NovelToon NovelToon
Pendekar Sembilan Pedang

Pendekar Sembilan Pedang

Status: tamat
Genre:Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Dendam Kesumat / Tamat
Popularitas:2.4M
Nilai: 4.5
Nama Author: Nnot Senssei

Novel Xianxia ini menceritakan tentang kisah perjalanan seorang anak dari pedesaan yang bernama Qiao Feng.

Anak itu mempunyai cita-cita ingin menjadi pendekar terkuat dan nomor satu di Kekaisaran Yuan.

Sayang sekali, untuk menggapai cita-cita itu tidaklah mudah. Qiao Feng harus rela menjalani kehidupan yang berliku dan penuh dengan cobaan berat.

Mulai dari penyerangan terhadap sektenya, misteri dalam dunia persilatan, gangguan dari para pendekar aliran sesat, maupun kekacauan di negerinya sendiri.

Bagaimana kisah lengkapnya? Apakah Qiao Feng berhasil menghadapi semua cobaan itu? Apakah impiannya akan terwujud?

Mari ikuti kisah perjalanannya dalam novel yang berjudul Pendekar Sembilan Pedang!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nnot Senssei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesan Singkat Pertapa Cahaya Putih

"Bagus," kata Pertapa Cahaya Putih sambil tersenyum dengan hangat. "Siap tidak siap, kau harus tetap siap, Feng'er. Semua yang kau alami selama ini hanyalah awal. Perjalananmu masih sangat panjang. Kelak, kau mungkin akan bertemu dengan kesedihan dan kepedihan yang lebih mendalam. Kau juga akan bertemu dengan kebahagiaan yang jauh lebih bahagia dari apa yang kau bayangkan sekarang,"

"Maka dari itu, bersiaplah untuk bertemu dengan sesuatu yang tidak pernah kau temukan sebelumnya. Bersiaplah berjumpa dengan pengalaman-pengalaman baru yang tidak pernah kau jumpai di masa lalu. Inilah kehidupan. Kehidupan selalu mengajarkan hal-hal baru kepada manusia. Untuk tahap selanjutnya, itu tergantung diri kita sendiri,"

"Saat kau merasa sedih, jangan pernah terlalu berlarut-larut. Sebab malam pun ada siangnya, maka kesedihan pun akan ada akhirnya. Ketika kau merasa bahagia, jangan sampai dirimu terlena. Karena sejatinya kebahagiaan itu juga akan sirna. Di dunia ini tidak ada yang tetap, semuanya bisa berubah seiring berjalannya waktu,"

Sepanjang Pertapa Cahaya Putih menjelaskan makna-makna kehidupan dengan singkat, selama itu pula Qiao Feng tidak bicara walau sepatah kata pun. Dia tetap mendengarkan dengan seksama apa yang disampaikan oleh guru tercintanya itu.

"Sejauh ini, apakah kau bisa mengerti?" tanya Pertapa Cahaya Putih lebih lanjut.

"Ya, selayang aku mulai mengerti guru. Aku akan mengingat semua yang kau sampai barusan," jawab Qiao Feng dengan tegas.

"Baiklah," katanya sambil mengangguk. "Waktu sudah larut malam. Lebih baik kau pergi istirahat selayang juga,"

Pemuda itu menurut. Dia segera bangkit berdiri dan langsung berjalan ke arah Pembaringan Dewa Es. Selama tujuh tahun ini, memang pembaringan ajaib itulah yang menjadi tempat tidurnya.

Jadi tidak heran apabila setiap hari, kekuatan Qiao Feng akan terus bertambah.

Sedangkan Pertapa Cahaya Putih sendiri, dia justru tidak segera tidur. Tiba-tiba saja ia mengibaskan tangan kanannya.

Di atas meja yang cukup lebar itu tahu-tahu sudah muncul beberapa guci arak berukuran besar. Dengan cepat dirinya meminum arak yang sudah tersedia.

