Kisah Klasik Pernihakan

****

Beberapa kali Maria menghela nafasnya.

Semuanya tak semudah bayangannya.

Ternyata benar apa yang dikatakan Aldo, semua sistem yang dia buat memang sangat rumit.

“Kita tunggu suami kamu dulu ya sayang..” ucap Rony

Maria hanya mengangguk. Masih tidak habis fikir dengan dirinya sendiri.

Dia lalu menelpon Aldo dan meminta akunnya.

Maria lalu terhanyut dalam laptop birunya.

Beberapa kali matanya memicing memastikan sesuatu.

Tangannya dengan lincah menekan tombol tombol di keyboard laptop kesayangannya itu.

Sampai sebuah tangan melingkar dilehernya, Maria yang sudah hafal aroma itu tersenyum, dia membalikkan badannya dan tersenyum kepada sang suami.

“Sudah datang?” tanyanya yang diangguki sang suami.

“Wangi banget sih istri akuu.. Jadi pengen peluk terus kan..” ucap Simon gemas sambil menciumi wajah Maria.

“Malu ih, ini di ruangan papa” ucapnya menggeliat

Simon melerai pelukannya.

“Lagi apa?” tanyanya sambil melihat layar laptop yang hitam namun menunjukkan gambar seperti sedang memindai sesuatu.

“Deteksi keamanan kantor papa..” balas Maria singkat.

“Aman?” tanya Simon lalu duduk di sandaran kursi yang diduduki Maria,

Maria menggeleng.

“Ada sesuatu tapi belum bisa aku pastikan” jawabnya.

“Hmm.. jadi kenapa aku harus kesini?” tanya Simon

“Biar papa yang jelasin” balas Maria singkat lalu kembali fokus ke layar di depannya.

“Oke, aku telpon papa suruh kesini dulu”

Simon mencium pipi Maria sekilas.

Tak berselang lama, Ron datang bersama Asistenya dan juga Fiko.

Mereka duduk di sofa ruangan itu,

“Jadi kenapa?” Simon memulai pembicaraan.

“Maria sudah membuat sistem yang baik untuk perusahaan mu, kamu sudah tau itu kan?”

Simon mengangguk.

“Tapi…” Rony menggantung ucapannya membuat Simon mengernyit.

“Em.. gini Mon, jadi Fiko sedikit kesusahan mengcover sistem itu… “

“Sekelas Mas Fiko ga bisa?” tanya Simon tak percaya. Selama ini dia selalu merasa Fiko adalah dewa IT karena kehebatannya.

Rony menghela nafas.

“Em.. gini kak, sebenarnya bukan Mas Fiko yang ga bisa. Tapi basic kita berdua yang emang beda. Selama ini kakak tau kann kalau mas Fiko lulusan NUS sementara aku RMIT. kami jelas menggunakan basic yang berbeda dalam membuat sebuah sistem dan hal itu memang lumrah. Sekarang, kesulitannya adalah…” Maria mengigit bibirnya ragu

“Fiko harus belajar basic sistem yang Maria buat, dan itu butuh waktu yang lumayan lama. Mungkin 1-3 bulan, dan papa butuh persetujuan kamu.”

“Jika Fiko sudah bisa menguasai basic aplikasi yang dibuat oleh Maria, maka kedepannya jika ada sistem lagi kita akan dengan mudah mengklaimnya. Papa juga kepikiran untuk membeli lisaensi basic nya kepada RMIT” jelas Ron panjang

Simon mengelus kepala istrinya pelan.

“Menurut kamu gimana?” dia memandang istrinya

“Hm.. aku sih ga masalah, tapi mungkin urusan sekolah akan sedikit terbengkalai..”

“Clara?”

“Ya, di akan ngomel abis ini” Maria tertawa kecil

“Baiklah, hanya 1 bulan. Jika gagal maka kita tak usah pakai aplikasi itu. Okay?”

“Papa ga yakin sebenarnya, tapi kita coba dulu aja okay?!”

“Aku akan mempelajari basic di NUS, aku rasa ga akan jauh berbeda.. Mas Fiko masih ada buku atau modul sewaktu kuliah?” tanya Maria yang di balas gelengan kepala oleh lelaki lajang berusia 28 tahun itu.

Maria menghela nafasnya.

“Baiklah, nanti aku cari sendiri..”

“Bukan kah kalau sama sama IT harusnya bisa?” ucap Raffi bingung

“Secara umum memang sama. Namun ada beberapa batasan antar universitas sehingga menjadi pembeda yang jelas, dimana sistem bikinan anak NUS dan anak RMIT pastinya beda..” jelas Fiko

“Oke, kita mulai siang ini mas Fiko?” ucap Maria,

Fiko mengangguk,

“Ada yang perlu disiapkan?”

“Tentunya cooler dan beberapa komputer kosong..”

“Jangan kecapean..” Simon mengecup kepala Maria sayang.

Maria mengangguk.

“Kita belajar dimana?” tanya Maria

“Di ruangan sebelah, biar bisa papa pantau” jelas Ron.

“Raff, lo balik kantor aja.. Gue disini nemenin Maria..”

Raffi mengangguk dan berpamitan.

“Coba aku lihat sayang..” Simon meraih laptop Maria dan melihat sistem yang di buat.

Simon terperangah melihat betapa bagus dan menariknya aplikasi yang di buat Maria.

“Ini ga ada apa apanya sama Sistem di CC fashion, kakak belum liat kan?” ucap Maria bangga.

“Kalau gitu aku pengen liat yang CC fashion” ucapnya

Maria meraih laptop birunya dan mulai masuk kedalam mode coding.

