NovelToon NovelToon
Ajihan'S Silence

Ajihan'S Silence

Status: sedang berlangsung
Genre:Basket / Angst
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Affara

Jihan Alessa. Gadis ceria yang selalu mengejar cinta lelaki bernama Abintang Sagara.

Namun, ternyata perasaannya itu justru menambah luka di hidupnya. Hubungan yang seharusnya manis justru berakhir pahit. Mereka sama-sama memiliki luka, tetapi tanpa sadar mereka juga saling melukai karena itu.

"Suka lo itu bikin capek ya."

"Gue nggak pernah minta lo suka gue."

Rumah yang seharusnya tempat paling aman untuk singgah, justru menjadi tempat yang paling bahaya bagi Jihan. Dunia seakan mempermainkan hidupnya bagai badai menerjang sebuah pohon rapuh yang berharap tetap kokoh.

"Kamu adalah kesialan yang lahir!"

Itulah yang sering Jihan dengar.

Pada akhirnya aku pergi—Jihan Alessa

__________

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Affara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ilusi hati

...Ayo menyerah....

...____________...

Tak terasa UTS sudah berlangsung selama tiga hari, dan setiap harinya pula Jihan sangat serius dalam belajar. Meski semakin lama entah kenapa kondisi tubuhnya kian memburuk seiring berjalanya waktu, seolah tubuhnya terkikis perlahan.

Saat menjelang UTS berlangsung, hanya Jihan yang mengerjakan soal paling lama, bahkan Iqbal dan Abintang sudah keluar dari kelas sepuluh menit yang lalu. Bu Ani masih sabar menunggu, karena melihat tekad Jihan yang sangat serius dalam mengerjakan.

Namun, beberapa saat ketika Jihan meletakan pena.

Tubuhnya langsung ambruk seketika.

Bu Ani langsung berdiri dengan panik menghampiri tubuh Jihan yang tergeletak.

"Astaga Jihan!" Serunya perlahan duduk di sebelah Jihan dan mengangkat kepalanya untuk ia pangku.

Wajah Bu Ani nampak kaget ketika menyentuh pipi kanan Jihan. "Ya ampun, kamu demam tinggi Jihan, kenapa masih memaksa berangkat!" Cercanya pada tubuh rapuh itu.

 🌼🌼🌼

Kabar Jihan masuk UKS kini telah sampai pada Daevas, karena kelas mereka memang bersebelahan dengan ruang kesehatan tersebut. Jadi mereka sempat melihat ketika para guru mengangkat tubuh Jihan ke UKS.

Elsa sudah mengigit jari telunjuknya cemas karena ingin menjenguk Jihan. Tetapi, ia takut jika Bella akan menjauhinya.

"Shibbal! " umpat Gadis itu menginjak lantai berkali-kali untuk meluapkan amarah.

Saat Kevin mendengar kabar Jihan pingsan, dia langsung berdiri dan berlari menuju UKS tanpa pikir panjang. Hatinya merasa tak tenang ketika membayangkan perempuan yang ia cintai terbaring lemas di sebuah brangkar.

Lo kenapa sih, Han?

Ketika ia sudah sampai di UKS, segera kakinya melangkah masuk.

"Jihan..."

Matanya tertegun ketika melihat punggung sesosok pria berjas putih sedang berdiri diam di sebelah brangkar. Tepat pada samping tubuh Jihan yang terbaring.

"Kenapa kondisimu jadi seperti ini? Semakin memburuk..."

 "Sebenarnya, apa yang sedang kamu lalui Jihan," Lirih pria itu.

Kevin segera mendekat untuk melihat siapa pria yang tampak khawatir dengan kondisi Jihan. Beberapa kali Kevin mendengar gumaman pria itu yang seolah prihatin dengan keadaan Jihan saat ini.

"Anda siapa?" Tanya Kevin menepuk pundak pria itu pelan.

Mata Kevin melebar ketika sosok pria itu menoleh padanya.

"Bang Satria?!" ungkapnya kaget.

Sedangkan Satria hanya tersenyum sembari mengangkat alis bingung. "Kenapa, Vin?"

Kevin melongo, "Abang kok bisa di sini?! Dan sejak kapan Abang kenal Jihan?!" Cercanya langsung pada inti.

Satria perlahan melangkah mundur, hingga Kevin dapat melihat tubuh Jihan yang terbaring lemas. Jantungnya berpacu cepat, segera mendekat dan meraih tangan Jihan untuk ia genggam.

"Han...," Panggilnya lirih. Hatinya mencelos ketika merasakan suhu tubuh Jihan yang panas.

"Dia pernah menjadi salah satu pasien abang. Kebetulan juga dia adiknya Arsen, di situlah abang bisa mengenalnya," Jelas Satria menatap wajah Kevin yang berkeringat.

