Gita merasakan jika berada didekat suaminya merasa sangat emosi, dan begitu juga dengan sang suami yang selalu melihat wajah istrinya terlihat sangat menyeramkan.
Setiap kali mereka bertemu, selalu saja ada yang mereka ributkan, bahkan hal.sepele sekalipun.
Apa sebenarnya yang terjadi pada mereka? Apakah mereka dapat melewati ujian yang sedang mereka hadapi?
Ikuti kisah selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua puluh lima
Aisyah menyeka cairan pekat yang keluar dari sudut mulutnya, ia berusaha bangkit dari ranjangnya dan mengamati ruangan kamar milik Gita dan Arka.
Kamar ini sangat panas, dan membuat wanita itu berkeringat. Dadanya terasa sangat sesak dan sakit, disertai rasa berat yang seolah ada beban sedang menimpanya.
"Astaghfirullahalladzim...," gumamnya dengan lirih.
Braaaak
Kembali terdengar suara benda seperti dihempaskan begitu sangat kuat. Punggung Aisyah tiba-tiba merasa menebal, dan ia bergidik ngeri.
"A'udzubillahi minnas syathan nirrajim...," ucap Aisyah dengan debaran yang memburu didadanya.
Ia beranjak keluar dari kamar Gita, lalu menuju arah dapur tempat dimana ia mendengar sumber suara yang begitu keras.
Braaaaak
Kembali terdengar suara benda dibanting, dan hal itu membuat Aisyah terlonjak kaget.
"Astaghfirullah," ucapnya spontan, sembari memegangi dadanya.
Ia berjalan perlahan menuju arah gudang yang bersebelahan dengan dapur.
Matanya tetap mengawasi setiap detail ruangan. Ia merasa jika ada sesuatu yang terus memperhatikannya.
Braaaaaak
Kembali suara benda dihempaskan, dan ternyata itu berasal dari pintu gudang.
Saat bersamaan, satu sosok wanita berambut panjang hingga terjuntai kelantai yang diseratai dengan wajah hancur menatapnya penuh amarah.
Ia melesat dan ingin mencelakai Aisyah, namun wanita memejamkan kedua matanya sembari melantunkan doa yang membuat pintu kembali tertutup rapat.
Braaaaak
Deeegh
Jantung Aisyah terasa ingin lepas saat menyaksikan semuanya, ternyata benar apa yang dikatakan oleh Ningsih dan Wati, jika ada sesuatu yang mengerikan didalam gudang.
Buuuugh
Sebuah hantaman kembali mengenai Aisyah dan dadanya kembalinya nyeri.
"Aaaaargh," erang sang wanita dengan nada kesakitan.
Dadanya seolah tertimpa oleh beban yang cukup berat dan membuatnya kesulitan bernafas.
Ditempat lain, seorang pria yang berada didalam gubuk tua sedang membakar kemenyan dalam sebuah anglo yang saat mengepulkan asap yang menyebarkan aroma menyengat cukup kuat.
Tangannya bergetar sembari membaca mantra, lalu ia kembali menambahkan butiran kemenyan yang sudah dihaluskan dengan disertai mantra yang terus ia lantunkan.
Setelah cukup lama dalam ritualnya, ia mengakhirinya dengan tatapan penuh amarah.
"Dasar wanita sialan! Beraninya ia mencoba mencampuri urusanku! Dasar cari mati!" ucapnya dengan nada yang sangat geram.
Ia mengambil kerisnya, lalu menancapkan tepat dibagian dada sebuah boneka yang berada dihadapannya.
Craaaaas...
"Aaaaaarrgh..." erang Gita dalam kondisi tak sadarkan diri. Cairan pekat keluar dari sudut bibirnya. Sedangkan Aisyah sudah keluar dari pagar rumahnya, ia tampak terluka parah dan berjalan tertatih menuju rumahnya.
"Mbak Aisyah, kamu kenapa?" tanya Tuti yang melihat kondisi wanita berwajah teduh itu sangat miris.
Aisyah mencoba menjawab dengan senyum tipis yang dipaksakan. Ia mencoba menyembunyikan apa yang terjadi, sebab takutnya warga salah faham dan salah kaprah dalam bertindak, jika sampai itu terjadi, maka Gita yang akan dirugikan.
Sebab ada sebagian warga yang menuding jika Arka memiliki pesugihan dan menjadikan Gita sebagai tumbalnya.
Aisyah kembali berjalan menuju rumahnya. Ia harus mengobati pengaruh sihir yang saat ini sedang menyerang dirinya, dan setelah itu, ia akan mencoba menyelamatkan Gita.
*****
Arka baru saja selesai menandatangani kerjasama dengan perusahaan lain dalam bidang pemasaran barang produksi mereka. Ia berjalan menuju ruang kantornya dengan perasaan yang terlihat serba salah.
Ia memasuki ruangan dengan wajah kusutnya. Pertengkarannya dengan Gita pagi tadi atas tudingannya telah berselingkuh membuat ia merasa semakin tertekan.
Pria itu duduk dikursi kerjanya. Lalu bersandar sembari memejamkan kedua matanya.