Dia ingin menikmati detik-detik terakhir di dunia ini dengan melakukan hal-hal yang ia senangi. Dan minum arak adalah salah satunya.

Pertapa Cahaya Putih benar-benar menghabiskan semua guci yang ada. Dia menenggak tetesan arak terakhir tepat ketika pagi sudah datang menjelang.

Seperti yang biasa dilakukan, ia kemudian berdiri dan berjalan keluar. Begitu tiba di mulut goa, Pertapa Cahaya Putih lalu menghirup nafas sepanjang dan selama mungkin.

Dia seneng menghirup udara di pagi hari. Baginya, udara pagi hari terasa sangat sejuk dan menenangkan jiwa. Selama hidup di dunia, setiap hari ia pasti melakukan hal tersebut.

Sekitar tiga puluh menit kemudian, Pertapa Cahaya Putih kembali masuk ke dalam goa. Saat itu kebetulan Qiao Feng pun sudah bangun dari tidurnya.

"Selamat pagi, guru," ujarnya menyadap sambil memberi hormat.

"Selamat pagi, muridku," jawab Pertapa Cahaya Putih sambil tersenyum. "Cuaca pagi ini sangat cerah, Feng'er. Sangat cocok apabila kau melakukan latihan,"

"Oh, benarkah?" Qiao Feng berseru girang. "Kalau begitu, sekarang juga aku akan berlatih,"

Anak muda tersebut kemudian berjalan keluar. Begitu dirinya tiba di tengah halaman, Qiao Feng melakukan apa yang dilakukan oleh Pertapa Cahaya Putih sebelumnya.

Beberapa saat kemudian, dia mulai berlatih. Pukulan dan tendangan yang mengandung tenaga dalam segera digelar keluar. Angin tajam berhawa panas yang berhembus keluar membuat daun-daun kering berterbangan.

Setelah menghabiskan kurang lebiu lima puluh jurus, tiba-tiba Qiao Feng melompat tinggi ke atas. Sebelum kedua kakinya menginjak tanah kembali, ia lalu mengeluarkan Pedang Dewa Harimau yang tersimpan di punggungnya.

Wutt!!! Sringg!!!

Cahaya merah terang melesat keluar. Tebasan pedang pertama yang dilancarkan dengan telak mengenai dua batang pohon cukup besar. Bunyi menggelegar segera terdengar jelas.

Dua batang pohon yang menjadi sasaran itu langsung hancur berkeping-keping.

Tidak berhenti sampai di situ saja, Qiao Feng terus melanjutkan latihannya dalam bermain pedang. Meskipun kemampuannya sudah tinggi, tapi menurutnya latihan seperti ini harus terus dilakukan.

Tujuannya tak lain adalah untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang masih mungkin bisa ditemukan di dalamnya.

Ketika Qiao Feng sedang konsentrasi penuh melakukan latihan ilmu pedangnya, tiba-tiba saja sekelebat cahaya putih mendadak meleset dari dalam goa sana.

Wungg!!! Trangg!!!

Sebatang pedang energi tahu-tahu telah berbenturan dengan Pedang Dewa Harimau milik Qiao Feng. Dia terkejut karena tidak pernah menyangka akan hal ini.

Begitu melihat lebih seksama, rupanya di sana sudah ada Pertapa Cahaya Putih yang sedang tersenyum ke arah dirinya.

"Lihat pedang ini!"

Orang tua itu berkata dengan serius. Tepat ketika ucapannya selesai, dia langsung melanjutkan serangannya.

Pedang energj yang digenggam di tangan kanan itu tahu-tahu sudah bergerak dengan sangat cepat. Cahaya putih keperakan mengancam seluruh tubuh Qiao Feng.

Tanpa mengenal rasa takut, dengan cepat dia menangkis serangan itu menggunakan senjata pusaka miliknya.

Latih tanding di tengah halaman itu segera terjadi. Qiao Feng tidak mau kalah dari gurunya, dia mulai meningkatkan kekuatan dalam setiap serangannya.

