Aminah tidak pernah menyangka bahwa dia akan dijodohkan dengan anak konglomerat tapi tidak pernah mencintai nya sedikitpun bahkan dia pun juga tidak pernah mencintai pria itu.
Saat dirinya tahu bahwa calon suami konglomerat nya itu berselingkuh dengan seorang artis terkenal, dia hanya bisa menahan gejolak hati nya yang tersakiti.
Aminah sadar bahwa dia tidak pernah mencintai calon suaminya tetapi rasa sakit karena pengkhianatan cinta sang calon suami konglomerat nya membuatnya menjadi berani dan mengambil sebuah keputusan yang sangat besar dalam hidupnya.
Takdir cinta Aminah terjadi...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Antara aku dan dirinya
Aminah menundukkan kepalanya, masih terdiam tanpa mengalihkan pandangannya dari lantai.
"Bagaimana kamu mengajari anakmu itu ? Dia sudah membuat malu aku, Jannah !", ucap tuan Salman Sheikh.
"Maafkan aku, baba..., sungguh kami tidak memiliki maksud lainnya, aku tidak tahu siapa perempuan itu", sahut Jannah Sheikh.
Wanita yang tengah mengenakan saree ungu itu terlihat ketakutan.
"Taruh dimana mukaku ini ? Apa yang mesti aku katakan kepada nyonya Kapoor tentang ini, Jannah ?", kata kakek Salman.
"Maafkan kami...", sahut Jannah Sheikh tertunduk.
"Seharusnya dia sadar jika perbuatannya mempermalukan seluruh keluarga Sheikh. Dan tidak pahamkah dia dengan kelakuannya itu yang akan mengundang masalah !", kata kakek Salman Sheikh.
"Aku tahu itu, baba...", ucap Jannah Sheikh malu.
Wajah Jannah Sheikh terasa tertampar keras oleh kata-kata tuan Salman Sheikh yang membicarakan tentang tabiat putranya.
"Apa dia sengaja mengundang kontroversi besar di seluruh awak media ?", kata kakek Salman Sheikh dengan nada tinggi.
"Tidak, baba. Shaheer tidak akan berani mempertaruhkan nama baik keluarga dengan melakukan kontroversi yang menghancurkan keluarga Sheikh", sahut Jannah Sheikh.
"Tidak !? Tidak, katamu !? Apa kamu sedang bersandiwara ? Apa kau tidak melihatnya tadi ?", kata kakek emosi.
"Benar, baba...", isak tangis Jannah Sheikh dengan tangan bergetar hebat.
"Cukup membualnya, Jannah ! Aku bosan dengan kebohongan kalian !", ucap kakek.
Aminah merasa jengah mendengar pertengkaran yang terjadi antara tuan Salman Sheikh dan putrinya.
Gadis berhijab itu lalu berjalan pelan sambil berpamitan.
"Maaf... Aku mohon pamit ke kamar...", ucap Aminah.
"Aminah !", panggil kakek Salman Sheikh.
"Iya, kakek", sahut Aminah tertunduk.
"Sarapanlah dulu sebelum kamu ke kamarmu, nak ! Dan maafkan atas kelakuan Shaheer Sheikh, nak !", kata kakek Salman.
Pria berturban di kepala itu lalu mengangkat kedua tangannya ke atas dada dan meminta maaf pada Aminah.
"Maafkan kami, nak !", ucap kakek.
Aminah terdiam tanpa banyak kata, dia berlari cepat meninggalkan ruangan keluarga.
Menaiki setiap anak-anak tangga sambil menangis tertahan.
"Lihat ulah anakmu itu !", kata kakek Salman.
Semua menoleh ke arah Aminah yang berlari ke lantai atas.
"Maafkan aku, baba...", ucap Jannah Sheikh menangis.
"Bawa anakmu pergi dari rumah ini jika dia tidak menuruti perkataanku untuk menikahi Aminah ! Dan jangan harap kalian memperoleh hak warisan dari keluarga Sheikh !", kata kakek bersungut-sungut.
"Ampun, baba ! Ampuni kami !", jerit Jannah Sheikh.
Wanita itu lalu bersujud di kaki kakek sambil memegangi salah satu kaki tuan Salman Sheikh.
Air mata Jannah Sheikh beruraian di wajahnya yang cantik.
Memohon belas kasihan atas kesalahan putra kesayangannya yang telah membawa mereka ke dalam kesengsaraan.
"Ampun ! Ampun !", isak tangis Jannah Sheikh berulang-ulang.
"Aku tidak tahu harus berkata apa lagi, semua sudah aku lakukan yang terbaik untuk putramu agar dia memiliki masa depan", ucap kakek Salman sedih.
"Maafkan kami, baba...", rintih Jannah Sheikh yang terus menangis.
"Aku benci harus mengatakannya tetapi jika dia tidak memenuhi kriteria sebagai pewaris dari keluarga Sheikh maka aku terpaksa melepaskannya, Jannah", sahut kakek.
"Beri dia kesempatan, baba !", pinta Jannah Sheikh.
