Seorang wanita yang harus memilih antara suami atau orang tuanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adesya Arsy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
lagi lagi lagi?
"Apa? Apa kamu yakin dengan itu? Kamu tidak salah kan? " tanya ibu sampai syok mendengar omongan Yahya
"Iya Bu, bener. Kalau ibu gak percaya mending ibu cek langsung saja" Yahya memberikan kabar mama Susi nginap d rumah Raka, bukan apa biasanya ibu menemani Ades namun mendengar itu dia langsung drop, mengurungkan niat untuk bersama cucu dan menantunya
"Ogah, mending Ibu tidur daripada harus mengecek kesana. Yang ada nanti adu jontos" ibu misuh misuh
"Iya bu, anggap saja ibu libur jagain Ades. Hitung hitung istirahat bu, apa ibu gak capek ngurusin Ades? Dari mandi, makan, bersihin rumah, cuci, jagain anaknya" Yahya sangat kesal karena Ades memperlakukan ibu nya seperti p3mb@ntu
"Hustttt... kamu ini tidak boleh seperti itu. Ades sudah bertaruh nyawa demi melahirkan ponakan mu, ibu sudah pernah merasakan melahirkan nak. Dulu mertua ibu juga memperlakukan ibu dengan baik, dari atas sampai bawah nenek mu semua yang mengurus ibu jadi apa salah nya ibu melakukan itu untuk menantu ibu? "
"Ibu dulu tidak di jahit aja sakitnya luar biasa apalagi Ades yang mendapatkan jahitan? Itu pasti sepuluh kali lipat sakitnya nak. Ades tidak pernah mau menyuruh ibu tapi ibu yang mau melakukannya, malah Ades diam diam bergerak sendiri untung ibu lihat. Ades itu orang nya tidak enakan nak" imbuhnya lagi dengan panjang lebar
"Terserah ibu saja, yang penting ibu jaga kesehatan dan jangan memaksakan keadaan. Aku gak mau ibu sampai ada apa apa, jika Ades mulai kasar sama ibu bilang sama aku biar aku yang hadapin dia" Yahya tak pernah mau melihat ibu nya tersakiti
"Iya iya, kamu itu cerewet banget sih kek ibu ibu pasar. Sejak kapan kamu cerewet begini? " ibu sangat heran mendengar Yahya banyak bicara padahal dulu nya Yahya pendiam yah meskipun kadang kadang angkat bicara sedikit
"Itu karena aku sayang banget sama ibu, aku gak mau sampai ibu drop" Yahya memeluk ibu nya dengan hangat
"Iya ibu tau tapi alangkah lebih baik nya kamu berprasangka baik juga dengan iparmu, dia juga kesayangan di keluarga nya jadi apa salah nya menyayangi dia juga" Ibu membalas pelukan Yahya
"Ibu gimana? Apa kah mau nginap lagi bersama Ades? Apa Ibu bisa serumah sama mama Susi? " pertanyaan Yahya seketika membuat wajah Ibu berubah
"Seperti nya tidak dulu, nanti Ibu akan minta tolong sama Bapak menengok Ades. Sekalian membawakan makan malam untuk mereka" hanya itu yang bisa Ibu lakukan sekarang ini daripada nanti sakit hati mending menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif
......................
Di rumah Ades
"Des, malam ini kita makan apa? Mama lapar nih" tanya Mama Susi malam itu menunjukkan pukul Tujuh, memang sudah jam makan Mama Susi
"Oh iyya yah ini sudah waktu nya Mama makan, atas meja makan masih ada makanan yang Mama bawa tadi" setelah melahirkan Ades memang tidak pernah masak sekalipun, seperti di awal tadi sudah di jelaskan
"Mama tidak mau makanan seperti itu, Mama sudah bosan. Kamu memang tidak masak? " tanya Mana lagi
"Gak Ma, selama ini semua Ibu yang melakukannya. Aku dilarang bergerak takut luka nya terbuka" jawab Ades jujur
"Yah terus ini gimana? Mama lapar Des. Biasanya mertua mu bawa makanan jam berapa? " Mama seperti orang pada umumnya rese kalau lagi lapar
"Tergantung Ma, mungkin sebentar lagi Ibu datang membawa nya" Ades belum mendapatkan kabar jika mertua nya tidak bisa menginap bersama nya
"Atau beli aja yah, penjual nya dimana? Biar Mama beli" Mama memang tidak boleh melewatkan makan nya, jadi sebisa mungkin Mama akan mencari makan pada saat itu juga
"Disini mana ada yang jual makanan seperti di kota Ma? Apalagi malam malam begini, yang jual makanan itu biasanya pagi itupun nunggu hari pasar aja" kampung tempat tinggal Ades memang jarang penjual makanan, jadi mau gak mau harus masak. Mentok mentoknnya jualan minuman sama bakso atau tahu bakar doang
"Makanya mending pindah sama Mama saja, biar gampang beli ini itu. Kemana mana juga gampang bukannya malah memilih tinggal tempat beginian" Mama Susi masih memiliki keinginan anak anaknya harus tinggal bersama nya
"Maaf Ma untuk itu seperti nya tidak usah bahas lagi karena aku akan tetap disini bersama mas Raka. Biarkan aku mandiri Ma" Ades masih kekeuh belajar mandiri bersama suami dan anaknya
"Des, kamu itu kalau mau mandiri yah agak jauhan juga dengan mertua mu. Jarak rumah mu dengan rumah mertua mu itu beda beberapa rumah saja, ini sangat tidak adil Des. Seakan akan kamu menjauhi Mama" sebentar lagi akan terjadi apa saudara saudari? tebak sendiri yah wkwkwkwkwk
"Ma, ini bukan tentang adil atau tidak adilnya tapi ini tentang kemampuan ku. Jika aku ngontrak otomatis harus bayar sewa, bensin dan makan mas Raka Ma, kami belum mampu untuk pengeluaran itu semua " jawab Ades
"Belum mampu kok sok sok an mau mandiri? Ini aja kamu gak punya tabungan, mending sama Mama nanti Mama bantu atur semua nya" ucap Mama
"Gak Ma, biarin aku sendiri yang mengatur semua nya. Ini demi kebaikan bersama juga" yah ini demi kepentingan semua orang termasuk suami dan Mama Susi
"Kebaikan bersama gimana? Ada apa? Apa suami mu melarang? Atau apa? " Mama Susi bertanya tanya
"Emmmm.. itu..... emmmmmm"