"Huuuuh..." ia menghela nafasnya dengan sangat berat, seberat beban yang sedang ia rasakan saat ini.
Saat bersamaan, ia merasakan sebuah sentuhan yang sangat halus dan lembut pada bibirnya.
Arka membuka kedua matanya, dan ia melihat seorang wanita yang dalam rupa sangat cantik, dan itu adalah wajah Gita.
Ia terperangah, lalu mendekapnya dengan erat. "Sayang, maafin mas selama ini." ucapnya dengan sangat dalam. "Mas gak tau kenapa begitu membenci setiap kali melihatmu." ungkapnya dengan nada sedih.
Pria itu menarik sosok wanita tersebut keatas pangkuannya, lalu menyesap bibir itu dengan rakus.
Gairahnya memuncak dengan begitu cepat, lalu ia melepaskan dasi yang melilit dilehernya, dan dengan begitu bersemangat melakukan pemanasan yang membuatnya semakin terbakar gairah.
"Aaaah, terus, Sayang," terdengar lenguhan dari bibir sang wanita saat Arka mencoba menggapai dua buah bukit kembarnya yang membusung sangat besar.
"Hah!" Arka terdiam. Lalu menghentikan aksinya dengan tiba-tiba. Ia menggelengkan kepalanya, lalu menajamkan penglihatannya.
Sesaat ia dikejutkan oleh wajah Riri yang terlihat menatapnya dengan senyum penuh gairah.
Deguban jantung Arka memburu. Lalu dengan gerakan refleks ia menjatuhkan tubuh Riri dari pangkuannya.
Braaaaak
Tubuh Riri terhempas dilantai dengan sangat menyakitkan.
Wanita itu sudah terlihat sangat acak-acakkan sekali. Blues yang dikenakannya sudah terbuka bagian kancing seluruhnya.
"Mengapa kau lancang disini?" tanya Arka dengan wajah penuh amarah.
Riri meeakan bokongnya sangat sakit, dan menatap Arka dengan perasaan sangat kesal.
"Bapak yang menarikku dan mencumbuku, lalu dengan seenaknya melemparkanku!" ia beranjak bangkit, lalu membenahi tampilannya yang sangat acak-acakkan.
"Dasar, wanita murahan! Tinggalkan ruangan ini!" hardiknya dengan nada penuh amarah.
"Bapak sudah melecehkanku! Dan sekarang bapak mengatakanku sebagai wanita murahan? Jangan sok suci, Pak!" jawab Riri dengan sengit.
"Jika kau wanita mahal, maka kau akan menghindari cumbuanku, bukan pasrah dan melenguh!" Arka kembali mencari pembelaannya.
Wajah Riri semakin memerah, dan ia merasa sangat geram, mengapa sangat sulit sekali menaklukkan Arka.
Saat bersamaan, Jamet datang dengan nampan berisi kopi hitam yang akan ia berikan kepada Arka yang merupakan atasannya.
Wajahnya tampak muram, sepertinya ia.sedang mengalami sakit, namun mencoba memaksa untuk masuk kerja, sebab uang kos-nya harus dibayar untuk akhir bulan, ditambah kasbon yang sudah menumpuk diwarung.
"Pergi! Dan jangan pernah mencoba merayuku!" hardik Arka dengan penuh amarah, bahkan ia tidak perduli jika Jamet mendengarnya.
Ia tampaknya sudah sangat muak menghadapi Riri yang terua saja mencoba menaklukkannya, meskipun hati dan fikiran Arka saling bertentangan.
Riri semakin merasa sakit hati. Baru saja ia akan mendapatkan apa yang diincarnya selama ini, justru harus terhenti begitu saja, entah apa yang membuat Arka selalu sana seperti ada yang melindunginya.
Riri melangkah menunu keluar dari ruangan kerja milik Arka. Wajahnya penuh kekesalan.
Saat ia berpapasan dengan Jamet, ia berhenti sejenak, lalu menatap tajam pada pria berambut ikal yang saat ini tampak sangat pucat.
Riri mengulas senyum sinis, lalu berjalan dengan langkah kesal dan membuat dua buah melonnya berguncang.
Setelah kepergian Riri, terlihat Arka mengusap wajahnya. "Astaghfirullah, Astaghfirullah," ucapnya dengan perasaan yang begitu sedih.
Dadanya sangat sesak, ada ganjalan yang cukup menghimpit didadanya, sehingga membuatnya merasa gelisah.
xiexiexiexie.....
anak semata wayang yang dibangga-banggakan ternyata astaghfirullah ...
tp sayang nya si Minah belum nyadar diri ttg perbuatan anak nya itu ,, kasihan nya 🤣🤣🤣
msh penasaran aku kak Siti ,,, kira-kira apa yg terjadi pd 2 jalang itu yg pingsan di hutan,, apakah msh hidup atau mereka dh pd mati yaa ❓🤔
kak Siti maaf bukan nya kondisi Gita sdg menstruasi yaa , lalu knp Gita Sholat Subuh berjamaah dg Arka ❓🤔