Penculikan yang terjadi membuatnya merasa bersalah dan bertekad untuk pergi dan menjadi lebih kuat agar bisa melindungi seorang gadis kecil yang sangat ia sayangi yaitu cucu dari Boss ayahnya. Tanpa ia sadari rasa sayangnya terhadap gadis kecil itu berubah menjadi rasa cinta yang sangat mendalam saat mereka tumbuh besar namun menyadari statusnya yang merupakan seorang bawahan, ia tidak berani mengungkapkan hati kepada sang gadis.
Namun siapa sangka saat mereka bertemu kembali, ternyata menjadi kuat saja tidak cukup untuk melindungi gadis itu. Nasib buruk menimpa gadis itu yang membuatnya hidup dalam bahaya yang lebih dari sebelumnya. perebutan kekayaan yang bahkan mengancam nyawa.
Apakah pria tersebut dapat melindungi gadis yang disayanginya itu? dan apakah mereka bisa bersama pada akhirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Skyla18, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Udara dingin menusuk tulang, kabut tipis melayang-layang di antara pepohonan di luar jendela besar dan Alya masih tidur di kamarnya.
Di jam 3 dini hari, di dalam ruang studi yang tertutup debu dan penuh aroma kayu tua, Azka berdiri di depan rak buku besar yang sudah lama tidak di sentuh. Entah mengapa ia merasa tertarik untuk masuk ke dalam ruangan itu.
Hanya lampu meja kecil yang menyala, memandikan ruangan dalam cahaya temaram keemasan yang menemani Azka di ruangan itu.
Dari sekian buku di rak tua itu, ia tertarik dengan sebuah buku yang ia ingat bahwa itu adalah buku kesukaan Ayah Alya. Buku itu adalah buku yang sering di pegang oleh Ayah Alya dulu. Sebuah buku tua bersampul kulit cokelat tua, bertuliskan huruf timbul yaitu 'Seni Strategi Kompromi'. Penulis buku itu adalah Rudi Hartono dan buku itu tak pernah di terbitkan. Hanya satu salinan, ditulis tangan oleh ayah Alya sendiri.
Azka pun membuka halaman pertama dari buku itu. Terlihat tulisan tangan halus dan rapi, seperti karakter Ayah Alya yang ia ingat sewaktu kecil dulu yaitu pria yang tenang, terukur, dan penuh pertimbangan.
Di halaman kelima, sebuah catatan kecil tersembunyi di balik lipatan sampul. Tulisan itu terlihat berbeda dengan tulisan lainnya. Lebih tergesa-gesa. Tapi familiar. Azka pun penasaran dan segera membuka catatan itu kemudian membacanya. isi catatan itu adalah “Jika kamu menemukan ini setelah aku tiada, mungkin kamu adalah orang terakhir yang bisa menyelamatkan warisan yang ku susun. Temukan 'Merpati di Timur', dan jangan percaya siapa pun yang pernah duduk bersamaku di meja bundar terakhir."
Azka memicingkan mata setelah membaca catatan yang memiliki sebuah petunjuk di dalamnya.
“Merpati di Timur?”ucap Azka pelan sambil memikirkan apa maksud petunjuk itu.
Ia mengangkat kepala, menatap ke arah jendela timur yang menghadap matahari terbit. Azka yakin bahwa ayah Ayla tidak menuliskan secara langsung. Itu adalah kode. Dan kata 'meja bundar terakhir' kemungkinan besar merujuk pada rapat terakhir ayah Alya dengan dewan direksi sebelum kecelakaan yang merenggut nyawanya.
Azka membuka laptop kecil di ruangan itu dan Ia mengetik pencarian tentang rapat terakhir Ayah Alya dan keluar sebuah file dengan tulisan "Rapat terakhir Rudi Hartono"
Azka pun segera membuka file itu dan beberapa detik kemudian muncul satu folder yang membutuhkan dua sandi untuk membukanya. Azka pun mencoba nama panggilan kecil ayah Alya untuk Alya dan Azka saat kecil dulu, yang hanya di ketahui orang dekat yaitu Alyazka, lalu ditambah tanggal ulang tahun mereka berdua yaitu 2808.
Sandi itu berhasil dan folder pun terbuka. Di dalam folder itu ada sebuah Video dan Azka segera membukanya. Azka terdiam melihat isi file video di dalam folder itu.
Video itu memperlihatkan Rudi Hartono yang sedang duduk sendirian di ruang rapat dan kamera CCTV menyala diam-diam. Ia berbicara ke arah kamera seolah tahu ini mungkin akan jadi pesan terakhirnya.
