"kau iblis yang menyedihkan"
"ah bukan lebih tepatnya manusia berwajah malaikat dan bersifat iblis yang kejam, sangat menyedihkan"
"apa kau percaya tuhan"
"berhenti mengoceh dan ketuk saja pintu neraka mu" pria itu mengarahkan sebuah pistol ke kening sang lawan.
"baik lah sebelum aku mati, aku ingin bertanya satu hal"
"apa kau pernah jatuh cinta"
"ucapan omong kosong apa ini"
"HAHAHAA bahkan sang iblis dan malaikat pun akan kalah oleh perasaan itu"
"aku dan manusia yang nyawanya telah kau renggut, mengutukmu"
"JATUH CINTA LAH KEPADA GADIS YANG AKAN MENJADI MALAPETAKA NYAWAMU SENDIRI" teriak pria yang tersenyum sinis.
"sudah mengoceh" pria itu menarik ujung pistol membuat sang lawan tertembak tepat di kepala dengan mata merah menatap benci kepada sang iblis.
"bawak saja kutukan mu itu ke alam baka"
"karena aku memang sudah jatuh cinta kepadanya" tawanya mengelegar di tengah hutan, para bawahannya memalingkan wajah takut menjadi sasaran sang iblis.
manusia adalah mahkluk paling menjijikn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ancan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jadi mangsa
"setiap langkah adalah taruhan, dan setiap tarikan nafas bisa jadi yang terakhir_andrey
Prak..
Kedua pria dewasa berebeda usia itu hanya bisa berdiri tegap di depan sang predator yang sedang marah.
"Suasana hatinya buruk" beo brayen menatap raja yang sedang memecahkan gelas dengan tangan kirinya.
Prak...
Andrey bergidik ngeri melihat meja kaca yang sudah hancur di tangan sang iblis.
"Cari tau bahkan jika harus menggunakan kekuasan organisasi" perintah raja dengan mata yang penuh amarah.
Brayen menghela nafas melangkahkan kakinya selangkah ke arah raja, membuat andrey semakin bergidik melihat keberanian brayen.
"Itu tidak bisa di perintahkan tuan muda, dan kami tidak bisa menjalan perintah tuan muda" mata yang semerah darah itu mengubah fokus menatap sang lawan bicara.
"Anda menggunakan kekuasan untuk keperluan pribadi, tanpa seijin nyonya pimpinan kami tidak bisa menerima perintah tuan muda" ucap brayen menatap tanpa takut kepada sang iblis.
"Jangan memperingati ku, lakukan saja apa yang aku perintahkan"
"Kami tidak bisa melakukan karena hal itu tidak ada hubungan oleh organisasi"
"Sial aku bisa bener-bener gila" raja kembali menatap tidak bersahabat kepada brayen.
"Pahami posisi kalian sekarang di mana"
"Saya dan yang lain memahami posisi kami, anda juga harus memahami peraturan organisasi yang di tetapkan oleh nyonya pemimpin"
"ck shit fack damn" maki raja memijit pelipisnya.
"Lalu kalian akan menjadi anjing yang kembali liar kepada ku" tanya raja dengan aura emosinya yang akan meledak.
"Sama sekali tidak tuan muda"
"Lakukan saja apa yang ku katakan sialan"
"Jika anda mendapat surat izin dari nyonya besar maka kami akan melakukan seusai perintah anda" ucap brayen.
Raja menatap kesel kepada brayen dengan kecepatan kilat ia melemparkan gelas di tangan kanannya ke arah brayen.
pria berdarah campuran tionghoa itu berdiri tegap tanpa berniat menghindari gelas yang sedang melayang ke arahnya.
Andrey menelan slavina dengan susah payah, menatap brayen, dengan wajah berubah-ubah, bahkan ia menahan nafas agar tidak terdengar oleh atasnya yang bak iblis itu.
"Lakukan sekarang" perintah raja.
"Maaf tuan muda ucapan saya tidak akan berubah, sampai anda mendapat izin dari nyonya pemimpin.
"Мусор, ты тупой идиот"
umpat raja dengan manik mata memerah menahan emosi kepada brayen.
lemparan gelas itu mengenai tepat pada sasaran targetnya, wajah brayen telah banjir oleh darah yang keluar dari pelipisnya, namun brayen tetap berdiri tegap seolah-olah tidak takut apapun, ia tau nyawanya sekarang berada di ujung kuku, entah amarah raja yang akan melunak atau malah semakin meluap, pria itu hanya bisa pasrah menatap mantap kearah raja.
brayen mengkode andrey untuk segera keluar dari ruangan.
"Berhenti atau aku patahkan kaki mu sialan" ucapan raja menghentikan langkah andrey membuat pria itu berbalik dengan wajah ketakutan dan hati yang tidak tenang.
"Berlutut" teriak raja dengan tindakan cepat kedua pria itu berlutut di depan atasan mereka.
"Lakukan" raja mengkode brayen dan andrey membuat andrey ragu dengan perintah atasannya.
"Bukan kah rekan mu tidak menurut kepada ku" raja yang seolah-olah tau dengan raut wajah bingung dari andrey.
Tak..tak..tak..
Andrey melotot dengan tindakan brayen yang membenturkan kepalanya kepada lantai putih di ruangan raja.
"T-tuann tolong berikan keringanan" ucap andrey menahan kening brayen yang telah terluka parah.
"Kalo begitu kau saja yang menanggung hukumannya" ucap santai raja dengan kembali meraih botol alkohol di sampingnya.
Brayen menggeleng namun andrey hanya diam tanpa berniat merespon rekannya itu.
Tak...
Raja tersenyum mendegar alunan musik dari andrey.
"Lakukan lah apa kau berniat melihat rekan mu mati" tanya raja dengan penuh intimidasi.
"Namun ini di luar pe
"Masih melawan ternyata" ucap raja memotong ucapan brayen.
Dengan santai raja bangkit dari duduknya menuju meja miliknya.
"Katakan saja iya atau tidak"
"Aku tidak ingin berbasa basi" mata brayen menatap ujung pistol yang berada di keningnya, lagi-lagi andrey di buat serangan jantung dengan semua tindakan atasannya kepada bawahannya sendiri.
"Tentu saja kau selalu siap menerimanya" dengan santai raja memindahkan pistol itu di kening andrey yang telah berdarah.
Kapan matanya ini tidak di buat melotot oleh semuat gerak-gerik atasnya, andrey hanya bisa menatap ngeri ujung pistol di keningnya.
'Ternyata begini rasannya berhadapan dari peluru sang iblis' bisik andrey dengan pasrah.
Dengan santainya raja berusaha melepaskan peluru saat brayen masih tetap memilih diam, ia tidak menggubris wajah takut dari salah satu bawahannya
"Baikkk saya terima perintah tuan" teriak brayen membuat raja menembak ke arah lain.
Kaca hias buatan jepang di dalam ruangan itu pecah akibat peluru raja.
Andrey menghela nafas saat nyawanya tidak jadi melayang hari ini.
"Cari tau dengan tenang atau nyawa kalian berdua jaminannya" ucap raja melempar pistol di depan brayen.
"Jangan mengusik jika tak ingin melihat adik mu menjadi moster" ucap raja sedangkan brayen menatap punggung raja dengan ribuan pertanyaan di otaknya.
"Ayok obatin luka kita" ajak andrey.
"Ga lucu kita selamat dari iblis itu tapi mati karena kehilangan darah" andrey membawa brayen yang hanya diam dengan pikirannya yang tidak andrey ketahui