Violetta adalah gadis cerdas dan perfecsionist yang sangat bekerja sebagai asisten pribadi seorang CEO muda. Wajahnya yang cantik dia tutup dengan kacamata yang selalu di pakainya dan tai lalat kecil di pipi sebelah kirinya. Sehingga kecantikannya semakin tak terlihat.
Sedangan Adrian Cadieux adalah CEO perusahaan nuklir milik Victor Cadieux ayahnya. Sikapnya yang dingin dan tertutup membuat para wanita berbondong-bondong mendekatinya. Apalagi parasnya yang tampan sangat mendukung.
Hai.. hai.. reader.. 🥰
Ketemu lagi dengan Andrian.
Tapi yang belum baca Kisah Adrian kecil, mohon di baca dulu biar gag nyambung ceritanya sama yang ini.
Othor gag akan bikin belibet ceritanya kok.
Konfliknya tak terlalu lama sampek panjang kayak jembatan Fransisco Malaiholo kok.
Jadi cus ikuti karya othor yang lain.
Yang suka bisa lanjut, yang gag suka bisa cus cari novel yang kalian suka aja. Othor memang masih menjadi othor-othoran yang perlu banyak belajar. 😁😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shakila Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ada apa dengan tuannya ini?
"Adrian malam ini kau tampan sekali. Kau datang dengan siapa?" tanya Monica pada Adrian yang memang dia lihat sedari tadi hanya sendiri saja.
"Aku datang bersama asistenku. Paman sudah lama?" sapa Adrian saat melihat Alfonso mendekat.
"Tidak, kami baru saja sampai." jawab Alfonso yang ikut bergabung di meja Adrian dan yang lain. Mereka sibuk membahas bisnis. Sedang Monica sibuk mengganggu Adrian.
"Adrian. Kenapa kau tak mengajakku untuk datang ke sini? Aku bisa menemanimu." Meski Monica baik. Tapi lama-lama dia juga tak suka dengan Vio. Karena Adrian selalu saja bersama Vio. Dan lagi Adrian suka sekali mencuri pandang pada Vio.
Bukannya Monica tak mengetahui hal itu. Dia wanita yang suka pada Adrian. Jelas perasaannya peka akan hal itu. Jika Adrian menyukai Vio.
"Aku hanya tak ingin merepotkanmu. Lagi pula kebetulan ada Vio, jadi sekalian aku mengajaknya." jawab Adrian santai.
"Aku tak masalah jika kau merepotkanku Adrian. Aku justru sangat senang. Aku sangat berharap kau mengajakku." jawab Monica dengan wajah sedihnya.
"Maaf Monica. Sudah aku katakan. Jangan mengharapkan lebih padaku. Karena aku tak ingin menyakitimu. Aku masih tak memiliki perasaan padamu. Maafkan aku." jawab Adrian tegas namun masih lembut pada Monica. Karena Monica memang baik. Dan Adrian tak ingin menyakitinya.
Dia kembali mencari keberadaan Vio. Cepat sekali menghilangnya asisten.nya ini. Saat mata itu terus mencari, dia menangkap Vio sedang asyik mengobrol dengan Marco. Sial!
Awalnya ingin Adrian biarkan saja. Tapi lama-lama tak kuat juga jika melihat Vio dekat-dekat dengan pria seperti itu. Dengan cepat Adrian berdiri dan berjalan menuju Vio dan Marco.
"Vio apa yang kau lakukan? Aku mencarimu dari tadi." ucap Adrian yang sudah berdiri di belakang Vio dan Marco.
"Maaf tuan, saya hanya minum saja. Apa saya salah tuan?" ada apa dengan tuan.nya ini? Heran sekali Vio. Tak bisa apa membiarkan Vio santai sedikit.
"Hei Demian. Kau datang dengan Vio? Nanti boleh ya biar aku yang mengantarkan Vio?" ucap Marco dan membuat Vio tersenyum.
"Maaf, aku masih ada urusan dengannya. Vio kita pulang sekarang. Masih ada yang harus kita lakukan." ucap Adrian. Dan Vio mencibir kelakuan tuan.nya yang satu ini.
"Tuan Marco saya pamit dulu. Selamat bersenang-senang tuan." ucap Vio dengan tersenyum ramah pada Marco. Dan senyum itu sungguh membuat Marco suka. Tapi Adrian tak suka!
"Hati-hati cantik. Semoga mimpi indah ya malam ini." jawab Marco dengan senyum tampannya. Vio ikut tersenyum dan menunduk pergi pada Marco.
"Kami pergi dulu Marco." pamit Adrian dan cepat-cepat mengikuti Vio dari belakang. Tanpa tau jika ada yang bersedih di belakang mereka.
'Apa kau memang menyukai asistenmu itu Adrian? Apa tak ada lagi kesempatanku untuk memilikimu?' ucap Monica dalam hatinya.
Padahal sudah lama dia menyukai Adrian dan terus mengejar Adrian. Tapi kenapa sepertinya sia-sia saja?
"Vio tunggu aku." teriak Adrian karena Vio terus saja berjalan menuju parkiran tanpa menggandengnya atau menunggunya. Untuk apa?
'Ada apa sih dengan tuan Adrian ini? Kenapa selalu membuatku susah?' tanya Vio dalam hatinya.
Sejak Vio mulai masuk kerja kembali kenapa Adrian menjadi seperti mengekang dirinya. Vio tak boleh ini. Vio tak boleh itu. Harus menunggu dan menemaninya. Ada apa dengan Adrian ini?
"Kalau aku memanggilmu jawab Vio!" bentak Adrian saat menarik Vio. Sehingga posisi mereka berhadap-hadapan dan itu sangag dekat sekali. Sampai jantung Vio berdebar karena melihat wajah Adrian yang tampan dari jarak yang hanya 3 cm saja.
"Maaf tuan." ucap Vio yang langsung mundur dengan cepat dari Adrian.
"Kalau aku bicara lihat mataku. Aku memanggilmu kau tak menjawabku. Ada apa denganmu?"
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORITE DAN HADIAH YA KAKAK. TERIMA KASIH ❤❤❤❤❤