Kevin menoleh pada pria berjas putih itu. Keningnya mengerut, seolah tak percaya apa yang ia dengar. "Jihan adiknya bang Arsen?!" Ungkapnya tak menyangka.

Satria menggeleng tidak pasti. "Abang kurang tahu. Karena Arsen tidak pernah menganggap Jihan adik. Bahkan ia akan marah jika Abang menyebut Jihan sebagai adiknya." Helaan napas terdengar.

Mata Kevin membulat kaget. Tidak percaya jika Arsen adalah orang yang seperti itu. Kepalanya menunduk, menatap lurus wajah Jihan yang pucat. Bibir gadis itu sedikit membiru dan nafasnya terasa hangat.

"Apapun itu, pasti bang Arsen punya alasan kenapa gak mau menganggap Jihan adiknya. Tapi mau bagaimana pun, Kevin benci perilakunya yang egois," Tegasnya tak rela jika pujaan hatinya terluka.

Satria mengamati setiap ekspresi Kevin. Sudut bibirnya terangkat tipis. "Kamu menyukainya, dek?" Godanya membuat mata Kevin melotot. Telinga lelaki itu memerah.

"Gak usah kepo. Orang tua gak di ajak!"

Satria tersenyum geli. "Ternyata kamu normal. Abang kira kamu gay."

Kevin berdecak kesal, "Diem!!" semprotnya langsung mendapatkan kekehan kecil dari Satria.

Kevin merotasi kan matanya. Ekspresinya berubah datar ketika Ia mulai menyadari sesuatu yang ganjil.

Abintang!

Yah, kemana cowok itu berada?

Kenapa justru menghilang saat Jihan sedang terpuruk saat ini. Ia mengumpat dalam hati, ketika mengingat banyak rumor jika Abintang dan Kiara semakin dekat.

Jadi Abintang lebih memilih bersama perempuan lain ketimbang menjenguk pacarnya sendiri? Tangan Kevin mengepal hingga garis uratnya menonjol.

Brengsek!

Satria yang berada di sampingnya terlihat bingung saat Kevin nampak berbeda.

"Kenapa?" Tanyanya menyadari perubahan sikap keponakan nya.

"Ga pa-pa." Ia melirik Satria dongkol.

"Kenapa Abang masih di sini? Udah sana! Balik rumah sakit! Tugas Abang kan udah selesai!" Usirnya dengan nada sinis. Mereka memang tidak pernah akur.

Satria mengangguk berulang kali dengan raut wajah menggoda. "Bilang aja mau berduaan sama Jihan."

Kevin mendelik. "Bacot lo!" Umpatnya di susul tawa Satria yang mulai beranjak pergi meninggalkan UKS. Kevin mendengus.

Tangannya terangkat, mengusap pucuk rambut Jihan lembut.

Beberapa helaian rambut jatuh begitu saja ke tangannya. Entah karena sentuhan atau sebuah kebetulan.

Kevin terdiam. Tak satu pun kata keluar, tapi matanya tak bisa menyembunyikan gelisah yang mendesak keluar dari dalam.

Rambutnya rontok?

Kevin menggeleng cepat. Menepis semua prasangka buruk yang menyerang.

Gak mungkin!

__________

Kevin mengetik sebuah pesan di ponselnya. Wajahnya terlihat tenang namun serius.

Kevin: Kesini. Jagain Jihan bentar.

Iqbal: Hahh?! Emangnya Jihan kenapa?

Kevin: Pingsan.

Iqbal: Lo di mana?

Kevin: Uks

Iqbal: Otw

...----------------...

Kevin menutup ponselnya. Sebelum melangkah pergi, ia sempat menoleh sebentar pada sosok Jihan.

Kemudian ia berjalan pergi meninggalkan ruang UKS. Rahangnya mengeras dengan tatapan membunuh.

Abintang!!

1
Forta Wahyuni
knapa bego x jd cewek, knapa stiap novel slalu merendahkan perempuan n krn cinta jadi bodoh dan tolol.
Ruby: Pukul aja Prenn, Jihan emang bego🤧
total 1 replies
Gibran Cintaku
semangattt thorr/Smile/
Ruby: thank you prenn/Frown//Drool/
total 1 replies
Gibran Cintaku
The real cegil/Proud/
Ruby: Cegil premium itu prenn /Smile/
total 1 replies
Nika Trinawati
Temenan sama aku aja om😼
Ruby: jewer aja prenn😣
Gibran Cintaku: Arsen nih nyebelin juga ya/Speechless/
total 2 replies
Nika Trinawati
Pake nanya!!
Ruby: Hehe santai prenn 🤧
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!