Nirmala Pemuja Setan

"Hey! Ada apa ini? Ayah pacaran sama Bibi?" tanya Leo yang ternyata sudah berdiri di ambang pintu.

Juragan Bagus yang mendengar teguran dari Leo langsung mengurai pelukannya dengan bibi, lalu dia menolehkan wajahnya ke arah putranya tersebut.

Dia merasa heran karena bisa-bisanya putranya itu menganggap dirinya berpacaran dengan pelayan di rumah mereka, tetapi dia tetap tidak bermaksud untuk merendahkan seorang pelayan.

Baginya tak ada perbedaan antara majikan dan juga pelayan, mereka sama-sama manusia dan sama-sama makhluk Tuhan. Namun, tentu saja dia tidak bisa menikah dengan pelayan yang ada di rumahnya tersebut. Karena semua pelayan yang ada di rumahnya itu memiliki pasangan.

"Hust! Jangan ngawur kamu, Bibi itu punya suami. Mana mungkin ayah pacaran sama Bibi," ujar Juragan Bagus.

"Oh, kirain Ayah mau jadi pebinor. Makanya aku kaget, terus ... kenapa kalian tadi peluk-pelukan segala?"

Leo masih merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh ayahnya itu, karena dia dengan jelas melihat ayahnya dan pelayan itu saling memeluk.

Mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Leo tiba-tiba saja juragan Bagus menjadi bersemangat, lalu dia menghampiri Leo dan menolehkan wajahnya ke kanan dan juga ke kiri.

"Mana istri kamu?"

Leo mengangkat satu alisnya, dia merasa heran mendengar pertanyaan dari ayahnya tersebut. Leo sedang membahas antara ayahnya dan juga pelayan yang ada di sana, tetapi ayahnya malah menanyakan tentang keberadaan istrinya.

"Lagi mandi, kenapa emang?"

"Kita sarapan bersama, abis itu kita ke dokter. Periksa kandungan istri kamu, siapa tau dia hamil." Pria itu berbicara dengan penuh semangat, bahkan senyum di bibirnya begitu lebar.

Sebelum pergi berbulan madu istrinya sudah melakukan pemeriksaan kandungan, Nirmala berkata kalau wanita itu baik-baik saja, tetapi belum mengandung.

Kalau sekarang dia mengajak istrinya untuk melakukan pemeriksaan kandungan, dia takut kalau istrinya itu akan merasa tidak nyaman. Dia takut kalau istrinya itu merasa di buru-buru dalam melahirkan anak, Leo tak mau hal itu terjadi kepada Nirmala.

"Tapi, Yah. Apa---"

Leo belum menyelesaikan ucapannya, tetapi Nirmala yang baru datang langsung mendahului ucapan dari suaminya tersebut.

"Periksa aja, aku bersedia. Tapi di bidan dekat sini aja, gak perlu ke rumah sakit."

Nirmala berbicara dengan percaya diri, tentunya hal itu terjadi karena si Cebol sudah memberitahukan kepada dirinya, jika dirinya saat ini memang sedang mengandung anak kembar.

"Tuh! Istri kamu aja gak keberatan, buruan sarapan. Abis itu kita ke bidan," ujar Juragan Bagus tak sabar.

Akhirnya mereka pun melakukan sarapan bersama, setelah itu juragan Bagus dengan begitu antusias mengajak Nirmala dan juga Leo menuju bidan yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat tiba di tempat praktek bidan yang tidak jauh dari rumahnya tersebut, juragan Bagus meminta bu bidan untuk segera memeriksakan kandungan Nirmala.

"Nyonya Nirmala memang sedang mengandung, untuk memastikan berapa usia kehamilannya atau mau lihat pastinya melalui USG bisa langsung ke rumah sakit. Saya tidak ada alatnya," ujar Bidan.

Bu bidan mengatakan hal itu karena saat dia bertanya kepada Nirmala kapan terakhir menstruasi, wanita itu menjawab lupa. Bu bidan tak mau menerka-nerka di hadapan juragan Bagus, takutnya nanti dia salah.

Juragan Bagus adalah orang terkaya di sana, Ia takut kalau pria itu akan murka kalau dirinya asal benarkah usia kandungannya menantu dari juragan Bagus itu.

"Baiklah, kalau begitu kita langsung ke rumah sakit."

Juragan Bagus membawa Nirmala untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit yang ada di kota, karena menurutnya perlengkapan medisnya sudah komplit.

Saat melakukan serangkaian pemeriksaan, dokter kandungan berkata kalau usia kandungan Nirmala sudah menginjak delapan Minggu. Calon buah hati Nirmala ada dua, wanita itu dianjurkan untuk sering beristirahat.

"Berita besar ini, pokoknya semua warga harus tahu. Ayah akan mengadakan syukuran," ujar Juragan Bagus.

Bukan hanya kebahagiaan yang terpancar dari mata juragan Bagus, tetapi juga kebahagiaan terpancar dengan begitu jelas dari sorot mata Leo dan juga Nirmala.

Keesokan harinya juragan Bagus benar-benar mengadakan acara syukuran besar-besaran, dia mengundang semua orang yang bekerja kepada dirinya untuk menghadiri acara syukuran itu.

Dia bahkan mengundang pak ustadz, anak santri dan juga anak-anak yatim untuk mengadakan pengajian di sana, suasana rumah itu kini sangat ramah sekali.

"Loh, Yang. Kenapa ada pak ustadz segala?" taya Nirmala kaget ketika dia melihat pak ustadz yang sedang duduk sambil membagikan surat Yasin kecil kepada anak-anak santri dan anak yatim.