Safira gadis SMA yang hobi sekali balapan liar hingga membuat kedua orang tuanya pusing sehingga ia dimasukkan ke pesantren.
Namun siapa sangka jika ia dipaksa menikah dengan anak pemilik pesantren karena kesalahan yang ia perbuat sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon umi ayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Assalamualaikum umi Abi, mas, mbak Laila." Sapa Zayyan dan Fira saat baru turun dari kamar mereka. Zayyan mencium tangan uni dan Abi begitupun Safira.
"Waalaikumsalam" jawab umi dan Abi kompak. "Duduklah nak, kita sarapan." ucap umi Maryam.
Zayyan menarik kursi untuk Safira, stelah nya ia menarik kursi disebelah Safira kemudian duduk.
Safira mengisi nasi goreng di piring Zayyan. " Mau pake apa mas?" tanya Fira.
"Telur dadar aja" jawab Zayyan sambil tersenyum. Zayyan terus memandangi Fira yang sedang menghidang nasi untuknya.
Semua yang ada dimeja makan tersenyum melihat Zayyan dan Fira.
"Sepertinya ada yang lagi jatuh cinta ni." Ucap Yusuf meledek. Laila, umi dan Abi hanya tersenyum menanggapi.
Zayyan tersadar dan menetralkan wajah nya. "Biarin" Jawab Zayyan santai.
Fira merona malu karena sadar jika dari tadi Zayyan terus memperhatikannya, tambah di ledek seperti itu membuat ia malu. Entah kenapa sekarang jika Zayyan melihatnya serius ia jadi kikuk salah tingkah, padahal sebelumnya ia cuek saja jika dilihatin.
"Haha... bagus deh jika kamu sudah jatuh cinta dengan istrimu, Bucin sekalian agar urat tegang wajahmu itu kendor." Sambung Yusuf meledek. Yusuf berharap Fira bisa merubah adik nya yang datar dan kaku ini bisa melunak.
"Mas" tegur Zayyan dengan tatapan garang nya.
"Tuh kan wajahnya berubah kayak zombie lagi, apa gak takut istri mu zay?" Yusuf tertawa meledek hingga "uhuk... uhuk. Dia tersedak oleh makanannya sendiri.
"Mas, ini!" Laila memberikan segelas air pada Yusuf dan Yusuf meneguknya hingga habis separoh.
"Kalau makan jangan ngomong atuh mas". Sahut umi memperingati
"Makanya jangan usil." Sahut Zayyan.
"Sudah, makanlah dengan tenang". Abi menengahi. Mereka pun makan dengan nyaman tanpa bicara hingga selesai.
"Umi, Abi. Zay mau memberitahu kalau nanti weekend zay dan Fira akan nginap dirumah mama dan papa Fira." Ucap Zayyan memberi tahu juga minta izin.
"Benarkah? itu sangat bagus nak, Fira pasti sangat merindukan keluarganya." Sahut umi.
Selesai sarapan Zayyan mengantarkan fira ke sekolah. Mobil Zayyan berhenti tepat di depan gerbang.
"Mas mau kemana?" cegah Fira saat Zayyan membuka setbelt dan hendak turun.
"Ngantar kamu ke dalam" Jawab zayyan.
"Mas lupa kalau pernikahan kita rahasia? aku masih sekolah, jika ada yang tahu gimana?" Ucap Fira khawatir.
"Sorry, mas lupa." Zayyan mengusap tengkuknya.
"Lupa, lupa aja terus, jika mesum_in gue gak lupa" gerutu Fira pelan namun bisa didengar Zayyan.
"Jangan suka mengumpat suami" sahut Zayyan.
"Sapa yang mengumpat" elaknya kaget.
"Ya sudah sekarang masuklah" ucap Zayyan yang melihat Fira belum keluar mobil, padahal tadi ia tidak mau diantar tapi kenapa masih duduk.
"Mas melupakan sesuatu lagi." Sahut Fira.
"Apa? Tanya Zayyan bingung.
Fira menengadahkan tangannya ke arah Zayyan dan Zayyan paham maksud Fira.
"Uang jajan?" tanya Zayyan memastikan.
"Hmm..." Fira mengangguk.
"Kan udah mas transfer."
"Transfer?" Fira seperti orang bingung. "Transfer bagaimana? nomer rekening saja aku gak punya bagaimana mas transfer. Jangan bercanda deh mas."
"Cek notif ponselmu."
Fira mengecek ponselnya, terdapat notif kalau ia mendapat transferan uang sebesar dua puluh juta. mata Fira membola melihat nominal uang nya. "Du_dua puluh juta?" gumamnya. "Ta_tapi" Fira masih bingung dengan semua ini. Tahu jika Fira bingung Zayyan mengambil tas Fira dan membuka resleting tas nya.