“Jika kamu melihat ini, maka aku gagal menyelesaikan apa yang sudah lama ku susun. Ada pengkhianat di dalam perusahaan. Seseorang yang sangat dekat. Dia ingin mengubah arah perusahaan menjadi alat kekuasaan. Dan dia tidak sendiri,"ucap Ayah Alya di dalam video
Ayah Alya pun menunduk, lalu menghela napas dalam-dalam.
“Aku sudah simpan semua dokumen asli di Safe House dengan kode ‘Merpati di Timur’. Itu warisan Alya yang sebenarnya. Bukan hanya saham. Tapi peta menuju siapa yang bisa ia percayai dan siapa yang harus ia hancurkan,"lanjut Ayah Alya
“Dan kamu, Azka, jika kamu yang menonton ini… maka aku titip dia padamu. Jangan biarkan Alya menyerahkan hatinya pada orang yang salah. Bahkan jika itu berarti kamu harus mundur selangkah demi selangkah,"lanjut Ayah Alya lagi
Azka membeku dan napasnya tertahan. Dalam pesan video itu, Ayah Alya tidak hanya mempercayakan masa depan Alya secara bisnis.
Tapi juga… Alya kepada Azka
Azka pun segera menyalin video itu ke dalam sebuah flashdisk yang selalu di bawanya.
_________________
Di pagi hari ,di ruang makan mansion, Alya duduk di kursi tua kayu ukiran sambil menatap piringnya yang kosong. Ia tidak bisa tidur dengan nyenyak tadi malam, hal itu terlihat dari wajahnya yang tampak lesu dan tidak bersemangat.
Kakeknya, Tuan Hengki, masuk membawa surat dari pengacara keluarga. Ia segera kembali ke mansion utama Hartono untuk menemui Alya saat mendapatkan surat warisan itu.
“Ini salinan terakhir wasiat ayahmu. Aku baru temukan di brankas lama,"ucap Kakek Alya sambil memberikan sebuah amplop pada Alya
"Terima kasih, Kakek," ucap Alya menerima surat itu.
Alya membuka amplop dengan tangan gemetar. Tulisan tangan ayahnya menyambut di halaman pertama. Tapi ia berhenti membaca saat melihat kalimat ketiga yaitu "Jika kamu kehilangan arah, cari 'Merpati di Timur'. Dia akan membawamu pulang.”
“Kakek... apa Ayah pernah menyebut soal Merpati itu ke Kakek?”ucap Alya pada kakeknya yang sedang duduk dan meminum kopi di sebelahnya
“Tidak pernah secara langsung. Tapi waktu kecil, dia sering bilang... kalau semua rencana besarnya selalu ia sembunyikan di arah yang tak pernah disangka siapa pun,"ucap Kakek Alya
“Timur...”gumam Alya bingung
Saat itu Azka pun masuk dengam cepat dan Ia membawa sebuah flashdisk kecil. Ia mengangguk hormat pada Kakek Alya saat menyadari keberadaannya.
"Ada apa Azka? Kenapa kamu terlihat tergesa-gesa?"tanya Alya
“Ini... pesan dari ayahmu. Kamu mungkin harus menontonnya sendiri," ucap Azka
Alya menatap Azka dalam-dalam dan dalam matanya ada pertanyaan. Ada keraguan. Tapi juga... rasa percaya yang ia tak bisa jelaskan.
“Kenapa kamu nemuin ini, bukan aku?” tanya Alya pelan.
“Karena dia mempercayakan kamu pada ku, bahkan sebelum kamu tahu kamu akan ditinggal,"ucap Azka menjawab langsung tanpa jeda
Alya membuka mulut, ingin bicara namun ia menahan diri.
Ia tahu... kalimat berikutnya bisa membuat semuanya berubah.
Jadi ia hanya menatap Azka dan mengangguk.
___________________
Azka kini memegang kunci menuju Safe House yang di sebut oleh ayah Alya. Ia harus menemukan lokasi tersembunyi yang di sebut Ayah Alya sebagai “Merpati di Timur”sebelum Arief dan kelompoknya menyusul.
Di sisi lain, Setelah menerima surat dari ayahnya dan video dari ayahnya, Alya mulai memahami bahwa ada warisan lebih besar yang di tinggalkan ayahnya dan bukan hanya perusahaan, tapi jaringan rahasia dan misi tersembunyi.
Dan perlahan... tanpa mereka sadari, garis antara tugas dan perasaan mulai mengabur.
Tapi keduanya tetap menjaga satu hal yaitu memendam rasa dengan tidak ada perasaan yang diucapkan.
Karena cinta... adalah risiko yang terlalu besar.
Bersambung