Apakah pengorbananku tidak ada artinya? Luna, untuk apa kamu pertahankan lelaki seperti itu? lebih baik tinggalkan dia! Seluruh keluarga besar Luna sudah meminta Luna untuk meninggalkan Suaminya Bram yang tak pernah menghargainya sebagai seorang istri.
Hingga Luna menyaksikan langsung pengkhianatan sang suami. Bahkan dengan terang terangan suaminya bercumbu mesra dengan wanita lain di depan mata Luna. Apakah Luna akan mampu bertahan? yuk simak ceritanya di " Pengorbananku di hargai Pengkhianatan."
origina by Morata
Ig sihalohoherlita
FB. Nolan s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Morata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 25. BARU MENYADARI _ PDHP
Luna sudah mengetahui hubungan Bram dengan Vanessa. Bram sungguh kaget bukan kepalang tak menyangka Luna datang ke rumah Vanessa, tepat saat mereka sedang melakukan hubungan intim. Rasa kaget, malu, hina semua bercampur jadi satu.
"Kata maaf yang tulus yang Bram ucapkan pun, seakan tak berarti apa-apa lagi bagi Luna. Nasi sudah menjadi bubur. Jika disuruh memilih luna atau Vanessa, Bram ingin memiliki keduanya.
Luna Sudah menemani Bram dari titik nol, Bahkan ia rela Bram ajak pindah ke kota kelahirannya ini dan memulai karir dari nol. ia pun rela memberikan semua uang tabungan miliknya untuk berinvestasi di kantor sang paman
Tapi Bram tak bisa menolak pesona Vanessa, yang begitu mampu membangkitkan semangatnya, di saat Luna mulai sibuk di rumah. Diam-diam Bram menjalani hubungan dengan kliennya sendiri yang cantik dan mempesona itu.
Semua sudah terjadi. Apa mau dikata, Bram yakin lama-lama Luna pasti mau menerima Vanessa. Luna sangat mencintai Bram dan Bram yakin Luna menerima Vanessa menjadi madunya.
Buktinya kemarin malam ia sudah mulai bersikap manis dan memintanya untuk menandatangani surat perjanjian itu. Iya walaupun pagi tadi mereka kembali bertengkar. Luna masih labil Mungkin, karena ia butuh waktu untuk menerima kenyataan.
Siang ini Vanessa memintanya untuk menemani belanja di sebuah mall di pusat kota. Tentu dengan senang hati Bram menemaninya. Vanessa selalu tampil cantik di depan Bram. Sikap manja Vanesa yang Bram Sukai. Bahkan tanpa rasa malu ia memperlihatkan pada khalayak ramai, membuktikan bahwa ia begitu bangga saat bersama dengan Bram. Itu membuat Bram merasa gagah
Vanessa sedang memilih beberapa potong baju di sebuah toko baju. Sesekali ia memperlihatkan kepada Bram baju yang ia pilih dan meminta pendapat Bram.
"Kalau yang ini bagus nggak Mas?" tanyanya lagi. Entah ini baju yang ke berapa kalinya yang ia tunjukkan pada Bram. Sudah pasti Bram selalu menjawab bagus. Karena Bram tak tahu trend fashion wanita seperti apa. Semua terlihat bagus di matanya.
Cukup lama Vanessa memilih-milih baju, hingga Bram merasa haus.
"Vanessa, Mas ke toko sebelah ya, mau cari air mineral Mas haus." ucap pada Vanessa yang masih asik membeli baju, tampak sudah ada beberapa potong baju sudah di tangannya.
"Iya Mas, jangan lama-lama ya." sahutnya menoleh sebentar dan tersenyum kemudian kembali memilih baju.
Bram melenggang keluar toko baju untuk membeli minuman. Saat hendak membayar air mineral yang ia beli, ternyata uang cash di dompetnya tinggal dua ratus ribu. Uang itu sudah pasti tak cukup untuk membayar belanjaan Vanessa. Tanpa pikir panjang, Bram berjalan mencari ATM untuk menarik uang cash.
Bagai tersambar petir di siang bolong. Saat ini rekeningnya hanya tinggal lima juta. Ini sama sekali tidak ada seperempat dari saldo sebelumnya. Seketika detak jantung Bram berdegup sangat kencang. Matanya membulat sempurna melihat layar mesin ATM di hadapannya.
Kaki Bram pun menjadi lemas bagai tak bertulang. "Apakah uangnya hilang begitu saja?" rasanya tak mungkin.
"Tunggu, apa ini ulah Luna? hanya Luna satu-satunya orang yang tahu isi saldo ataupun PIN ATM Bram, dan mobile banking milik Bram.
"Arghh. Bram geram sendiri melihat ulah istrinya. Bram kembali Menatap layar mesin ATM dan cek mutasi. Ternyata benar ada riwayat transaksi dua hari lalu. Tak salah lagi Ini pasti ulah Luna.
Beruntung Luna tidak sampai mengambil habis uang di rekening Bram. Setidaknya Bram masih bisa membayar belanjaan Vanessa hari ini. Biarlah urusan Luna akan diselesaikan nanti setelah sampai di rumah.
Bram segera menarik uang dua juta uang cash dan kembali ke toko baju tempat Vanessa berbelanja. Ia pasti sudah menunggu
"Mas Bram, Kamu ke mana aja sih, beli minuman aja lama banget?" rajuknya
"Maaf ya Sayang, tadi Mas sekalian cari ATM. jadi agak lama. Kamu sudah selesai belanjanya?"
"Udah dong, jangan ngambek." rayu Bram mencolek pipi mulusnya. Ia sedikit tersipu, Karena beberapa SPG tokoh tersebut melihat mereka.
"Sudah tuh di kasir tinggal bayar." Vanessa menunjukkan dengan dagunya.
"Berapa totalnya semua Mbak?" tanya Bram pada petugas kasir, Setelah semua belanjaan Vanessa selesai di scan
"Totalnya jadi tiga juta Pak." jawabnya
Deg!
Uang cash yang Bram pegang di ATM tadi tidak cukup untuk membayar belanjaan Vanessa. Bram sedikit gugup melihat isi dompetnya.
"Kenapa Mas? bukannya kamu tadi abis ambil uang di ATM? kenapa bingung gitu?" tanya Vanessa. Mungkin melihat ekspresi Bram.
"Nggak apa-apa sayang."
" Mbak kartu debit bisa Mbak?"
ucap Bram menyerahkan kartu atm-nya pada wanita cantik bertugas kasir itu.
"Bisa Pak." jawab petugas kasir
"Mas bukannya kamu tadi abis ambil uang di ATM? kok nggak bayar pakai uang cash aja sih." tanya Vanessa saat melihat Bram memberikan kartu debit.
Bram tidak menghiraukan pertanyaan Vanessa. Biar nanti saja ia jelaskan.
Bersambung.....
hai hai redears dukung terus karya author agar outhor lebih semangat untuk berkarya trimakasih 🙏💓🙏
JANGAN LUPA TEKAN, FAVORIT, LIKE, COMMENT, VOTE, DAN HADIAHNYA YA TRIMAKASIH 🙏💓
JANGAN LUPA MAMPIR KE KARYA EMAK