"Buka hatimu untukku kak Praja," mohon Ardina Rezky Sofyan pada sang suami dengan penuh harap. Air matanya pun sejak tadi sudah menganak sungai di pipinya.
Pernikahan sudah berlangsung lama tapi sang suami belum juga memberinya kebahagiaan seperti yang ia inginkan.
"Namamu belum bisa menggantikan Prilya di hatiku. Jadi belajarlah untuk menikmati ini atau kamu pergi saja dari hidupku!" Balas Praja Wijaya tanpa perasaan sedikitpun. Ardina Rezky Sofyan menghapus airmatanya dengan hati perih.
Cukup sudah ia menghiba dan memohon bagaikan pengemis. Ia sudah tidak sabar lagi karena ia juga ingin bahagia.
Dan ketika ia menyerah dan tak mau berjuang lagi, akankah mata angin bisa berubah arah?
Ikuti perjalanan cinta Ardina Rezky Sofyan dan Praja Wijaya di sini ya😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bhebz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25 Rindu Berat
Maher Abdullah berjalan ke area lift untuk selanjutnya menuju ke lantai 10, dimana letak kamar yang sudah ia booking. Langkahnya begitu ringan hingga ia merasa tidak menapaki bumi.
Tak berhenti ia tersenyum dengan dada berdebar bahagia. Kepalanya sudah dipenuhi oleh bayangan tubuh Ardina dibawah kungkungannya.
Kalau jalan baik-baik sudah kucoba dan tak berhasil maka tentu saja jalan tol pun harus aku gunakan. Begitu pikirnya dalam hati.
Tring
Pintu lift pun terbuka. Ia segera keluar dengan perasaan yang tak bisa ia lukiskan. Ia terlalu senang dengan keadaan ini. Ia sangat yakin Ardina sekarang sudah berada tak berdaya di dalam kamarnya dan tentunya sedang menunggunya.
"Papa, booking kamar ya? Kirain langsung pulang."
Pria paruh baya itu langsung menghentikan langkahnya karena teguran seseorang. Ia pun berbalik dan melihat putra sulungnya juga ada di sana sedang bersama dengan Selfina, sekretaris Praja Wijaya.
"Yudha? Papa tidak lihat kalau kamu juga ikut acara ini. Dan kamu bersama seorang gadis?"
Yudha tersenyum.
"Kami bertetangga kamar dan ingin mabar bersama. Lah papa sama siapa nginapnya?"
Untuk beberapa detik Maher tak tahu harus menjawab apa. Ia tidak mungkin memberitahu kalau ia sedang bersama sekretarisnya sekarang.
"Apa bersama mama Desy?" tebak Yudha. Ia tahu kalau papanya sekarang sedang sangat mencintai istri barunya dan selalu dibawa kemanapun.
"Ah iya. Eh tidak. Papa sendirian aja. Papa malas nyetir pulang. Papa agak lelah Jadi papa putuskan untuk tidur di sini aja. Besok juga pulang." Maher tak mau ekspresi wajahnya bisa terbaca oleh putranya sendiri. Untuk itu ia cepat-cepat berlalu dari hadapanku Yudha.
Oh sial ! Kenapa saya memilih kamar di lantai ini. Bisa-bisa Yudha akan tahu apa yang terjadi padaku bersama dengan Ardina. Pria itu menggerutu kesal. Ia pun segera melangkahkan kakinya ke kamarnya.
"Jadi? Pak Maher itu papamu ya Yud?" tanya Selfina dengan wajah kaget.
"Ya, kenapa?"
"Ah nggak. Kami pernah akan menjalin kerjasama tapi malah tidak jadi atau batal." Selfina menjawab seraya tersenyum.
"Oh, gak usah dipikirin. Papa memang suka gitu sih. Nah kamar kamu yang mana?" Yudha mengabaikan pikiran-pikiran yang mulai mencurangi pria itu.
"Tuh, 1012. Dan 1013 itu kamar bos aku. Entah kemana dia, sejak tadi ngikutin istrinya ha-ha-ha. Aku ganti baju dulu ya, trus kita mabar di resto aja lapar nih."
Yudha tersenyum. Padahal ia ingin mabar bersama gadis itu di kamarnya sembari melakukan kegiatan menyenangkan.
"Apa kita tidak lebih baik mabar di kamarku atau di kamar mu saja? Kita kan bisa pesan makanan."
Selfina nampak berpikir dengan kening mengernyit.
"Ah, bahaya kali kalau kita berdua di kamar. Laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim. Aku takut. Maaf ya." Selfina mengibaskan tangannya dan langsung masuk ke kamarnya dan tak mau setuju dengan keinginan Yudha.
Sedangkan Yudha hanya bisa menghela nafasnya. Ia tidak mungkin terlalu memaksa. Ia takut gadis itu akan menyebutnya sebagai pria mesum. Tapi sungguh, ia mulai tertarik pada Selfina.
"Selfina," panggilnya saat gadis itu sudah berhasil masuk ke dalam kamarnya. Selfina membuka pintu itu sedikit lalu bertanya, "Ada apa?"
"Aku suka padamu," ujar Yudha tersenyum manis.
Selfina balas tersenyum kemudian menjawab," Aku juga suka sama kamu Yud. Tapi maaf ya, kamu tetap gak boleh masuk kamar. Bahaya, hihihi." Selfina cekikikan.