Tuan Salman Sheikh memejamkan kedua matanya, jelas terlihat raut kekecewaan di wajahnya atas kelakuan Shaheer Sheikh.
Dia berharap besar kepada Shaheer Sheikh akan masa depan keluarga besar Sheikh.
Namun, tuan Salman Sheikh telah dikecewakan oleh sikap Shaheer Sheikh yang telah menunda pernikahan yang disusun oleh tuan Salman sehingga pria tua itu sangat terpukul.
"Kesempatan itu bukan aku yang memberikannya tetapi Shaheer sendirilah yang harus membuat kesempatan itu ada untuknya", ucap kakek.
"Tolong aku, baba...", pinta Jannah Sheikh.
"Maaf bukan datangnya dari aku melainkan dari Aminah jika gadis itu sampai pergi dari sisi Shaheer maka aku tidak dapat menolong kalian lagi, Jannah", kata kakek.
Tuan Salman Sheikh menjauhkan kedua tangan Jannah Sheikh yang memegangi erat-erat kakinya.
Kakek lalu pergi dari ruangan keluarga menuju kamarnya.
Sebelum dia ke kamarnya, kakek Salman berpesan pada Raaida.
"Tolong kamu antarkan makanan untuk Aminah ! Dan bawakan aku juga sepiring sarapan ke kamarku, Raaida !", ucap kakek Salman.
"B--baik, tuan besar !", sahut Raaida ketakutan.
Tuan Salman Sheikh berlalu dari hadapan semuanya, kembali ke kamar pribadinya.
Suasana menjadi hening sekali ketika semua orang telah pergi ke ruangannya masing-masing.
Hanya tinggal Jannah Sheikh yang masih terduduk lemas di lantai ruangan.
Menangis sesenggukan menahan malu atas kelakuan putra kesayangannya, Shaheer Sheikh.
"Ya Allah..., lindungi kami...", ucap Jannah Sheikh letih.
Di kamar Aminah...
Tampak duduk Aminah di dekat jendela kamarnya yang terbuka tirainya.
"Ya Allah...", desah Aminah.
Aminah mengusap kedua matanya yang basah oleh air mata.
Kedua tangan Aminah bergetar kencang menahan kesedihan hatinya yang terluka.
"Memang perempuan asing itu..., memang benar jika mereka sangat dekat !", ucap Aminah.
Aminah menggertakkan giginya dengan menahan tangisannya yang akan meledak kencang.
"Apakah aku berada diantara hubungan keduanya ? Siapa diantara kami berdua yang sebenarnya dia pilih ?", ucap Aminah.
Aminah menangkupkan kedua tangannya di wajahnya sambil menangis.
"Aku tidak punya cinta untuknya tetapi hatiku teriris sakit...", pekik Aminah.
Aminah membungkukkan badannya dan terus menangis sedih.
"Apakah aku terluka karena harga diri ? Atau aku hanya merasa malu ?", ucap Aminah.
Tatapan Aminah berubah kosong.
Tidak ada harapan yang terpancar dari kedua mata gadis cantik itu.
Dia merasa tubuhnya mati rasa, tidak ada lagi sebuah impian masa depan untuknya.
Sebuah impian akan pernikahan yang bahagia sudah tidak ada lagi bagi Aminah, harapan itu seolah-olah sirna dari hidupnya.
Semenjak Shaheer Sheikh membuat harapan hidupnya sebagai seorang perempuan yang bahagia hancur berkeping-keping bagaikan pecahan kaca.
"Ya Allah... Ampuni atas dosa-dosaku sehingga aku memiliki luka ini...", rintih Aminah.
Aminah terbaring dengan meringkukkan tubuhnya sambil menangis tersedu-sedu.
"Kenapa kamu membuat luka yang seharusnya tidak aku dapatkan darimu, Shaheer ?", bisik tangis Aminah. "Aku sangat membencimu... Shaheer...", sambungnya.
Aminah menutupi wajahnya dengan lengannya sedangkan bibirnya kering karena menangis.
"Mathair... Apa yang harus aku lakukan, mathair ? Maafkanlah aku, mathair...", isak tangis Aminah.
Kepala Aminah terasa pening kembali menyebabkan dia jatuh tertidur karena lelah menangis.
"Mathair...", gumam Aminah sambil terpejam.
Hari itu menjadi awal hari yang sangat buruk bagi Aminah.
Melihat calon suaminya membawa perempuan asing ke rumah tanpa memperdulikan perasaannya.
Haruskah Aminah tetap tinggal ataukah dia pergi dari kehidupan keluarga Sheikh yang telah melamar dirinya sebagai calon mantu keluarga Sheikh.
Aminah terlelap karena letih menangis.
Dia tertidur dengan perut kosong, tidak tahu harus bagaimana melewati hari-harinya nanti di keluarga Sheikh sedangkan acara pertunangannya sebentar lagi.
Tinggal menghitung hari maka Aminah akan resmi menjadi tunangan Shaheer Sheikh, pria yang telah memberinya duri dalam hidupnya.
Sekalian rekomen buat yang kesusahan nyari novel yang seru dan bagus, mending coba baca yang judulnya Caraku Menemukanmu