Seorang gadis melihat sang kekasih bertukar peluh dengan sang sahabat. seketika membuat dia hancur. karena merasa di tusuk dari belakang oleh pengkhianatan sang kekasih dan sang sahabat.
maka misi balas dendam pun di mulai, sang gadis ingin mendekati ayah sang kekasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tulisan pena R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25
"Pernikahan kalian itu kamu yang membuatnya terjadi, Aurel. Sekali lagi Arif harus menanggung hasil perbuatan orang lain..."
"Sekali lagi??? Jelaskan sama saya tentang kalimat itu om!! Seperti nya ada yang salah dari pemahaman saya tentang om Arif. Buat Saya mengerti letak kesalahan itu Om!"
Om Jo mengangkat satu bibirnya. "Kenapa saya harus???" cibir nya.
Aku mengepalkan tanganku kuat-kuat. "Berhenti bermain-main dengan saya Om! Tak pernah menyentuh perempuan manapun, Apa maksud Om dengan kalimat itu??? Bagaimana bisa ada Aldo jika Om Arif sesuci itu?? Apa yang coba om katakan?? Mama Aldo hamil dengan laki-laki lain dan om Arif yang harus bertanggung jawab?? Cih, alasan klise!!" umpatku penuh sindiran.
Jantung ku berdegup kencang tak karuan mendapati respon Om Jo yang malah menerbitkan seringaian tipis di bibirnya.
Ini gila!!
"Tidak mungkin!!!" Desis ku.
"Yang kamu pikir tidak mungkin, bisa jadi itu adalah kebenaran yang paling benar Aurel." Tukas Om Jo sinis.
Kedua kakiku terasa melemas. Aku langsung jatuh terduduk di atas lantai.
"Kesakitan Arif bertahun-tahun dalam menghadapi hujatan atas perbuatan yang tidak dia lakukan, kamu pikir hanya sebuah lelucon??? Dia bahkan terbuang dari keluarganya sendiri demi menutupi aib saudara sepupu jauhnya itu.Terbuang, terasing, mati-matian bekerja keras membanting tulang untuk menanggung beban yang tak selayaknya menjadi miliknya. Dengan darah dan air mata Arif sampai di posisinya saat ini. Semua sudah membaik, setidaknya, Arif bisa menjalani kesendiriannya bertahun-tahun dengan baik di Swiss. Tapi, seketika hidupnya menjadi kembali rumit akibat perbuatan kamu. Bagaimana bisa aku melihat kedua orang tua itu terluka, Jo, kesakitan mereka seperti kedua orang tuaku hari itu?? itu kalimat Arif ketika dia memerintahkan aku mengurus akad nikah Kalian malam itu. Sekali lagi, dia mengorbankan dirinya sendiri untuk orang lain. Kali ini bahkan untuk orang yang tidak dikenalnya sama sekali."
Tes Tes Tes
Air mata ku meluruh membasahi punggung tanganku. Aku yakin, semua yang dikatakan Om Jo bukan sekedar bualan. Itu Yang kulihat dan rasakan selama ini
Bagaimana Om Arif sangat menjaga perasaan mama dan papa aku. Meninggalkan aku di bawah kemarahan papa, tentu sangat bisa menjadi pilihannya. Dia tak mengenalku, juga tak mengenal kedua orang tuaku. Seharusnya dia bisa pergi begitu saja. Tapi Om Arif tak mengambil langkah itu.
Tolong bersabarlah. Saya akan berusaha segera mendapat pengampunan dari papa kamu. Kata itu terngiang ngiang di pikiran ku.
Aku salah telah menargetkan Om Arif.
"Baru putus beberapa hari sudah jatuh cinta. Cih, murahan."
"Om Arif mengatakan apa??" sentakku sembari menatap mata Om Jo tajam.
Om Jo melengos dia terlalu malas meladeniku.
"Perjelas semua sekarang juga, On!!! Apa maksud Om barusan?? Om Arif kasih tahu Om apa saja...???"
"Apa peduli kamu???! sentak Om Jo.
"Saya hanya ingin tahu apa yang Om Arif katakan dan tak sempat Saya dengar."
"Egois!!!" Umpat Om Jo.
"Silahkan mengumpati saya sesuka hati, Om. Saya terima semuanya. Saya tahu dari awal kesalahan ini memang milik saya. Rasa sakit itu juga milik saya. Saya tahu, saya melibatkan Om Arif terlalu jauh dalam upaya pembalasan dendam dan rasa sakit hati saya. Saya kira semua akan baik-baik saja seperti keyakinan yang selalu ditanamkan Om Arif pada saya. Dia terlalu baik, saya setuju tentang itu. Dia terlalu melindungi, saya bisa merasakan semua dengan jelas. Sejak Kapan hati saya mengkhianati logika saya, Saya tidak tahu. Dia terlalu mudah untuk dicintai kan?? Apa jika Saya menaruh rasa..."