"Beneran nih, aku gak boleh masuk?" rayu Yudha lagi dengan tangan menggenggam jari-jari lembut Selfina.
"Gak boleh!"
"Kita akan ML Sel."
"Mobile Legend atau Making Love?"
"Kamu pilih yang mana sayang? Making Love kayaknya kita belum, mau ya?" bujuk Yudha dengan tatapan lurus kedalam mata hitam Selfina.
"Hihihi, gak akan maaf ya," ujar Selfina dengan tawanya yang cekikikan. Lesung pipinya sampai sangat kentara di mata pria itu.
Ia pun mendorong tubuh pria itu dari depan pintu kamarnya. Akan tetapi Yudha malah menarik tubuh gadis itu dan menggelitikinya.
Alhasil suaranya yang heboh dengan tawa itu terdengar menguasai lorong-lorong kamar yang cukup sepi itu.
Maher mendengarnya karena belum masuk ke dalam kamarnya. Akan tetapi ia tidak perduli. Ia senang kalau putranya mengikuti jejaknya. Dan itu berarti Yudha akan sibuk dengan gadis itu juga malam ini.
Membuka pintu kamar dengan sebuah kunci lain yang ia dapatkan dengan harga mahal di resepsionis, ia pun masuk dengan dada berdebar bahagia. Ia sudah tidak sabar menikmati tubuh Ardina yang sangat cantik itu.
Kosong.
"Kemana perempuan itu?!" tanyanya dengan rahang mengeras sempurna. Seluruh ruangan ia cari tapi tak ditemukannya. Ia pun menatap pergelangan tangannya.
Seharusnya, Ardina sudah terpengaruh obat itu sekarang. Tapi kemana dia?
Oh tidak? Jangan sampai orang lain yang mengambilnya dan mendahuluiku.
Oh sial!
Brengsek!
Pria itu menggerutu kesal. Tidak mungkin ia turun lagi ke lobby untuk meminta semua kamera CCTV memperlihatkannya dimana pergerakan Ardina.
Dalam diam dan marah, ia sangat menyesalkan dirinya yang sangat ceroboh.
Tapi, dimana Ardina?
Apa saya harus menelponnya?
Drrrt
Drrrt
Drrrt
Praja Wijaya membuka tas tangan istrinya dan melihat siapa yang memanggil. Ujung bibirnya sedikit terangkat dengan perasaan marah. Aku tetapi ia bukannya menjawab tetapi malah mematikannya.
Ia yakin akan membuat perhitungan dengan pria tua bangka itu yang telah berani membuat istrinya seperti ini.
Ya, sekarang Ardina bersamanya. Perempuan itu sedang ia baringkan di atas ranjangnya karena merasa kurang sehat.
Untungnya ia mengikuti kemana Ardina tadi melangkah. Sampai ia mendapati istrinya itu oleng di depan sebuah kamar yang memang berdekatan dengan kamarnya sendiri.
Ia pun langsung mengangkat tubuh lemas itu dan membawanya ke kamarnya.
"Haus," gumam Ardina dari atas ranjang itu. Praja langsung menghampirinya dan membantunya bangun. Ia memberinya minum dengan satu butir tablet obat pengar.
"Terimakasih kak," ucap Ardina dengan suara lemah bahkan sedikit serak. Ia tak mampu untuk marah ataupun membenci. Tatapannya sayu dengan perasaan gelisah.
Dan Praja Wijaya sangat tahu apa yang sedang terjadi. Ardina sejak tadi menggeliat gelisah dan bahkan merasa gerah. Hijab dan pakaiannya pun sudah ia buka sendiri.
"Kamu istirahat saja," balas Praja seraya tersenyum. Ia pun mengelus pipi Ardina dengan sangat lembut yang semakin membuat Ardina bertambah gelisah.
"Aku mencintaimu Din, aku sangat merindukanmu," bisik Praja seraya menyentuhkan keningnya pada kening sang istri.
Ardina tersenyum bahagia. Dadanya ia rasakan berdebar lebih cepat dari biasanya. Terlepas dari pengaruh obat yang dicampur oleh Maher ke dalam minumannya. Ia memang sangat rindu pada pria ini.
"A-aku,"
Praja langsung menyentuh bibir perempuan cantik itu dengan sangat lembut. Ardina pun membalasnya dengan sama lembutnya.
"Aku mencintaimu Din, sangat mencintaimu sayang," bisik Praja sesaat setelah bibir mereka berdua terlepas. Ardina tak menjawab, kali ini ia semakin terbakar.
Ia tak malu-malu membuka semua penghalang dari tubuhnya karena mereka adalah suami istri sah.
Kewarasannya hilang sudah. Hasrat yang sudah lama terpendam kini harus ia keluarkan karena bantuan obat lucknut itu.
Gambar hanya pemanis, kalau gak suka, author hapus ya😊
Dan gambarnya udah hilang, wkwkwkwk.
🌹🌹🌹
*Bersambung.
Hai readers tersayangnya othor mohon dukungannya untuk karya receh ini ya gaess dengan cara klik like dan ketik komentar agar author semangat updatenya oke?
Nikmati alurnya dan happy reading 😊
Bagi hadiahnya dong, bunga dan kopi bisa. Vote juga boleh 😂🤭