Look At Me, Uncle

"Oh, astaga Vi" ucap Clara dengan menepuk keningnya sendiri membayangkan jika apa yang ada di fikirannya benar.

"Jika iya, berarti akan ada sejarah yang terulang Ra" jawab Viona yang kini menatap Clara.

"Jangan bilang jika kamu tidak tau tentang kakak mu sendiri Vi!" ucap Clara yang kini menatap tajam sahabatnya.

"Sungguh, aku juga tidak tau semuanya Ra. Abang tertutup dan sama sekali tidak pernah cerita tentang masa lalunya. Yang ku tahu dia datang membawa Kanaya saja ...." jawab Viona yang kini duduk dengan melihat Clara dengan serius.

"Aku seakan menyusun puzzle" Ucap Clara dengan tangan yang hendak mengambil gelas air minum di meja.

"Aku lapar Vi" Ucap Clara yang kini sedang minum.

"Kamu haus Ra, kalau lapar kamu makan ini malah ambil gelas air minum!" ucap Viona yang kini menatap wajah Clara.

"Ahhh iya lupa " jawab Clara yang kini meletakkan kembali gelas di atas meja.

Viona pun hanya menggelengkan kepalanya melihat bagaimana sahabatnya kini.

"Vi, jadi kalau dia benar anak dari tante ku bagaimana ?" tanya Clara yang kini menatap Kanaya.

"Hem, lebih baik bukan" jawab Viona.

"Lebih baik gimana? yang ada papi sama mami gak akan kasih restu lah" ucap Clara yang kini melihat Viona.

"Setidaknya kamu merawat keponakan mu Ra!" jawab Viona.

"Hais, kalaupun dia bukan anak dari tante ku juga tak ada masalah Vi ...," ucap Clara yang kini nampak dengan wajah serius.

"Yang menjadi masalah memang tante ku ada masalah yang sedikit rumit dan jangan bilang jika Om Vian adalah laki-laki itu!" sambung Clara yang kini menatap wajah Viona.

"Maksud kamu apa si Ra, sungguh aku juga bingung tentang masalah percintaan abang dan asal usul anak ini" jawab Viona yang kini menatap Kanaya dengan tatapan selidik.

"Ohh, ya ampun memikirkannya saja kepala ku sakit Vi. Bagaimana jika itu adalah kebenaran yang terjadi?" ucap Clara yang kini mengacak rambutnya karna frustasi.

"Sungguh aku semakin bingung Ra, apa maksud kamu " jawab Viona

Clara pun menceritakan semua kejadian di masa lalu yang ia ketahui, tantenya yang telah menikah dan di kabarkan hamil namun tak lama kemudian ada kabar lagi jika tantenya bercerai. Sebuah cerita yang hampir atau bahkan sampai sama dengan apa yang terjadi kepada Vian. Membuat Clara dan juga Viona sama-sama menatap wajah Kanaya yang saat ini tertidur dengan pulas. Anak yang polos anak yang selalu membuat Clara dan juga Viona sama-sama menjaganya walaupun jiwanya lelah namun ada kebahagiaan tersendiri saat bersama dengan Kanaya. Merasakan kedekatan yang begitu menyatu saat pertama kali melihatnya.

Namun ada rasa yang begitu takut, jika sebuah kebenaran itu adalah kenyataan yang harus di terima.

"Jadi jika itu adalah kebenarannya maka sangat sulit untuk kalian bisa bersama Ra, apa lagi saat ini Abang dan juga Kak Nilam merencanakan pernikahan beberapa minggu lagi" ucap Viona yang kini menatap wajah Clara yang terlihat syok.

"Emtahlah Vi, tapi sungguh jika aku melihat Kanaya seakan rasa kami menyatu. Aku yang dengan sendirinya menyukai Kanaya saat pertama kali melihatnya seakan batin dan juga hati kami menyatu begitu erat" ucap Clara yang kini mengusap puncak kepala Kanaya.

"Aku tahu Ra, selain kamu menyukai anak-anak kamu juga mempunyai ikatan batin yang benar-benar tulus kepada siapa pun ..."ucap Viona yang kini menatap sahabatnya yang kini memeluk tubuh Viona.

"Siapa pun Ibunya Kanaya, jika aku dan om bersama aku akan selalu mendukung dan selalu ada di sisinya " ucap Clara yang kini tersenyum.