Sequel Uncle Bram
Wanita cantik yang bernama Zalila Aksen Hendrayan hidup bak seorang putri. Dia hidup bahagia bersama keluarga angkat yang kaya raya.
Hidupnya amat sempurna. Namun, karena kesalah pahaman antara dirinya dan om angkatnya membuat Lila harus menelan pil pahit.
Om angkatnya tega memperkosanya dan berniat membunuhnya.
Semua mimpi Lila sirna, dia pergi dengan sejuta luka. Tak ada lagi kehidupan bak seorang putri yang ada hanya Lila yang hidup berjuang untuk putranya.
Dan Om angkatnya akhirnya tau apa yang di rahasiakan Lila selama ini. Dia menyesal telah melukai Lila. Namun, penyesalan itu sia-sia, karena Lila sudah pergi jauh dan entah ada dimana.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 23
Aska maju mendekat kearah Raffael, tanpa aba-aba, dia langsung meninju pipi Raffael hingga Raffael tersungkur, dan dengan cepat Aska menindih tubuh Raffael dan menghajar Raaffael dengan membabi buta.
Aska terus meninju pipi Raffael, tak ada yang berani menghentikan Aska, bahkan Aysel hanya menangis ketika suaminya terus menghajar Raffael.
Raffael yang sudah diambang batas merasakan nyeri karna dihajar Aska, langsung mengumpulkan tenaga untuk menggulingkan Aska.
Setelah berhasil mengulingkan Aska, Raffael bangkit dengan napas tersenggal-senggal.
"Daddy, kau tega menghajar anakmu hanya demi wanita murahan yang hanya ingin harta keluarga kita!" teriak Raffael.
Bram kembali meradang saat Raffael menghina Lila. Saat dia akan maju untuk menghajar Raffael, lagi-lagi langkahnya terhenti karna Aska kembali maju dan kembali menonjok pipi Raffael.
"Dan wanita yang kau sebut murahan itu adalah wanita yang sudah mendonorkan ginjalnya dan memberi kehidupan baru untukmu!" teriak Aska dengan emosi. Sontak ucapan Aska mengagetkan semua yang tengah berada disitu.
Seketika Raffael terdiam dengan ucapan Aska, dunianya runtuh saat mendengar pernyataan daddynya. Dia mengingat semua ucapan dan perlakuannya pada Lila. Dan kini dia sadar Lila pergi karna dirinya. Karna ancaman yang dia ucapkan.
Semua sangat terkejut dengan ucapan Aska. Bram langsung maju memegan kerah baju Aska. "Apa maksud lu? apa karna Lila bukan anak kandung gue, lu tega ngorbanin anak gue demi anak lu. Dan lu liat, karna anak lu anak gue pergi!" ucap Bram dengan wajah merah padam karna amarah.
Aska melepaskan cengkramanya dengan kasar dan mencoba menjelaskan semuanya. "Apa lu pikir gue setuju kalau Lila donorin ginjal nya buat Raffael ... Enggak Bram, gue sama sekali ga setuju. Dia nyembunyiin semua sendiri, gue baru tau waktu detik-detik Lila masuk ruang operasi ... Apa lu pikir gue ngorbanin Lila demi anak gue!? lu salah Bram, gue ga pernah beda-bedain Lila, rasa sayang gue ke Lila sama kaya gue sayangke Vania, sama Tania." Aska menjelaskan dengan lantang.
Keinya maju kehadapan Raffael. Dia meninju-ninju dada Raffael. "Raffael, jika aku membuatmu kesal, kau bisa melampiaskan padaku, apa salah putriku Raffael, kau tau dia menyimpan semua ketakutannya selama 15 tahun, aku berusaha menjaga rahasia bahwa dia bukan anak kandung suamiku, tapi kau tau? ternyata dia telah mengetahui semuanya dan menyimpan semuanya seorang diri, kau menyebut putriku hanya ingin hartaku, tapi apa kau tau Raffael, dia bahkan tak membawa uang sepeserpun," keinya berucap dengan terisak. dia terus memukul-mukul dada Raffael.
Dan kali ini Raffael membiarkan kakanya memukul-mukul dadanya karna dia merasa
dia pantas untuk dihajar.
Seketika Keinya melihat kearah Riana, dia mendekat dan. Plak satu tamparan mendarat di pipi Riana. Semua kaget dengan apa yang dilakukan Keinya.
"Apa kau yang menghasut Raffael!" bentak Keinya pada Riana. Keinya tak tau menau tentang Riana, tapi melihat penampilan Riana dan Riana yang sudah memiliki anak, Keinya bisa menebak bagaimana sikap Riana.
Deri langsung menangis saat melihat bundanya ditampar, karna tak ingin putranya takut Riana langsung keluar dari rumah Aysel. Dia berharap Raffael mengejarnya namun sayang saat dia melihat kebelakang Raffael sedang terduduk lemas dan menutup wajahnya karna menangis.
Tak lama setelah Riana pergi, Keinya langsung jatuh tak sadarkan diri.
"Sayang!" teriak Bram kaget karna melihat Keinya pingsan. Dia langsung menggendong Keinya dan membawanya kekamar tamu dirumah Aysel.
Aska ikut berjongkok menyetarakan diri dengan Raffael, dia menepuk bahu Raffael.
"Raffael, kenapa kau membuat mommy dan daddy malu dihadapan kaka mu dan kaka iparmu. Raffael kau membuat kami kehilangan muka karna kelakuan mu. Daddy kecewa padamu." Aska lansung bangkit dan pergi dari hadapan Raffael dan menuju kekamarnya dia sudah tak bisa menahan tangisnya dan sampai dikamar Aska langsung menangis karna merasa semua ini adalah salahnya.
Dan kini hanya ada Aysel dihadapan Raffael, Aysel yang dari tadi diam dan menangis perlahan menghampiri Rafael yang sudah berdiri, baru saja Raffael ingin memeluk Aysel, satu tamparan kembali lagi mendarat dipipi Raffael. Kali ini rasa sakit yang dirasakan Raffael berkali-kali lipat karna dia melihat kekecewaan dimata mommynya yang bahkan selama selalu lemah lembut.
"Mulai sekarang kau bukan lagi putraku!" ucap Aysel dengan emosi, dia tak menyangka bahwa cucunya harus merasakan hal yang sama seperti saat Aska salah paham kepadanya dulu hingga dia koma saat mengandung Keinya. Dan Aysel pernah merasakan apa yang Lila rasakan sekarang.
Seketika dunia Raffael hancur saat mendengar ucapan Aysel. Tapi dia sadar ini memang kesalahannya.
"Mamih, tolong aku."
"Mamih, disini dingin."
"Mamih, aku ingin pulang."
"Lilaaa!" teriak Keinya saat bagun dari pingsannya.
tetep nyesekk