"Sedang mengelabui siapa kamu Aurel??? Kau pikir aku buta dan tuli??? Kamu pikir aku sama bodohnya dengan Arif untuk kamu kelabuhi? Arif memang gila. Bisa bisanya dia malah menyuruhku menyelidiki tentang seseorang yang diam-diam kamu cintai. Aurel terluka, Jo. Laki laki itu tak tahu jika Aurel memiliki perasaan padanya. Dia menangis sangat banyak semalam. Cari cara agar aku bisa membantu Aurel. Dia gila!!!"
"Itu perintah kan?? Kenapa Om tak melakukannya???"
Om Jo membelalakkan matanya. "Melakukan nya??? Kamu pikir aku gila?? Pernikahan kalian memang belum tercatat negara. Tapi itu sah di mata Allah. Sungguh jika bukan karena status itu, aku pasti menendang kamu jauh-jauh dari kehidupan Arif, Aurel. Aku tak akan membiarkan sumber kesakitan Arif yang lainnya ada di sekitar Arif. Tapi, semua berbeda karena ikatan memuakkan itu. Ikatan yang lagi lagi menjadi alasan Arif mengorbankan dirinya. Apa kamu bisa membayangkan, Bagaimana suatu hari Jika Aldo mengetahui kebenaran tentang kamu dan Papanya??? Kehancuran Arif itu sudah bisa dipastikan Aurel."
Aku terperangah. Ya, Om Jo juga benar tentang ini. Tapi dia juga benar tentang benang merah yang menghubungkan aku dengan om Arif.
"Bagaimana jika seseorang itu om Arif???" Sergah ku cepat.
Om Jo terperangah.
Aku menentang mata Om Jo lekat. "Bagaimana jika seseorang yang kini menempati hatiku itu om Arif ,Om???"
Om Jo menyeringai, menatapku dengan tatapan remeh. Aku tahu Om Jo tak mempercayai sedikitpun kalimatku.
" Dia peka terhadap kondisiku, tapi tak bisa melihat tentang perasaanku. Dia bahkan tak membalas ciuman ku. Dia bahkan menyuruhku melupakan cintaku. Berhenti. Dia memintaku berhenti.....'" Tangan ku bergerak cepat menyentuh pipiku yang sudah sangat basah.
Om Jo tak merespon kalimat pernyataanku. Dia hanya diam, terlarut dengan pemikirannya sendiri.
"Aku sudah ingin mengatakan tentang pekerjaanku di sini, tapi om Arif yang mendorong ku menjauh membuatku mengambil langkah ini. Jauh darinya, dari pengawasannya, mungkin hatiku akan mampu kukendalikan. Tapi, ternyata tak semudah pikiranku." Desis ku sembari mengepalkan tanganku kuat-kuat, meredam semua rasa yang bercampur jadi satu.
"Saya tahu, hati saya memang murahan. Seharusnya penghianatan itu membuatku belajar banyak. Tapi nyatanya, Om Arif semudah itu dia menyembuhkan luka yang ditinggalkan Aldo tapi semudah itu juga dia membuat luka di tempat yang sama."
"Arif...."
Aku terkekeh pelan. " Aku tahu, Om. Aku sangat tahu. Bukan Om Arif, tapi aku yang membuat hati murahanku terluka sendiri.
Om Jo tak lagi bersuara.
*
Aku menjatuhkan kepalaku di atas meja kerjaku setelah terpaksa harus keluar dari ruangan Om Jo karena lagii-lagi dia mengusirku. Laki laki tua bangkotan itu, dia benar-benar menjengkelkan. Dia tidak bertoleransi sedikitpun dengan diriku yang sedang meratapi diri.
Sialan!!!
Suara derap kaki mendekat membuat mataku yang hendak tertutup menjadi terbuka lagi.
Itu Diana Elsa dan Radit. sepertinya mereka telah selesai makan siang.
Makan siang? Ah, aku melupakannya.
Aku segera mengambil ponselku. Hampir saja terlambat memberi laporan.
\[ Aurel. : Habis makan siang\]
Setidaknya, Om Arif tidak akan mengomeli ku.
ak nantika eps berikutnya
kasian om Arif 😔
Aurel Aurel kamu menyebalkan
Brravo Om Jo. semangat Aurel untuk mendapatkan hati Om Arif.