Cerita di dalam novel ini, menceritakan tentang lanjutan dari "Cinta Di Dalam Perjodohan 2". Cerita tentang kisah cinta Reza dan Melda, juga tentang kebahagian keluarga Permana, dengan hadirnya buah hati Faris dan Aleta yang sudah di nanti-nantikan. Kebahagian keluarga Permana bertambah sempurna, dengan hadirnya malaikat kecil keturunan Faris.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25. Rindu Yang Menyiksa.
Rasa cinta yang begitu besar, tidak membuat orang dengan mudah bisa saling melupakan. Walaupun perpisahan itu sudah terucap, namun itu tidak membuat rasa yang ada di hati seketika hilang. Reza yang sudah kembali bekerja di Malaysia, tidak henti-hentinya memikirkan Melda wanita yang masih sangat dia cintai itu.
Reza kembali bergabung dengan perusahan milik Pak Rendra. Dan dia sekarang di angkat menjadi wakil direktur di perusahan besar itu. Pak Rendra begitu sangat menyayangi Reza seperti anaknya sendiri. Dia selalu memperlakukan Reza layaknya keluarga. Padahal di antara mereka sama sekali tidak ada hubungan keluarga.
Pak Rendra adalah orang yang sangat jujur, walaupun dia sering melakukan hal yang sangat tidak bermoral, seperti bisnisnya dalam prostitusi. Tapi saat ini Pak Rendra sudah menghentikan bisnisnya itu karena Reza. Sebelum menyetujui tawaran Pak Rendra yang ingin menjadikannya wakil direktur, Reza terlebih dahulu mengajukan sebuah permintaan kepada Pak Rendra.
Permintaan yang di ajukan Reza yaitu, Pak Rendra harus menghentikan bisnisnya dalam peostitusi. Kalau tidak dia tidak akan mau bekerja di perusahaan milik Pak Rendra. Dan tanpa berpikir panjang, Pak Rendra yang memang sudah berniat meninggalkan bisnisnya itu, dengan senang hati langsung menyetujuai semuanya.
Pukul 5 sore, Reza yang baru pulang kantor langsung duduk bersandar di sofa sambil menyalakan tv di ruang nontonnya. Reza terlihat begitu lesu entah karena kecapean, atau karena terlalu merindukan pujaan hatinya yang jauh di seberang sana. Setiap malam Reza lebih banyak menghabiskan waktu di luar. Dia sengaja melakukan itu, biar tidak terlalu kepikiran dengan Melda.
Bayangan jelita yang selalu ada di dalam pikirannya, membuat rasa rindunya semakin bertambah parah. Ingin sekali dia memeluk Melda dan mengatakakan, betapa dia sangat menderita menahan rasa rindunya, juga perasaan cintanya yang masih tetap sama.
Dengan tampang yang terlihat begitu lesu, Reza bersandar di sandaran sofa tanpa mempedulikan acara tv yang sedang berlangsung di depannya. Dia memejamkan mata sambil mengenang wanita cantiknya itu dengan suara hati yang begitu pilu.
"Apa kabarmu di sana? Aku harap kamu bisa bahagia. Biarlah aku di sini yang menderita karena menahan rasa ini." Reza berkata-kata dalam hatinya dengan wajah sendunya.
Setelah kembali ke Malaysia beberapa hari, Reza memutuskan untuk mengganti nomor telponnya juga semua akun sosial medianya. Dia melakukan itu karena hampir setiap jam, Melda selalu mengirim pesan padanya di saat dia sudah tiba di Malaysia. Reza yang tidak ingin menjadi penghalang dalam hubungan Melda dan Farel, tidak sama sekali membalas satupun pesan Melda. Dan saat ini dia sama sekali tidak mengetahui kabar tentang Melda ataupun yang lainnya di Indonesia .
Setelah beberapa menit berada di ruang keluarga, Reza pun berdiri dan hendak melangkah pergi. Tapi tiba-tiba langkahnya langsung tertahan, di saat mendengar berita yang sedang tayang di tv.
Mata Reza seketika terbelalak dengan detak jantung yang memburu begitu dasyat, di saat mendengar kabar kecelakan dua orang wanita yang sungguh dia sayangi. Reza terduduk lesu dengan mata yang berkaca-kaca, sambil mencari nomor Faris yang sempat dia simpan sebelum mengganti nomor teleponnya.
Setelah menemukan nomor telpon Faris, Reza dengan buru-buru langsung memilih untuk menghubunginya. Seluruh tubuhnya terasa lemas seketika mengetahui kabar kecelakan Aleta dan Melda. Dia sudah tidak bisa untuk berpikir apa-apa. Kekhawatiran akan keadaan adik juga wanita pujaan hatinya itu, benar-benar membuatnya lemah tak berdaya.
Reza semakin gelisah dan khawatir, karena Faris sama sekali tidak menjawab telpon darinya. Matanya yang tajam perlahan mengeluarkan butiran kristal bening, saking takut atas keselamatan adik perempuannya, juga wanita yang setiap hari dia rindukan.
Karena tidak ada jawaban dari Faris, Reza pun memilih untuk berangkat sore itu juga ke Indonesia. Tanpa mandi ataupun berganti pakaian, Dia langsung berlari keluar rumah sambil menghubungi Pak Rendra, untuk meminta izin selama beberapa hari, dan memberitahukan masalah yang membuatnya harus berangkat ke Indonesia.
Mendengar apa yang di katakan Reza, tanpa menunggu lama Pak Rendra langsung mengizinkannya. Malahan Pak Rendra menawarkan Reza untuk berangkat menggunakan jet pribadinya. Pak Rendra yang sangat mengenal Reza, sudah mengetahui betapa berartinya Aleta buat Reza. Dan karena itu sehingga dia langsung mengizinkan Reza tanpa berpikir panjang.
Reza berangkat menggunakan jet pribadi milik Bosnya itu. Dia merasa sangat tertolong dengan kebaikan Pak Rendra yang memberinya izin, juga menawarkannya untuk pergi dengan jet pribadi miliknya.
Dalam perjalanan Reza yang begitu mengkhawatirkan keadaan Aleta dan Melda, tidak henti-hentinya berdoa untuk keselamatan mereka. Dia sangat tidak sanggup kehilangan salah satu dari mereka. Walaupun sekarang Melda sudah menjadi calon istri orang lain, tapi Reza tetap ingin melihatnya walaupun hanya sebagai mantan.
Sedangkan di Indonesia, Aleta dan Melda masih belum juga sadarkan diri karena pengaruh obat bius yang di suntikan Dr. Aleta masih sedikit beruntung di bandingkan Melda, karena dia juga bayi di dalam kandungannya, tidak memiliki luka yang serius. Sedangkan Melda sudah di nyatakan cacat oleh Dr yang menanganinya.