Tak lama kemudian, dia menyerahkan laptop itu pada Simon.

“Wow!!” ucap Simon takjub.

“Bagus bangett.. Jadi ini yang waktu itu bikin kamu sampe di cariin sama perusahaan teknologi terbesar sayang?” tanya Simon

Maria mengangguk

“5 hari ga tidur nya juga, susah banget tauuu..”

“Mashaallah… jangan sampe bikin yang kayak gini lagi ya sayangg.. Aku ga mau kalau sampe ditinggal 5 hari”

“Engga, kapok.. Kecuali kalau tiba tiba kakak bangkrut terus…”

“Amit amit nauzubillah.. Kamu tuh yaa” Simon memencet hidung Maria gemas.

“Dulu ini laku berapa ya pokoknya mahal deh sampe aku kasih lisensi nya ke kampus..”

“Nah, kasusnya sama kan?” ucap Simon

“Ya sama, bedanya kalau ini tuh mas Fikonya beda server hehe”

“Jadi kalau kampus kan udah aku kasih ya mereka langsung bisa handle, kalau ini mas Fikonya ga bisa handle karena beda jenis.. Tapi kalau mas Fiko nya mau bisa belajar kok..”

“Kenapa harus sampe 3 bulan?”

“Ibaratnya ngulang mata kuliah selama 1 semester, nanti kita cari titik temu nya hehe..”

“Hmm.. kelamaan, jangan sampe 3 bulan yaa.. Aku ga mau kamu sibuk”

Maria mengangguk,

“Ah iya, server papa ada yang mau coba bobol. Cuma hacker kecil sih kayaknya, tapi sedikit berbahaya juga kalau mereka dalami, aku rasa papa harus mulai upgrade deh”

“Ya, kamu benar. Sudah 2 tahun papa ga nganggarkan biaya upgrade, jadi begitulahh” jelas Ron.

“Kenapa pa?”

“Yeahh, keuangan Papa sedikit menurun karena menutupi kerugian di perusahaan Sahid.”

“Papa menutupi kerugian, sementara mereka memperkaya diri?” ucap Simon tak habis pikir

Ron hanya menggedikkan bahunya.

“Apa kita perlu mengambil langkah hukum??”

“Tak perlu Son, papa rasa semuanya cerah mulai dari sekarang..”

“Apalagi kalau Maria mau membantu papa seperti ini, sepertinya perusahaan kita akan sangat berkembang pesat.. Iya kan Fiko?” tanya Ron

Fiko mengangguk antusias.

“Jujur saja, yang Maria buat lebih menyegarkan mata daripada yang selama ini para sofrware enginering kita ciptakan.. Hanya saja memang lebih rumit perawatannya” jelas Fiko dengan senyuman mengembang.

Ah menantu pak Rony ini kenapa begitu cantik dan enak dillihat?

Maria menyerahkan laptop yang sedari tadi dia bawa kepada Fiko.

“Coba mas Fiko ikutin yang ini, sebanyak 6x” ucapnya

“Apa yang akan belajar nanti hanya mas Fiko?” tanya Simon

Rony mengangguk

“Iya, gak mungkin papa minta semuanya kan? Nanti yang ada perusahaan tak bisa berjalan”

“Hm.. benar juga. Tapi aku pikir mungkin akan sangat bagus juga jika semuanya ikut..”

“Ah iya, masalah upgrade itu.. Memang berapa biayanya?”

Ron dan Maria saling pandang

“Mungkin istri kamu bisa menjawab?”

“Papa dari aliansi mana?” tanya Maria

“Kamu ga bisa menebaknya?” tanya Ron, Maria menggeleng

“Aku pernah membaca sekilas tapi ga pernah memperhatikannya dengan jeli. Itu tugas Mas Aldo, yang penting kalau ada masalah aku bisa mengatasinya..”

“Ckk..” Fiko menggelengkan kepalanya tak habis fikor dengan isi kepala wanita cantik itu.

“Kalau begitu pelajari lah sekarang!” perintah Ron

“Aku sedang mengajari mas Fiko kalau papa lupa..” balas Maria ketus, Simon tertawa melihatnya, sikap Maria sudah seperti kepada papa kandungnya sendiri saja.

“Hahaha, kamu itu yaa..” Ron balas tertawa.

“Papa, apa disini ga ada makanan ringan?” tanya Maria

“Jangan bilang mau makan pedas lagi?” ucap Simon yang dibalas cengiran kekasih hatinya itu

“Jangan makan pedes terus sayang, nanti kalau sakit perut gimana?”

“Yaudah beliin cofe late kalau gitu, ngantuk banget ini..”

“Pa.. bisa minta tolong asisten papa kan?” ucap Simon

Rony mengangguk.

“Ada bebrapa email yang harus aku cek. Aku pinjam laptop kamu boleh?” Tanya Simon

Maria mengangguk lalu mengambil laptopnya dan mensettingnya agar seperti laptop normal.

Lalu mereka pun larut dalam pekerjaan mereka masing masing.

Diam diam Fiko memperhatikan Maria, bagaimana wanita itu dengan serius mempersiapkan coding coding untuk dia pelajari. Wajah yang cantik, dan tak bosen untuk di pandang dan tubuh tinggi semapai juga senyum ramah yang selalu dia di tampakkan kepadanya membuat Fiko terpesona.

Pantas saja anak Bosnya itu tergila gila, hanya dari fisik saja Maria sudah sempurna, ditambah akhlaknya yang juga baik. Jangan lupa sama kejeniusannya. Jika saja dia kenal Maria lebih dulu, mungkin saja dia akan mendekatinya.