Suara angin tajam terdengar keras. Hawa pedang yang dia ciptakan berhasil membuat udara robek.

Pertapa Cahaya Putih tersenyum kembali. Dia pun mulai mengimbangi gerakan muridnya.

Para saat pertarungan sedang berlangsung sengit, tiba-tiba orang tua itu menghilang dari pandangan mata. Dia lenyap begitu saja.

Qiao Feng sempat kebingungan. Namun dengan cepat dia mengetahui di mana gurunya berada.

Wutt!!!

Dia melakukan gerakan berputar. Pedang Dewa Harimau ditebaskan sampai ke belakang. Suara nyaring kembali terdengar. Rupanya pada saat itu Pertapa Cahaya Putih berniat untuk menusuknya. Untunglah Qiao Feng bisa tahu lebih dulu. Sehingga dia dapat menyelamatkan diri.

"Harimau Meraung Keras!"

Grrr!!!

Angin berhembus kencang. Suara raungan harimau yang sedang marah terdengar menusuk telinga. Bersamaan dengan kejadian tersebut, Qiao Feng kembali melancarkan serangkaian serangan yang sangat cepat.

Tebasan dan tusukan pedang datang secara bergiliran. Pertapa Cahaya Putih dibuat kelabakan untuk beberapa saat.

Tapi sepuluh jurus kemudian, orang tua itu sudah bisa mengembalikan posisinya. Pertarungan kembali berlangsung seru dan seimbang.

Kali ini giliran Qiao Feng yang dicecar oleh gempuran serangan Pertapa Cahaya Putih. Hawa pedang terus menyelimuti seluruh tubuh. Pedang energi yang diciptakan oleh Pertapa Cahaya Putih seolah-olah berubah menjadi banyak.

Qiao Feng sedikit kebingungan. Konsentrasinya mulai berkurang. Untunglah hal itu hanya terjadi sesaat.

Masih dengan jurus yang sama, tiba-tiba ia melakukan gerakan menggunting sambil melompat tinggi.

Serangan balasan yang ia berikan bukan hanya itu saja. Malah tangan kirinya juga ikut ambil bagian. Telapak tangan didorong ke depan, hawa panas langsung menyembur dengan deras.

Dsss!!!

Adu telapak terjadi. Pedang energi milik Pertapa Cahaya Putih langsung lenyap. Pertarungan latih tanding itu pun segera berakhir.

"Bagus, Feng'er. Kemajuanmu benar-benar pesat," pujinya sambil menarik telapak tangan.

1
Megi Mariska
Hadeh mulai bucin2 an 😑😑😑😑😬😬😬😬
Bukan nya fokus kekuatan dulu, penuhi janji2 loe dulu malah mikir cewe 🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️
Megi Mariska
Ceritanya makin bluder ... Terlalu di dramatisir... Pake acara penurunan ranah kekuatan... Banyak janji yg belum di penuhi... KAPAN KUAT NYA ...??? 🙄🙄🙄🙄
G. sulitan
umur mc ketuaan utk bertualang..!! ga seru
Megi Mariska
1 vote untuk mu Thor... 💕💕
Megi Mariska
Bukannya MC nya juga udah di ranah pendekar alam nirwana 2... ??? Kan sama aja dengan Caping Kuning ...??? 🤔🤔🤔🤔
Pendi
pendekar sampah sama aithoenya jg sampah,goblok skip lh habisin paket aja
Pendi
Mc bodoh di banggakan
Budi Purdan
terlalu banyak omong
Budi Purdan
bodoh t aneh Qiao Feng
Darwito
fiic
Darwito
xuhxv
Darwito
duux
Darwito
ywywyw
Darwito
poi
Darwito
xixijx
Darwito
d7duxix
Darwito
urururu
Darwito
tyeue
Darwito
uxuxjx
Darwito
ysys
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!