Zayyan mengeluarkan dompet Fira dari tas serta mengeluarkan sebuah kartu dari dalamnya. "Ini." Zayyan memberikan kartu itu pada Fira.
"Ini_ bagaimana bisa ada di_?" ucapan Fira terpotong."Ambillah, sandinya tanggal pernikahan kita." Balas Zayyan.
Fira masih mematung untuk mencerna semua nya. "Pasti kamu bertanya-tanya tentang semua ini kan?" ucap Zayyan yang mengerti kebingungan Fira. "Sudah, jangan bertanya lagi, cepatlah masuk."
Fira mengangguk diam kemudian menyalami suaminya "Assalamualaikum" ucapnya kemudian membuka pintu mobil.
"Waalaikumsalam" jawab Zayyan mengulas kan senyumnya. "Lucu juga punya istri bocil" gumamnya tersenyum lalu melajukan mobilnya meninggalkan area sekolah.
"Fira" panggil sila sembari berlari menyamakan posisi.
"Sila" Fira melanjutkan jalan nya lagi setelah sila menyamai posisi nya dan mereka jalan bersama menuju kelas.
"Itu mobil ustadz itu kan? Ada yang tidak Lo ceritakan ke kami fir!" Desak sila. Sila yang dari tadi di parkiran memperhatikan mobil yang familiar menurutnya, ia menunggu apakah benar dugaan nya jika Fira disana ataukah salah. Hingga akhirnya Fira keluar mobil tersebut.
"Lo mata-matai gue" Fira menyipitkan mata nya.
"Kebetulan aja lihat, sekarang jelaskan." desak sila lagi.
Mereka sampai ke kelas dan duduk di bangku.
"Nanti gue jelasin ke kalian, Tomi juga belum datang."
Setelah jam istirahat sesuai janji Safira mengajak sila dan Tomi ke taman sekolah, tidak ramai disana hanya ada beberapa orang yang sedang membaca atau berdiskusi karena memang tempatnya yang nyaman dan tidak bising.
"Mau cerita apa?" Tomi bingung kenapa Safira mengajaknya kesini, apakah ada hal serius pikirnya.
Sebelum bicara Safira menarik nafas dan mengeluarkan nya kasar.
"Huff..." Ia begitu gugup.
"Gue udah nikah" ucap Fira. Namun tidak ada reaksi dari dua sahabatnya itu, Fira merasa heran sendiri. "Kalian denger kan?" tanya nya.
"Tadi Lo bilang apa fir?" Sahut sila.
"Gue udah nikah."
"Ha?" Sahut sila dan Tomi kompak. Mereka mengerjakan mata bingung.
"Sama siapa?" sahut sila.
"Sama anak pemilik pondok tempat gue tinggal, ustadz yang kita jumpa di mall waktu itu."
"What?" Sahut sila dan Tomi kompak lagi.
"Kalian dari tadi ha what, ha what mulu." kesal Fira.
Kemudian Tomi tertawa merasa Fira bercandaannya konyol. "Gak lucu fir", timpal Tomi.
"Gue serius"
Sumpah Lo? jadi bukan bercanda?" timpal sila.
"Bukan, dan gue nikah juga gara-gara kalian."
"Gara-gara kami?" Sahut mereka kompak.
"Ya, kalian ingat malam dimana gue manjat hendak kabur dan ketahuan?"
Mereka berdua mengangguk.
"Gue terjatuh dan menimpah seseorang, dan kami kepergok pas saat dalam keadaan intim. Kami jadi dipaksa nikah."
"Gue gak salah dengar kan sil? tanya Tomi heran sambil memegangi dada nya.
"Enggak tom, gue juga merasa gak percaya." sambung sila.
"Jadi ustadz tampan itu laki lo fir?" Tanya sila memastikan.
"Hemm.."
"Wah beruntung banget lo dapat laki setampan ustadz Zayyan." Sila tersenyum sumringah.
"Yeeh... Beruntung, beruntung. Fira nya kasian di paksa nikah. Masih sekolah kan dia, cita-cita masih panjang." Cecar Tomi tidak terima. Ia tahu jika Fira mempunyai cita-cita tinggi, jika dia menikah maka cita-cita nya akan hangus.
"Iya juga sih." sambung sila.
Safira juga menceritakan jika yang biasa mengantar jemput nya dan dikatakan sopir nya itu adalah suami nya. Fira menceritakan semua tanpa ada yang ia tutupi lagi.
"Ingat, hanya kalian yang tahu, gue gak mau semua orang tahu berita ini, jika tidak gue gak bisa sekolah nantinya." Ingatkan Fira.
"Tenang aja, rahasia aman bersama kita." ucap mereka tertawa.
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭
walaupun gak comend di setiap bab nya.... 🤭