mengerti mengapa ia jatuh ke Alam Atas. Beberapa Celestial tidak senang dengan peringkatnya yang tinggi, meski ia adalah yang termuda. Mereka merasa Zhong Li tidak layak. Mereka kemudian merencanakan pembuangan Zhong Li ke alam yang lebih rendah. Mereka menjebaknya, dan ia pun jatuh melewati Jurang Galaksi Tak Terbatas selama ratusan tahun, hingga akhirnya tiba di Alam Atas.
Dengan ingatan yang sepenuhnya kembali, Zhong Li membuka matanya. Matanya kini bersinar dengan cahaya keemasan yang lebih terang.
Setelah ingatannya kembali, Zhong Li, atau yang kini bisa disebut Arhpa, berjalan menuju puncak tertinggi Puncak Awan Mistik, jauh di atas pondok Alkemis Surgawi. Di sana, ia duduk bersila, matanya terpejam dalam meditasi yang dalam. Ia merenungkan semua yang terjadi, mengingat kembali perjalanannya dari Alam Celestial hingga jatuh ke Alam Atas. Dalam keheningan yang absolut, ia mempertanyakan eksistensinya dan esensi dari keabadian itu sendiri.
Dalam meditasinya, Zhong Li teringat akan sebuah cerita yang ia dengar saat masih berada di Alam Atas—tentang seorang Dewa yang memiliki Api Surgawi dan menghilang ribuan tahun yang lalu. Ia kini mengerti. Dewa yang mereka sebut adalah avatarnya, sebuah wujud yang ia ciptakan dan anugerahi kekuatannya saat ia ingin berinteraksi dengan Alam Ilahi. Avatar itu menghilang karena ia kembali ke Alam Celestial, bukan karena ia mati.
Para Celestial memiliki kemampuan unik untuk menciptakan avatar dengan berbagai cara. Ada yang dibuat langsung dari intisari spiritual mereka, ada pula yang diangkat dari makhluk lain dengan menganugerahkan sebagian kekuatan. Avatar yang ia ciptakan di Alam Ilahi adalah yang pertama, dan kini ia tahu bahwa ia harus menyelesaikan urusannya di Alam Atas sebelum akhirnya kembali ke tempat asalnya.
Setelah bermeditasi seharian, Zhong Li bangkit. Ia merasa dirinya lebih utuh, pikirannya lebih jernih, dan kekuatannya, meskipun masih jauh dari tingkat Celestial, telah kembali sebagian. Ia membuka sebuah dimensi unik yang hanya bisa ia akses. Di dalam ruang tersebut, ia menemukan tumpukan gunung-gunung batu unik yang ia kumpulkan saat masih menjadi anak-anak Celestial. Batu-batu itu, yang tidak berharga di Alam Celestial, kini menjadi artefak yang sangat berharga di Alam Atas. Selain batu, ada juga banyak senjata dan artefak Celestial kuno lainnya yang ia simpan.
Zhong Li memutuskan untuk mengambil beberapa dari mereka. Ia kemudian berjalan kembali ke pondok Alkemis Surgawi. Ia melihat pria tua itu sedang duduk di depan tungkunya.
"Aku akan pergi," kata Zhong Li, suaranya kini dipenuhi otoritas.
Alkemis Surgawi menatapnya. Ia tahu, Zhong Li yang sekarang jauh berbeda dari pria yang ia temui beberapa hari yang lalu. "Kau sudah menemukan jawabannya, bukan?"
"Ya," jawab Zhong Li. "Aku memutuskan untuk menetap sementara di Alam Atas ini. Aku memiliki beberapa hal yang harus kuselesaikan di sini."
Alkemis Surgawi mengangguk, tersenyum. "Semoga berhasil, Tuan Zhong Li."
Zhong Li membungkuk hormat, lalu berbalik dan meninggalkan pondok Alkemis Surgawi.
°°°
Setelah meninggalkan Puncak Awan Mistik, Zhong Li melesat kembali ke cabang Sekte Pengumpul Awan di Kota Naga Langit. Pikirannya dipenuhi dengan pertanyaan baru. Setelah kembali mengingat dirinya sebagai Arhpa dari Alam Celestial, ia menyadari betapa sempitnya pandangan para kultivator di alam ini. Mereka mengejar keabadian, sebuah konsep yang begitu sederhana baginya. Zhong Li ingin mengembara, memahami dunia ini, dan menemukan makna keabadian yang dicari oleh manusia.
Sesampainya di sekte, ia langsung menemui ketua cabang. Tanpa berbasa-basi, Zhong Li mengutarakan keinginannya. "Aku butuh peta dunia Alam Atas," katanya, suaranya dipenuhi otoritas yang baru ditemukan.
Ketua cabang, wanita anggun dengan cadar merah, tersenyum. Ia telah menduga bahwa Zhong Li akan datang dengan permintaan seperti ini. Tanpa bertanya tujuan Zhong Li, ia mengambil sebuah gulungan besar dan membentangkannya di atas meja.
"Ini adalah peta dunia Alam Atas," katanya. "Dunia ini sangat besar, terdiri dari banyak benua yang dipisahkan oleh lautan luas. Ada wilayah yang sudah terpetakan, dan ada pula wilayah yang masih menjadi misteri."
Sambil menjelaskan, ia menunjuk ke berbagai bagian peta. "Di sini adalah wilayah yang dikuasai oleh sepuluh sekte tertinggi," jelasnya. "Sedangkan di sini adalah wilayah yang dikuasai oleh lima sekte tertinggi di balik bayangan, sekte yang lebih tersembunyi. Ada juga wilayah hewan spiritual, wilayah perbatasan perang dengan iblis, wilayah terlarang yang berbahaya, dan masih banyak lagi."
Ketua cabang itu mengamati Zhong Li, merasakan tekad di matanya. Dalam hati, ia berpikir, "Sepertinya dia berniat mengembara jauh." Dengan inisiatifnya sendiri, ia menawarkan sesuatu.
"Meskipun kau sangat kuat, Tuan Zhong Li," katanya, "dunia ini penuh dengan bahaya yang tidak terduga. Aku bisa mencarikanmu seorang pendamping. Ada seorang kultivator muda yang memiliki kemampuan luar biasa dan pernah melakukan perjalanan ke banyak benua dalam waktu singkat. Dia bisa menjadi pemandu yang hebat untukmu."