Farah meninggal karena dibunuh. Namun itu bukanlah akhir kehidupannya. Farah diberi kesempatan untuk hidup kembali sebagai siswi bernama Rasti. Siswi yang tidak lain adalah murid di sekolah suaminya bekerja.
Nama suami Farah adalah Yuda. Sudah memiliki dua anak. Hidup Yuda sangat terpuruk setelah kematian Farah. Hal itu membuat Farah berusaha kembali lagi kepada suaminya. Dia juga harus menghadapi masalah yang di alami pemilik tubuhnya. Yaitu menghadapi orang-orang yang sering membuli dan meremehkan Rasti. Sebagai orang yang pernah bekerja menjadi pengacara, Farah mampu membuat Rasti jadi gadis kuat.
Apakah Farah bisa membuat suami dan anak-anaknya mau menerimanya? Mengingat dia sekarang adalah gadis berusia 17 tahun. Lalu bagaimana nasib Rasti yang selalu diremehkan karena bodoh dan berbadan gemuk?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Aula
Sesampainya di sekolah, Rasti langsung mencari keberadaan Jali dan Yoga. Namun anehnya sekolah tampak sepi.
Karena bingung, Rasti mencoba menghubungi Bimo lagi. Menanyakan kebenaran perkelahian yang terjadi pada Yoga dan Jali.
"Kau ngerjain aku ya?! Jelas-jelas di sekolah sepi begini kok!" omel Rasti.
"Kami di aula, Ras! Cepat sini!" kata Bimo dari seberang telepon.
Rasti segera mematikan telepon. Ia berlari menuju aula. Tetapi saat sudah berada di aula, lagi-lagi Rasti tidak melihat Jali dan Yoga. Bimo bahkan juga tak terlihat di sana.
Brak!
Pintu aula mendadak tertutup. Rasti tentu langsung menoleh ke arah pintu. Pupil matanya membesar tatkala menyaksikan Elita berdiri di depan pintu. Saat itulah Rasti bisa menyimpulkan kalau semua ini pasti adalah jebakan Fatma dan kawan-kawan.
"Ah... Aku harusnya menyadarinya," gumam Rasti. Dia sekarang tak punya pilihan selain menghadapi Fatma dan gengnya.
"Lihat! Baru kurus sedikit, udah sok kecantikan," ejek Fatma seraya berjalan mendekati Rasti.
"Jadi ini semua rencana kalian? Kurang kerjaan amat sih!" timpal Rasti.
Fatma dan dua temannya terperangah. Mereka lalu berdiri mengitari Rasti.
"Kau yang kurang kerjaan! Cewek kayak kau itu sama sekali nggak level sama Yoga!" ujar Fatma.
"Oh... Jadi ini semua ada kaitannya sama Yoga? Ngomong-ngomong mana Bimo? Dia orang yang harus aku marahi lebih dulu!" kata Rasti.
Fatma, Nia, dan Elita tak menjawab. Namun Nia mengambil ponsel dan membuka aplikasi AI. Di sana Nia mencoba bicara, dan suaranya berubah jadi suara Bimo.
Jadi sejak awal bukan Bimo yang bicara pada Rasti. Melainkan adalah Nia yang memanipulasi suaranya dengan menggunakan aplikasi AI.
"Dasar anak-anak zaman sekarang!" geram Rasti kesal. Namun dia malah menjadi bahan tertawaan bagi Fatma dan kawan-kawan.
"Kau itu aneh banget! Beraninya kau coba-coba merayu Yoga." Fatma mendadak mendorong Rasti, hingga Rasti jatuh terduduk ke lantai.
"Hei!" pekik Rasti tak terima. Dia mencoba berdiri, namun kaki Elita sigap mendorongnya kembali terduduk.
Gelak tawa itu terdengar lagi. Benar-benar membuat Rasti geram.
"Kenapa?! Mau lawan? Ayo lawan kami!" tantang Fatma sambil berkacak pinggang. Dia benar-benar kesal dengan Rasti. Apalagi setelah mengetahui kalau Yoga pulang cepat dari sekolah hanya demi menemui gadis tersebut.
"Enak aja. Nggak adil dong! Kalian bertiga, aku sendiri!" balas Rasti.
"Cih! Emang kau punya teman?" tukas Nia.
"Punyalah!" tegas Rasti.
"Alah! Jangan bilang Jali? Atau Yoga? Kau pikir mereka akan berantem ngerebutin kau? Kepedean banget! Cantik juga enggak!" ujar Fatma.
Rasti terdiam. Menatap satu per satu ketiga gadis yang mengelilinginya. Saat itu terlintas dalam benak Rasti untuk melakukan perlawanan. Apalagi Fatma dan dua temannya sedang asyik mengejeknya. Jelas ketiga gadis itu sedang lengah.
Rasti menarik sudut bibirnya, lalu dia bangkit secara tiba-tiba. Ia dorong Fatma, Nia, dan Elita secara bergantian. Selanjutnya, Rasti ambil kunci pintu aula yang dijatuhkan oleh Nia.
Di akhir, Rasti berlari keluar aula. Ia juga tak lupa mengunci pintu aula.
"Aaakhh!! Dasar kuda nil! Cepat bukain pintunya!"
"Dasar cewek gendut sialan! Bukain nggak!"
Fatma dan kawan-kawan tampak berusaha membuka pintu aula. Namun tak mampu karena kuncinya ada pada Rasti.
"Aku rasa kalian pantas dihukum!" seru Rasti sambil tersenyum puas.
"Oh iya. Bentar lagi jam enam sore. Mungkin kalian akan terkurung sampai malam. Hati-hati sama Mbak Kun ya. Katanya tempat tinggalnya di aula," tambahnya sembari cekikikan.
Ati ati yah ,jgn ampe kena jebakan betmen 😁